"Dan bahkan jika aku harus berpisah dengannya, maka kematianlah yang akan memisahkannya. Aku tak akan melepaskannya begitu saja. Sudah cukup selama ini aku melakukan kesalahan dan sekarang aku tak akan melakukan hal yang sama" - Joshua.
-------------------------------------------------------------
Jesun kini sedang duduk - dengan lutut yang dipeluk -di teras depan rumah menunggu sang suami pulang sambil terus memikirkan perkataan Chanmi yang sebenarnya sudah dari tadi ia pikirkan. Lama-kelamaan ia pun meneggelamkan wajahnya di kedua tangan yang berada di atas lututnya.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku tau ini memang perjanjian, tapi bisakah tak ada orang yang mengingatkan hal itu?" Keluh Jesun.
"Apa yang kau katakan?" tanya sebuah suara yang sangat di kenal oleh Jesun.
Jesun pun langsung mendongakkan kepalanya. "Joshua! Sejak kapan kau disini?".
"Bukannya menjawab, tapi kau malah bertanya balik padaku. Kebiasaan!" ujar Joshua.
"Ah itu aku tidak mengatakan apapun ko" jawab Jesun.
Joshua hanya mengangguk. "Lalu apa yang kau lakukan disini?".
"Aku? Tentu saja menunggumu pulang" jawab Jesun.
Ada sedikit perasaan sedih di hati Joshua saat mendengar perkataan Jesun bahwa ia menunggu dirinya pulang di luar dengan udara yang cukup dingin.
"Maaf aku terlambat, karena aku harus membeli ini dulu". Tiba-tiba Joshua mengeluarkan buket bunga. Ya bunga mawar merah dengan jumlah 100 tangkai, persis dengan yang Jesun inginkan.
Jesun terkejut saat Joshua menyerahkan buket bunga itu. Ia pun mengambil bubga tersebut dan memeluk pria itu. "Terimakasih, Josh!" ucapnya.
Joshua hanya tersenyum mendengar ucapan itu. "Bukankah aku sudah berjanji padamu, hm?".
Jesun pun menganggukkan kepalanya di dada Joshua.
"Apa kau sudah makan?" tanya Jesun sesaat setelah ia melepas pelukannya.
Joshua mengangguk. "Sudah".
"Lalu apa yang kau bicarakan dengan Seungcheol?" tanya Jesun lagi saat Joshua memasuki rumah.
Joshua terdiam untuk beberapa saat. Memikirkan jawaban apa yang seharusnya ia katakan pada Jesun.
"Oh itu, kami hanya membicarakan masalah pekerjaan".
Jesun menganggukkan kepalanya berkali-kali yang terlihat sangat lucu di mata Joshua.
"Ya ampun!!! Kenapa dia menggemaskan seperti itu?" batinnya. Namun di balik itu semua, ada terbesit perasaan sedih, kecewa dan was-was akan hubungannya dengan gadis ini.
"Tadi Chanmi kesini" ujar Jesun tiba-tiba.
"Chanmi? Dia kesini? Ada apa?" tanya Joshua. Batinnya berkecamuk. Apakah Chanmi menceritakan tentang perasaannya pada Jesun? Apa yang harus dia lakukan, seandainya itu benar terjadi?
"Kupikir dia ingin bertemu denganmu, tapi dia bilang dia ingin bertemu dan berbicara denganku".
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Joshua.
Jesun pun terdiam. "Apa mungkin aku harus memberitaunya bahwa Chanmi melihat perjanjian itu? Ataukah aku harus mengatakan bahwa Chanmi akan menunggunya berpisah denganku".
"Apa itu tentangku?" tanya Joshua lagi.
"Iya itu tentangmu. Dia menceritakan masa kecilmu yang sangat bobrok itu" jawab Jesun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House ( Seventeen Joshua ) [END]
Fiksi Penggemar"Bagaimana jadinya jika seorang gadis biasa terikat pernikahan dengan seorang pewaris perusahaan terkenal hanya karena sebuah rumah? Dengan sifat yang bertolak belakang, apakah mungkin cinta akan tumbuh di antara keduanya?" Ff ini terinspirasi dari...