"I wish I was enough for someone"~Jasmine Spears
"Apakah kita sudah bisa pulang dari tempat ini, Jason ? Daren sudah menungguku di rumah." Jasmine menatap Jason dengan wajah bosannya.
"Daren ? Pria-mu yang bajingan itu ?" Balas Jason dengan wajah datar tanpa dosanya, sementara Jasmine hanya memutar bola matanya. Hell, kurang ajar sekali lelaki ini. Apa dia bilang tadi ? Daren bajingan ? Bagaimana Jason bisa tau kalau Daren-nya bajingan sementara setiap kali Daren menemuiku dimansion Jason selalu tidak perduli dengan keberadaan Daren?! .
"Jika Darenku bajingan, maka kau lebih bajingan darinya, Jason" Balas Jasmine tenang tapi penuh penekanan."Apa kau tidak sadar ? Kau hanya memakai wanita-wanita mu seperti tissue sekali pakai, apa itu bukan bajingan, Jason? Kalau dibandingkan antara kau dan Darenku yang hanya mempunyai 1 wanita kau-." Ucapan Jasmine terputus karena Jason dengan gerakan cepat menutup mulutnya dengan bibir Jason. Jasmine membelalakkan matanya sementara Jason hanya terkekeh .
"Apa kau akan terus berbicara nona Spears ? Atau kau mau aku menciummu lebih dalam lagi ? Disini ? Didepan teman teman ku ? Kuharap kau tidak menyesali perkataan mu tadi, mine" Tanya Jason sambil membelai pipi Jasmine yang membuat Jasmine geram padanya . Apa ini hanya perasaan ku atau memang akhir-akhir ini Jason sering menciumnya ? God lelaki ini rupanya memang sudah benar benar gila. Bagaimana kalau Daren-nya tau ? Dan apa Jason bilang? Menyesali perkataanya ? Jasmine tidak akan pernah menyesali perkataanya, toh memang benar kalau Daren-nya bukan bajingan seperti Jason . Jadi untuk apa Jasmine harus menyesali perkataanya? Mati saja kau Jason, berani-beraninya!!!
"Melihatmu yang hanya terdiam mungkin kau memang mau aku menciummu lebih dal-,"
"Aku mau pulang !" Ucap Jasmine memotong perkataan Jason dan jalan mendahului Jason yang masih tertawa kecil.
Selama perjalanan ke mansion, Jason selalu menggoda Jasmine dengan candaan konyolnya yang tentu saja di balas Jasmine dengan ketus.
Tapi kali ini Jasmine sesekali memperlihatkan tawa kecil nya tanpa Jasmine sendiri sadar . Tentu saja Jason tidak melewatkan tawa Jasmine yang sangat jarang ia perlihatkan itu, dan walaupun Jasmine hanya tertawa kecil tapi sukses membuat Jason bahagia .
Seriously? Jason bisa membuat Jasmine tertawa karenanya ? Dan kenapa Jason menjadi perduli dengan tanggapan Jasmine ? Bukannya Jason hanya ingin membuat Jasmine marah ? Tapi kenapa jadi seperti ini ? Ada apa dengannya ?Jason berdehem berusaha mengenyahkan pemikiran gilanya itu "kau mau turun sendiri atau mau aku membukakan pintu untukmu, mine ?."
"Dengan Daren yang sedang menungguku, Jason ? TENTU SAJA TIDAK!" Balas Jasmine yang langsung keluar dari mobil dan langsung menghampiri Daren yang sudah menunggunya di ruang tamu mansion itu .
Ternyata Daren tidak sendiri, ada mommy yang menemaninya . Mengingat hubungan Daren dan Jasmine yang sudah berjalan hampir 5 tahun membuat mommy dan Daren terlihat terbiasa tanpa canggung bersama . Sementara daddy sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya . Daddy memang seseorang yang gila kerja dan hal itu dituruni ke anak tunggalnya, Jason .
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are A Drug
Romance"Mine, mau kemana ?" "Bukan urusanmu dan stop call me mine karena aku bukan milikmu Jason!!" Jasmine menjawabnya dengan ketus dan menatap Jason marah. "oh c'mon mine, diluar sangat dingin dan kau memakai pakaian seperti jalang yang seakan akan mem...