Chapter 2 : Drunk

254 62 18
                                    

Lagu I'm the one diatas aku dengerin sambil nulis cerita ini. Nggak tahu sih cocok atau nggak ngedengerin lagu ini sambil baca ceritaku.

Mudah-mudahan sih cocok ya. Wkwkwk.

Happy reading :)
_________________________

Tiba-tiba pintu kamar itu kembali terbuka.

"Sorry, tapi bisakah kau memberitahuku dimana toilet?" tanya Victoria dengan polosnya.

"PERGI DARI SINI SEKARANG!" teriak pria itu.
___________________

"Apaa? kau bilang apa?" kata Victoria sambil memasuki kamar tersebut dengan langkah yang terhuyung-huyung.

Mendekati pria itu.

Ketika Victoria maju, pria itu mundur.

Victoria maju dan pria itu mundur.

Begitu seterusnya hingga tumit pria itu menyentuh dinding.

"Heyy! Kau!" kata Victoria sambil mengacungkan jarinya tepat 1 cm dari muka pria itu.

"Kenapa kau kasar sekalii? Huh?! Aku kan cuma bertanya di mana toilet! Dan kau! Malah mengusirkuu! Sungguh tidakk sopan!" kata Victoria sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Babe, siapa dia? apa kau mengenalnya?" tanya seorang wanita yang berada di ranjang.

"Youu, bitch! I'm Victoria Archenhaud. Camkan itu baik-baikk! Dan dia yang seharusnya pergi bukan aku." ucap Victoria sambil menoleh dan menunjuk wanita itu. Lalu kembali menoleh ke pria itu.

Pria itu hanya tersenyum melihat kelakuan Victoria. Karena menurutnya, hal ini sangat. Lucu.

"Kenapa kau tersenyum? Kenapa kau tidak membela ku?" kata wanita itu.

Tapi pria itu hanya diam sambil tersenyum melihat Victoria dan sama sekali tidak mempedulikan wanita itu.

"Ya sudahlah, aku pergi!" Wanita itu memakai bajunya yang berserakan di lantai dan meninggalkan Victoria juga pria itu berdua.

"Pergi saja sanaa! huh!" kata Victoria.

"Dan kau! Jangan begitu lagi padakuu!" Victoria memukul bahu pria itu yang sontak membuat pria itu terjatuh.

"Awww!" teriak pria itu pasrah sambil memegang bahunya.

'Tidak ada juga gunanya bertengkar dengan orang mabuk seperti dia.' batin Rayson.

"Tidak ada juga gunanya juga aku disini, aku mau cari toilet dulu. Bye!" ucap Victoria.

Victoria akhirnya pergi meninggalkan pria itu sendiri.

"Apa dia tahu apa yang baru saja kupikirkan?" ucap Rayson pada dirinya sendiri.
_____________________

08:00 AM
New York, Amerika Serikat

Rayson memegangi bahunya yang masih sakit akibat pukulan kemarin sambil tersenyum.

"Maaf tuan. Apa tuan sakit? Perlu saya panggil dokter ke sini?" kata asistennya membuyarkan lamunan Rayson.

"O-oh tidak perlu. Apa kau sudah membawa berkas yang kuminta?" tanya Rayson kepada asistennya.

"Yes, Mr. Russell. Menurut informasi yang saya dapatkan Victoria Archenhaud adalah pewaris Archenhaud company. Sebenarnya dia memiliki kakak, tapi sudah meninggal. Saya dengar ada seorang pria yang dulu dekat dengannya." kata asistennya.

Baru saja ketika Rayson ingin membuka mulutnya, tiba-tiba pintu ruangan kantor tersebut terbuka.

Seorang wanita masuk dengan langkah lebar menuju dimana tempat Rayson berada. Dengan cepat, Rayson menyuruh agar asistennya pergi.

"Hello honey." kata wanita itu sambil merangkul bahu Rayson.

"Siapa itu?"

Wanita itu segera mengambil foto Victoria yang berada di meja Rayson.

Sebelum dia sempat melihatnya baik-baik, Rayson sudah lebih dulu mengambil foto itu dan menyimpannya di lacinya.

"Bukan siapa-siapa, ya sudah ayo pergi." kata Rayson yang sudah berjalan meninggalkan wanita itu.

Wanita itu segera mengikuti Rayson.

"Kenapa aku seperti mengenalnya ya?" gumam wanita itu.
———————————

Sekian Chapter 2 nya.

Kenapa bisa wanita itu kenal Victoria ya? Wkwkwk

Thanks for reading :D

Victoria ArchenhaudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang