Chapter 4 : That Memories

189 47 28
                                    

Di dengerin lagunya ya :D

Moga-moga cocok sma ceritanya.

Happy reading :)
————————

Itu artinya, kami akan sering bertemu.

Tapi, anehnya dia sama sekali tidak membahas tentang malam itu. Lebih tepatnya tentang kejadian itu. Dia tidak mengingatku? Bisa jadi ya, tapi bisa saja dia mengingatku.

'apa aku harus bertanya padanya?'
———————

Kemarin malam
10:00 PM
New York, Amerika Serikat.

Victoria keluar dari kamar pria itu dan pergi mencari toilet. Setelah kembali dari toilet, Victoria segera kembali ke small bar dan menghampiri Jessi yang sedang berbincang-bincang dengan seorang pria.

"Vic! Kau dari mana saja?! Aku sudah mencarimu dari 15 menit yang lalu."
ucap Jessi sambil merangkul tangan Victoria

"Dasar brengsekk! Pria itu brengsekk Jessii!" ucap Victoria sambil mengangkat tangannya dan menunjuk-nunjuk ke atas.

Pandangan semua orang seketika menuju pada Victoria.

Jessi segera menurunkan tangan Victoria dan memegangnya.

"Ssh.. Jess. Aku mau pulangg." ucap Victoria.

"Ta-

"Aku bisa mengantarnya." kata pria itu kepada Jessi.

"Apa kau yakin Luxgerd?" tanya Jessi.

"Ya, beritahu saja alamat rumahnya dimana. Lagipula ini kan acara keluargamu dan kalau kau pergi kurasa itu bukan ide yang baik" kata Luxgerd pada Jessi.

"Baiklah. Vic tunggu sebentar ya."

"Okey dokey." jawab Victoria sambil tersenyum bodoh.

Jessi segera pergi ke kasir small bar dan meminta secarik kertas serta sebuah pulpen. Jessi akhirnya menuliskan alamat rumah Victoria dan memberikan secarik kertas itu pada Luxgerd.

"Ini alamatnya, tolong antarkan dia pulang ya. Maaf merepotkan." kata Jessi.

"Ti-

"Ayoo antar aku pulang." kata Victoria seraya pergi meninggalkan mereka berdua dan menuju lobi utama.

"Bye, Jessi." kata Luxgerd yang segera menyusul Victoria.

***
Di dalam perjalanan menuju Victoria's mansion.

"Heyy, kauu." kata Victoria menunjuk Luxgerd.

"Kau tahuu, pastinyaa tidak ada orang lain yang mau menjadi seperti dirikuu." ucap Victoria sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya serta mengangkat kedua tangannya dan melebarkannya ke samping hingga menghalangi pandangan Luxgerd.

Luxgerd melihat Victoria beberapa saat dan kemudian kembali fokus untuk menyetir.

'kurasa mabuknya sudah parah' batin Luxgerd.

"Kalau bisa memilih, akuu memilih untuk tidak pernah ada di dunia ini." kata Victoria sambil menatap lurus ke depan.

*Luxgerd POV*

Victoria ArchenhaudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang