Jangan lupa klik ⭐ dulu yaaaaa
Kasih semangat dongggg :(((Selamat membaca 🍃
****
"I'm a simple person who hides a thousand feelings behind the happiest smile."
Kilatan blitz terus menerpa seorang wanita cantik dengan pose sexy-nya, mengekspos setiap lekuk tubuhnya dengan jelas, membuat setiap kaum adam yang melihatnya bertekuk lutut.
Jasmine memang sangat lihai memerankan perannya sebagai seorang model, tentu saja mengingat Jasmine adalah seorang supermodel dengan bayaran tertinggi 5 tahun berturut-turut.
"Aku selalu puas dengan hasil foto mu Jasmine, senang bekerja sama dengan mu." Ucap sang fotografer dengan bangga menatap Jasmine.
"Oh tentu, Mr. Chad. Aku tidak akan mengecewakanmu". Balas Jasmine dengan senyum manisnya dan berlalu menuju ruang ganti, disana sudah ada Vanessa managernya sekaligus sahabat terbaiknya menyiapkan pakaian ganti untuk Jasmine.
"Jessie, aku harus pergi sekarang Gerard sudah menungguku diluar, tidak apakan jika aku meninggalkan mu sekarang ?". Ucap Vanessa sedikit berteriak agar terdengar Jasmine dari dalam ruang ganti .
"It's okay, Nessa. Pergilah aku bukan Jasmine yang manja". Jawab Jasmine dari dalam dengan sedikit terkekeh.
"Oh Jessie, akan ku ingat kalimat terakhir mu itu". Balas Nessa dengan sedikit tertawa. Jasmine bisa mendengar derap langkah Vanessa dari luar seperti seorang yang sedang terburu-buru.
Selesai mengganti pakaiannya Jasmine keluar dari ruang ganti menuju basemant tempat dimana mobilnya diparkir. Jasmine mengendarai mobilnya dengan santai menerobos jalanan kota yang lengang. Bibirnya yang ranum sesekali mengalunkan sebuah lirik lagu, mungkin perasaannya sedang bahagia saat ini mengingat beberapa waktu lalu Jason mencumbunya diatas kap mobil, sebenarnya Jasmine hanya mengingat sedikit dari bagian itu.
Entahlah mungkin ada yang salah pada otaknya saat ini, Jasmine hanya sedikit marah mengetahui fakta bahwa Jason mencumbunya malam itu, selebihnya ada perasaan asing yang tidak Jasmine kenali tumbuh didalam dirinya. Memikirkan hal itu membuat Jasmine kesal sekaligus bahagai. 'oh shit, ada apa denganmu, mine??'. Jasmine membenturkan kepalanya pada stir mobil dengan gerakan pelan berharap dapat mengalihkan pemikiran sialnya saat ini.
Pada saat Jasmine mengangkat kepalanya tepat di depan tikungan Jasmine melihat sebuah mobil ugal-ugalan dengan kecepatan yang sangat kencang menghampiri mobil milik Jasmine, dengan cekatan Jasmine membanting stir dan menginjak rem secara tiba-tiba sehingga dirinya terpental ke depan, mobilnya menabrak semak-semak dipinggiran jalanan kota yang sangat sepi.
Semuanya terjadi hanya seperkian detik, Jasmine mengangkat kepalanya pelan, merasakan darah segar menetes dari pelipis dan kepalanya. Bersyukur ia memakai sabuk pengaman, entahlah apa yang akan terjadi jika ia tidak memakainya tadi.
'oh shit, siapa yang akan menolongku dijalanan yang sepi ini.' Jasmine berusaha turun dari mobilnya sambil terus memegangi keningnya yang semakin pusing berusaha ada pengendara yang lewat dan menolongnya, tapi hasilnya nihil. Jasmine bahkan tidak punya tenaga hanya untuk sekedar membuka pintu mobilnya saat ini sementara darah segar terus menetes dan kepalanya semakin dan semakin pusing, membuatnya tidak bisa menjalankan otaknya dengan benar.
'Ah, ya aku harus hubungi Jason sekarang.' Ucap Jasmine dalam hati. Saat Jasmine mencari-cari ponsel ditasnya dengan gerakan yang sangat lemah dan kepala yang semakin pening tiba-tiba penglihatannya semakin kabur dan semuanya gelap meninggalkan seorang gadis cantik yang tidak sadarkan diri di dalam mobil di jalanan kota yang sangat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are A Drug
Romance"Mine, mau kemana ?" "Bukan urusanmu dan stop call me mine karena aku bukan milikmu Jason!!" Jasmine menjawabnya dengan ketus dan menatap Jason marah. "oh c'mon mine, diluar sangat dingin dan kau memakai pakaian seperti jalang yang seakan akan mem...