"Jung Jesun!! Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau seceroboh itu?!" gadis itu mengomel pada dirinya sendiri sambil terus mengacak rambutnya.
"Astaga! Bagaimana bisa aku melakukan ini? Semua yang sudah ku kerjakan menghilang. Huwaa" gadis itu teriak lagi.
Jung Jesun mahasiswi jurusan sastra tingkat akhir. Ia ingin menjadi seorang novelis atau pembuat skenario. Tapi sungguh, cerita yang dia buat selalu membosankan bagi yang membacanya. Salah satu-- ah bukan! Ketiga sahabatnya adalah korban dari novel membosankan itu.
"Jesun-ah!" terdengar sebuah suara memanggilnya dari bawah.
Jesun menghentikan kegiatannya dan segera berlari ke bawah. Ternyata yang memanggilnya adalah sahabat karibnya.
"Jesun, lihat ini! Kau memenangkan undian berhadiah!" Seru sang gadis bertubuh mungil dengan rambut hitam panjang. Ia bernama Kim Seohyun.
"Hadiah?! Bagaimana bisa? Aku tidak pernah mengikuti undian apapun" jelas Jesun.
Ketiga sahabat itu terlihat panik.
"Itu hmm--"
"-sebenarnya Seohyun pernah mendaftarkanmu dalam sebuah undian dengan hadiah utama liburan ke Jepang" jawab gadis berambut pendek dengan style tomboy-nya, yaitu Han Yemin.
"Benar itu. Seohyun mendaftarkanmu waktu itu. Kau kan belum pernah ke luar negeri, jadi dia berfikir untuk mendaftarkanmu dengan harapan kau menang. Lagipula semua ini gratis" kini giliran gadis berambut coklat yang menjawabnya. Ia adalah Kim Yomin.
Jesun membolak-balikkan tiket itu. Melihatnya dengan sangat teliti.
"Apa benar ini semua gratis?" Tanya Jesun lagi.
Ketiga sahabatnya saling berpandangan.
"Tentu saja semua itu gratis" ujar Yemin.
Yomin dan Seohyun mengangguk.
"Bagaimana dengan tempat tinggal disana? Dimana aku tidur?".
"Ya ampun Jesun, tentu saja kau akan tinggal di hotel bintang 5" -Yomin.
Jesun terlihat berpikir sebentar. Ia sedang menimbang-nimbang hadiah tersebut. Haruskah ia terima atau tidak.
"Tidak tidak! Aku tidak mau ke Jepang. Kalian saja yang pergi kesana, aku tidak mau meninggalkan rumahku" tolak Jesun.
"Bagaimana bisa kau seperti itu? Bukankah kau pernah bilang jika kau belum pernah ke luar negeri? Apa kau ingin membuang kesempatan ini?" Jelas Yomin.
"Tapi jika aku pergi, siapa yang akan menjaga rumah ini? Siapa yang akan membereskan rumah ini?".
"Kenapa harus di jaga? Bukankah tak akan ada orang yang akan mengangkutnya? Rumah ini juga tak akan lari dengan sendirinya" jawab Yemin.
"Baiklah kalo begitu aku akan pergi. Jepang, i'm coming!" Teriak Jesun.
Ketiga sahabat itu tersenyum lega sekaligus merasa bersalah.
"Kami akan membantumu berkemas" ujar ketiganya dengan kompak.
***
"Hyung, pesawatnya akan berangkat sebentar lagi" ujar pria tinggi dengan hidung mancung.
"Hm" hanya gumaman yang keluar dari mulut pria itu.
"Yak hyung! Bisakah kau memberi jawaban yang lain?" gerutu pria tinggi itu.
Sementara pria yang baru saja di tegur hanya tersenyum tipis.
"Astaga Joshua Hong! Aku ini marah padamu, tapi kenapa kau malah tersenyum?!"
Lagi-lagi pria tadi -Joshua- hanya tersenyum. "Lalu kau mau aku bagaimana, Lee Dokyeom? Bukankah kau sudah tau semua tentangku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House ( Seventeen Joshua ) [END]
Fanfiction"Bagaimana jadinya jika seorang gadis biasa terikat pernikahan dengan seorang pewaris perusahaan terkenal hanya karena sebuah rumah? Dengan sifat yang bertolak belakang, apakah mungkin cinta akan tumbuh di antara keduanya?" Ff ini terinspirasi dari...