Tercyduk

428 13 7
                                    

Brak

Alatas membanting pintu dengan keras. masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, benar kata Fino semalam, kalau Ratna itu telah mengkhianatinya.

kepercayaan yang selama ini dibangun sudah retak.

"Al," Ratna terduduk lesu. wajahnya pucat melihat Alatas yang berdiri didepannya.

"hahaha" dengan menahan Amarah Alatas tertawa meringis.

"Al." kini Ratna berdiri dihadapannya mengabaikan Rendy yang sedari tadi terpaku duduk dibawah.

"i..ini.. gak seperti yang kamu pikirkan. dia..dia yang memelukku Al." kata Ratna gugup.

Rendy tersenyum menyeringai.

Alatas menepis tangan Ratna yang ingin merangkulnya.

"putus." katanya sambil berlalu meninggalkan Ratna yang kini menangis memanggil-manggil namanya.

Alatas mengendarai motornya dengan hati yang hancur.

Ratna masih menangis. hubungan yang selama ini iya bangun hancur karna satu kesalahan.

Rendy memeluk Ratna dari belakang.

"udahlah kak, lagian laki-laki itu gak pernah buat kakak bahagia." kata Randy. iya puas karna sekarang Ratna menjadi miliknya.

"aku butuh waktu buat berfikir. mending kamu pulang." kata Ratna sembari menutup pintu meninggalkan Randy.

Randy tersenyum puas. setidaknya penganggu terberatnya sudah tidak ada.

***

Alatas berjalan gontai. walau malas ia tetap masuk kuliah.

"Cih." umpatnya.

"wanita sialan!" lanjutnya kasar.

Alatas berjalan semakin cepat. dia tak melihat ada seorang wanita yang membawa banyak buku, berjalan dari arah yang berlawanan dan.

Bruk

"arg! Sial!" teriaknya membuat wanita itu terkejut.

Kini Alatas terjatuh. wanita itu sibuk membereskan buku-bukunya yang berceceran dan Alatas mencoba berdiri.

"heh!" panggil Alatas yang kini telah berdiri dihadapan wanita itu yang masih memungut buku.

wanita itu mendongkak sebentar lalu menunduk.

"hobbi loe tuh jatuh melulu ya? makanya jangan nunduk mulu. mata dipake woy!" bentak Alatas.

"Maaf." kata Mila pelan sekali hingga Alatas tak mendengarnya.

"apa?" tanya Alatas.

"maaf." ulang Mila masih terdengar pelan.

"apa?" tanya Alatas lagi sambil mendekatkan tangannya ketelinganya berpura-pura tak mendengar.

"tuli." gumam Mila yang membuat Alatas melotot.

"heh. sembarangan ngatain orang tuli."

"tadi gak kedengaran, aku ngomong tuli, pelan tapi kedengaran." gerutu Mila membuat Alatas berkaca pingang.

"minggir loe." kata Alatas ketus sembari menginjak salah satu buku Mila. berlalu begitu saja.

"astagfirullah." ucap Mila sembari mengelus dadanya.

***

Alatas menendang-nendang kaleng yang ada dihadapannya. sambil memasukan tangannya kedalam saku celananya.

Jangan Pacari Wanita Berjilbab (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang