Jalan Jalan Malam.

300 41 8
                                    

Hi mad and die. I fell in love you from the first moment that we met. Xx

***

Aku membaca pesan itu sambil sedikit tertawa. Mad and Die. Benar benar singkatan dari namaku yang terdengar sedikit creepy.

Aku membalasnya cepat,

Who is this?

***

Aku sedang menunggu telfon dari Mom. Katanya, ia rindu padaku dan ingin berbicara padaku walaupun cuma 5 menit. Walaupun ini belum genap seminggu, namun ia berkata ini terasa seperti 1 bulan belum bertemu.

Ponselku berdering. Aku segera menggerakkan jemariku ke arah kanan untuk mengangkat telfon dari Mom.

Terdengar suara ibu paruh baya diseberang sana menyapa,

Halo sayang. Bagaimana kabarmu?

Walaupun hanya mendengar suaranya, ada sensasi tersendiri yang aku rasakan. Maksudku, aku merasa sangatlah lega Mom menelfon dari jarak lebih dari ribuan kilometer jauh disana.

Wohoo, im great mom. How about you?

Percakapan kami dilanjutkan dengan cerita cerita dari Mom tentang keadaan dirumah. Ia berkata bahwa ia merasa sedikit tenang dan terhibur dengan adanya Aunt Mel.

Setelah hampir 1 jam mengobrol, terdengar suara ketukan pintu yang membuatku menoleh kearah pintu yang tidak tertutup rapat.

Kulihat seorang laki laki sedang berdiri diambang pintu sambil memegang jaket yang ia tenteng. Ia tersenyum memberikan isyarat apakah aku bisa keluar sebentar atau tidak.

Aku tersenyum.

Oh okay.
Yea its totally fine.
Bye, i love you mom.

Aku menutup telfon ku dan berjalan menuju pintu untuk menemui Daniel.

"Ada apa?" Tanyaku polos sambil merapihkan bun-ku.

"Sedang sibuk ya?"

"Tidak. Barusan Mom menelfon dan kita hanya berbincang bincang mengenai keadaan disana." Kataku padanya.

"Berbincang bincang? Yakin disebut berbincang bincang? Setahuku berbincang bincang tidak sampai 1 jam lamanya." Katanya sambil mengerutkan dahinya.

Aku tertawa.

"Ooh. Ada penguping disini rupanya. Dasar!"

"Oopps. I didn't realize i just exposed myself. Sudah sudah.ganti pakaianmu lalu mari kita pergi keluar, tidakkah kamu bosan dengan keadaan rumah?" Katanya sambil mendorongku masuk kekamar kembali.

"Okay. Ay ay Captain!" Kataku sembari berjalan masuk kedalam kamar.

***

Setelah sekitar 15 menit, aku menemui Daniel yg sudah menunggu diluar. Aku mengenakan sweater pemberian Mom yang sengaja aku bawa dari Minessota. Sweater ini cukup 'over-size' menurutku, tapi karena cuaca yang sudah terasa mulai dingin maka aku mengenakannya.

"Sudah siapkah Nyonya?" Tanyanya sambil mengubah posisi tangannya layaknya seorang Pangeran dan seorang Putri.

"Dasar!" Kataku mencubit lengannya lalu tertawa

***

Aku dan Daniel berjalan berdua melewati jalanan di Los Angeles yang cukup ramai pada kala itu.

"Bagaimana kalau kita menonton di Bioskop?" Daniel menawarkanku.

"Sounds good. Tapi apakah ada film yang bagus minggu ini? Aku tidak mau menonton film ber-genre Komedi/Romantis. Lebih baik kita menonton film ber-genre Thrill/Action." Kataku padanya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang