Full House - 5

1.6K 156 56
                                    

"Ya benar! Aku memang mencintaimu! Aku benar-benar mencintaimu--"

"--Jung Jesun" setelah itu Joshua menarik Jesun dan mendaratkan sebuah ciuman di bibir manis milik Jesun.

-------------------------------------------------------------

"Joshua Hong, bisa tolong jelaskan ini?" tanya seorang wartawan. Wartawan lain pun menanyakan hal yang sama. Kejadian tadi sudah pasti akan masuk ke dalam surat kabar.

Joshua terus berjalan sambil merangkul Jesun. Sementara Jesun terlihat kebingungan dengan keadaan seperti itu. Mereka terus di hujani beribu pertanyaan oleh para wartawan.

"Sial! Aku baru tau ternyata para wartawan datang ke acara ini. Harusnya aku tak pernah datang kemari" batin Jesun.

Joshua terus saja mondar mandir setelah tiba di rumah. Pikirannya bingung. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Menikah dengan gadis seperti dia? Itu tidak mungkin! Mana mau ia menikah dengan gadis aneh seperti itu.

Tak jauh beda dengan kondisi Joshua, Jesun pun melakukan hal serupa di kamarnya. Memikirkan perlakuan Joshua padanya tadi. Jesun harus meminta penjelasan pada pria itu. Ia pun akhirnya pergi ke kamar Joshua.

"Joshua Hong!" Jesun membuka kamar itu seenaknya. Joshua yang sedang memakai celana pun kaget dan langsung terjungkal.

"Yak! Apa kau tidak punya sopan santun hah?!" maki Joshua.

Jesun tak mendengarkan makian Joshua. "Kita harus bicara!". Setelah mengucapkan itu Jesun pergi meninggalkan Joshua yang kebingungan.

Kini mereka sudah berada di meja makan. Keduanya saling menatap dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Ayo kita menikah!" ucapan Joshua membuat Jesun kaget.

"Apa kau tak salah?!" pekik Jesun. "Sepertinya ciuman itu membuat otakmu bergeser lagi".

"Aku serius!" ujar Joshua dengan tegas.

Jesun hanya mengerjapkan matanya. "Bagaimana bisa kita menikah! Kita tak mengenal satu sama lain. Bahkan jika di dunia ini hanya tinggal kau saja, aku tak akan menikah dengamu".

"Jika kau menikah denganku, maka aku akan memberikan rumah ini untukmu". Joshua lalu pergi meninggalkan Jesun. Tapi langkahnya terhenti dan berbalik menatap Jesun "Pikirkanlah baik-baik!". Joshua melanjutkan langkahnya.

***

Pagi-pagi sekali Jesun sudah mulai pekerjaannya dan selesai dalam waktu cepat. Saat Joshua bangun, Jesun sedang duduk di depan komputer.

"Sedang apa kau?" Tanya Joshua.

"Membuat kontrak" jawab Jesun dengan enteng.

"Kontrak?" Mata Joshua mengerjap beberapa kali sampai ia bisa mencerna perkataan Jesun. "Jadi kau bersedia menikah denganku?".

Jesun mengangguk. "Tentu saja, untuk mendapatkan kembali rumah ini. Lagipula pernikahan kita hanya sebentar kan?".

"Benar kita akan menikah selama setahun, lalu bercerai" ujar Joshua.

Jesun membulatkan matanya. "Apa?! Setahun?!".

Joshua hanya menganggukkan kepalanya.

"Tidak tidak! Itu terlalu lama" balas Jesun sambil menggelengkan kepalanya. "Tiga bulan saja! Cukup tiga bulan!".

Kini giliran Joshua yang membulatkan matanya. "Tiga bulan terlalu sebentar! Kau ini bodoh atau apa?!".

"Bahkan sekarang banyak anak muda yang baru menikah sebulan atau dua bulan saja sudah cerai".

Full House ( Seventeen Joshua ) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang