Ratna memakai cardigan hitam dengan celana pendek diatas lutut dan tas selempang dipinggangnya, dia memakai high hill. Dia menggeraikan rambut hitam legamnya yang indah.
Bak model dia berjalan santai ditangga depan menuju pintu masuk Cafe.Dia tersenyum begitu melihat Alatas.
Alatas membalas senyumnya.
Dia menyapa teman-teman Alatas dengan ramah."Apa kabar?" Tanya Ratna.
"Baik Rat, ih..tambah cantik aja sih.." Puji Fino.
"Makasih." Ratna tersenyum simpul.
"Gak usah digodain kali, Ada pacarnya." Kata Joni.
"U..uh...atut.." Fino menggigit kedua ibu jarinya, berekspresi seperti orang ketakutan.
"Pengen gue gampar muka loe." Ujar Joni sambil melayangkan pukulannya.
"Et..et.." Fino menangkisnya.
"Hahahaha" Alatas dan Yuda menertawakan kelakuan kedua temannya.
Ratna tersenyum sembari membelai lengan Alatas.
"Sayang, ayo pergi." Ajaknya pelan.
Alatas mengangguk dan berdiri.
"Brow gue duluan yah." Pamitnya.
"Oke brow." Kata Joni dan Yuda.
"Eh jangan lupa brow. Praktekkin film yang gue kasih itu." Canda Fino membuat Alatas melotot padanya.
"Sialan loe." Umpatnya yang sontak membuat Fino tertawa terbahak-bahak.
"Ada apa?" Tanya Ratna.
"Enggak. Biasa Fino, dia jadi gila gara-gara diputusin."
Ratna mengerutkan alis tak mengerti. Alatas merangkul Ratna menuju motornya.
Ratna memeluk erat Alatas, ketika dia dibonceng Alatas. Mereka pergi menuju taman kota agar bisa ngobrol berduaan sepuasnya tanpa ada gangguan.
***
Ratna memilih beberapa boneka dari yang kecil sampai yang besar. Kebetulan sore hari ini taman kota sedang ramai dan ada pasar malam. Mereka akan berkencan disini sampai malam.
Alatas menjadwalkan sampai jam sembilan malam karna besok paginya Ratna harus kuliah."Yang, bagus yang kelinci apa yang kucing?" Tanya Ratna bingung.
"Bukannya kamu gak suka kucing Rat?" Alatas malah balik bertanya.
"Ini kan bukan kucing beneran yang."
Alatas memperhatikan kedua boneka itu dengan seksama, Sambil memegang dagunya.
"Yang kucing lebih lucu." Katanya.
"Pak, ini bungkus satu." Kata Ratna pada penjual boneka.
"Dia yang bayar." Lanjutnya tersenyum melirik Alatas.
Alatas mengeluarkan dompetnya. Dia memberikan uang seratus ribu rupiah.
"Kembalian." Katanya.
"Pas mas, harganya kan segitu." Kata pedagang itu.
"Yaudah ambil aja kembaliannya pak." Kata Alatas dengan ekspresi datar membuat Ratna tertawa. Pedagang itu hanya menyernyitkan alis bingung.
***
Malam hari, bada magrib Alatas dan Ratna masih berada ditaman kota. Mereka bergandengan tangan, berjalan-jalan mengelilingi taman kota yang mulai ramai pengunjung. Lampu-lampu bercahaya menerangi malam ini. Kelap-kelip bintang bahkan tidak terlihat saking banyaknya cahaya ditaman kota ini. Air mancur berwarna-warni berada ditengah-tengah taman kota membuat suasana malam ini semakin indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pacari Wanita Berjilbab (Revisi)
RomanceAlatas tak pernah berfikir akan mencintai wanita berjilbab. Baginya wanita berjilbab bukanlah tipe kesukaannya. Tapi, bagaimana jika Allah berkehendak lain? Akankah Alatas menerimanya?