"Yak! Siapa kau berani-beraninya berteriak di rumahku huh?!" Teriak Joshua dari atas sambil menuruni tangga.
Jesun berbalik dan menemui seorang pria yang menyebalkan.
"Kau!!" Pekik Jesun.
-------------------------------------------------------------
"Hey gadis aneh, sedang apa kau disini?" Tanya Joshua dengan nada yang tak enak di dengar.
"Apa dia bilang aku gadis aneh? Dasar kucing--garong!".
"Yak! Kenapa melamun? Aku sedang bertanya padamu!".
"Ini rumahku! Harusnya aku yang bertanya padamu sedang apa kau di rumahku?" Tanya Jesun geram.
"Ah~ aku tau. Pasti kau menguntitku kan? Aku tau aku ini cantik, tapi menguntit itu tidak baik".
"Astaga! Jika aku bilang kau cantik, maka aku yakin kalo mataku itu bermasalah" jawab Joshua. "Bagaimana bisa ini menjadi rumahmu? Jelas-jelas akulah pemilik rumah ini. Mungkin kaulah yang sebenarnya penguntit itu!".
"Yak! Mana mungkin aku menguntit orang sepertimu huh?!"
"Lalu kalo bukan penguntit apa namanya? Dan lihatlah sekelilingmu baik-baik!".
Jesun mengikuti perintah Joshua. Ia melihat ke sekeliling. Ada beberapa perubahan di rumahnya yang sekarang. Perabot yang dulu ada di rumahnya berganti dengan perabot yang baru. Lalu semua foto Jesun dan kedua orangtuanya pun tak ada.
"Jadi jelaskan, yang mana yang kau maksud ini rumahmu? Aku telah membeli rumah ini. Jika ini rumahmu maka kau akan melihat perabotan yang kau punya. Foto keluargamu pun tak ada" jelas Joshua.
"Dia bilang dia membeli rumah ini? Tapi siapa yang menjualnya? Jangan-jangan ---"
Seketika itu juga, Jesun merasakan kalo matanya mulai berkaca-kaca. Tapi ia menahannya.
"Lebih baik sekarang kau pergi dari sini, karena aku mau beristirahat!" Titah Joshua.
"Apa?! Aku di usir dari rumahku sendiri???!!"
"Biarkanlah aku menginap malam ini" pinta Jesun.
"Tidak! Kau pergi dari sini!". Joshua turun lalu menyeret koper Jesun dan menendangnya keluar.
"Yak! Kenapa kau menendang koperku?!".
"Kau sendiri yang keras kepala karena tak mau pergi dari sini. Jadi aku terpaksa melakukannya. Cepat tinggalkan rumah ini".
Blam! Pintu tertutup. Joshua meninggalkan Jesun yang masih membereskan barang-barangnya. Ia duduk sambil memeluk lututnya.
"Bagaimana pun juga aku tak kan pergi dari sini! Aku harus merebut kembali rumahku ini!" Gumam Jesun.
Ia memutuskan untuk bermalam di teras. Tanpa sebuah alas dan selimut, ia rela tidur dalam udara dingin.
"Awas saja kalian bertiga!" Gumam Jesun.
***
Cklek!
"Omo!" Joshua kaget saat melihat gadis yang ia usir semalam ternyata tidur di teras dengan alas tipis. "Hey bangun! Hey! Kenapa kau tidur disini?".
Jesun masih menutup matanya. Ia merasa badannya sedikit sakit dan juga panas. "Kumohon biarkanlah aku teteap disini". Suaranya terdengar parau.
"Tidak tidak!"
"Tapi tolong aku sekali ini sa--"
Bruk! Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jesun pingsan. Joshua yang melihat hal itu menjadi panik. Ia mendekati Jesun dan mencoba memegang dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House ( Seventeen Joshua ) [END]
Fanfiction"Bagaimana jadinya jika seorang gadis biasa terikat pernikahan dengan seorang pewaris perusahaan terkenal hanya karena sebuah rumah? Dengan sifat yang bertolak belakang, apakah mungkin cinta akan tumbuh di antara keduanya?" Ff ini terinspirasi dari...