"Just breathe, breathe with me okay. You can do this."
"No this is a dream no. I can't." Daniel berbicara masih dengan nafas yang terengah engah.
"Mad telfon mamanya, ini nomornya dan katakan apa yang terjadi." Corbyn memberikan ponsel Daniel kepadaku.
***
Aku berjalan keluar kamar Daniel dan memegang ponselnya dengan tangan yang bergetar. Air mata mulai mengalir dari mataku membasahi pipiku. Aku benar benar khawatir akan apa yang terjadi pada Daniel."Hello baby, are you okay?" Suara Mom Keri alias Mama Daniel terdengar dari ujung sana.
Ia terdengar terkejut dengan apa yang aku katakan barusan bahwa Daniel baru saja mempunyai panic attack.
***
Aku kembali masuk kekamar Daniel dan duduk disebelahnya. Ini sudah menit ke 5 semenjak ia mempunyai panic attack.
"I can't breathe. I can't breathe." Ia memegangi kepalanya lalu dadanya begitu secara bergantian.
"Daniel. Look at me. I'm here, you need to breathe. Just breathe with me okay." Aku memegang wajahnya dan meyakinkannya untuk terus melawan panic attacknya.
Ia mengangguk.
"Okay let's do this together. From way down here. Tarik nafasmu panjang lalu keluarkan perlahan. 1. 2. 3." Aku memberikan aba aba sambil tetap memegangi wajahnya.
"No i ca-nt br-eat-he. I don't wanna be here anymore." Matanya mulai berkaca kaca dan melepaskan wajahnya dari genggaman tanganku.
Aku meraih wajahnya lagi dan terus berkata bahwa ia tidak apa apa. Ia harus bernafas dan aku yakin ia bisa melewati ini semua.
Setelah sekitar 2 menit aku mengatur caranya bernafas dan membuat ia merasa sedikit tenang, aku memeluknya.
Ia membalas pelukanku juga sambil berkata, "I don't wanna be here anymore."
"I know how does it feel okay. It's okay. Now you're fine." Aku tersenyum padanya dan ia pun tersenyum padaku dengan kondisi yang cukup kacau.
Jack, Zach dan yang lain pun bisa terlihat sedikit lega karena Daniel mulai membaik.
"Hey now how many do i have? Look at me Dan. You can do this. Look at my hand and count with me."
Aku berusaha membuatnya fokus dengan cara mengajaknya berhitung dengan jari. Aku menunjukkkan jari dari 1 sampai 10 beberapa kali hanya agar memastikan bahwa ia fokus.
***
Setelah sekitar 10 menit, ia sudah lebih baik dan langsung merasa lemas.
"You're good now buddy." Zach mengelus punggung Daniel dan pergi keluar kembali kekamarnya diikuti dengan yang lain.
"Its okay Jo, I'll take care of him tonight." Aku tersenyum dan meyakinkan pada Jonah bahwa aku bisa menemaninya malam ini.
Ia tersenyum lalu kembali turun untuk melanjutkan tidurnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Fanfiction"Oh- okay. I thought it was Dan." - Daniel Seavey. Known as "Should We Meet".