(16) Undecided

1.9K 77 5
                                    

Justin terbangun dari tidurnya dan melihat kearah riska, gadis itu sudah sadarkan diri sedaritadi tapi justin tidak menyadarinya. "riska, kamu sudah sadar." ucap justin seraya tersenyum. riska berusaha membalas senyuman justin tapi tiba-tiba pikirannya teringat kembali pada saat riska dan justin berdebat di bawah guyuran air hujan. mengingat kejadian itu kepala riska terasa sakit.

kenapa kamu masih disini justin? jangan pedulikan aku, aku hanya orang lain

riska mengurungkan niatnya untuk membalas senyuman dari justin. baru saja justin ingin mengatakan sesuatu, ibunda riska terbangun.

"kamu sudah sadar riska? syukurlah, tuhan masih menyayangi mama". ucap ibunda riska seraya memeluk tubuh mungil riska. riska hanya bisa tersenyum kearah ibundanya, ia belum bisa membalas pelukkan ibundanya, badannya masih terasa sakit. ditambah selang infus yg menjadikan gerakkan tangannya terbatas.

maafkan aku riska, gara-gara aku tidak berterus terang kamu jadi seperti ini.

riska melirik kearah justin, gadis itu menatap wajah justin dengan teliti. wajah lelaki itu sangat pucat, tak terlihat ceria seperti biasanya. perlahan riska membuka oksigen yg menghalagi mulutnya. "muka kamu kenapa sangat pucat?" tanya riska kepada justin.

justin bingung harus menjawab apa, ia tidak mungkin mengatakan bahwa dialah yang sudah mendonorkan darahnya untuk riska, dan akibatnya muka dia terlihat sangat pucat.

justin lebih memilih diam dan pergi meninggalkan ruangan.

ada apa dengan dia? mengapa dia tidak menjawab pertanyaanku?

"sudahlah mungkin dia terlalu lelah, lupakan saja, dia pasti baik-baik saja". ucap ibunda riska. sebelumnya justin memang sudah berbicara bahwa riska tidak boleh mengetahui bahwa dialah yg sudah mendonorkan darah untuk riska kepada ibunda riska. "ya, ku harap dia baik-baik saja". ucap riska pasrah karena tidak bisa mengejar justin yg keluar ruangan untuk meminta jawaban kepastian.

***

riska kemana ya? udah 3 hari ini dia ga masuk sekolah. apa dia sakit? tapi kalo dia sakit pasti dia bilang sm gue. dan yg bikin gue kesel, kenapa selama 3 hari juga handphone riska ga aktif. sebenernya riska kenapa sih?

eh eh, tapi kan gue bisa dateng ke rumahnya. halah, kenapa ga kepikiran dari kemaren??

gini nih gue, punya penyakit lupa nya akut bener -,-

ally bergegas pergi menuju rumah riska.

sesampainya di rumah riska, ally tidak mendapati adanya penghuni dalam rumah itu. "busettt, nih rumah sepi bener. pada kemana yakk nih orang-orang?? males nunggu, balik aja deh. eh rumah, gue titip salam buar riska yaa, dahhh". ucap ally dan beranjak pergi meninggalkan rumah riska.

***

lelaki itu sedang merenungkan pertanyaan riska tentang keadaannya.

apa perlu aku mengatakan semuanya kepada riska?

tiba-tiba seseorang menepuk pundak justin dan membangunkan ia dari lamunan nya. seketika justin berbalik.

I Love You My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang