PART 1

2.3K 94 3
                                    

Sekali lagi cerita ini hanyalah fiktif belaka, tidak benar benar terjadi, jika di kemudian hari ditemukan kesamaan cerita dengan yang lain, itu bukan suatu kesengajaan. Cerita ini terinspirasi dari keinginanku menurunkan berat badan dan kebanyakan nonton drama korea.

****

Ruangan itu hanya sebuah lorong sepi dan gelap, dengan bau anyir darah yang merebak keseluruh penjuru. Cahaya yang menerangi hanya pantulan dari bulan yang saat itu bersinar sangat terang, bau obat samar samar masih tercium bercampur dengan bau dari cairan yang lain.

Suasana sangat sepi, dengan sesekali angin bertiup lembut menggoyang rumput yang mengelilingi gedung tua tak terpakai di sehektar lahan kosong yang dikelilingi dengan rumput ilalang yang sangat tinggi dan jauh dari rumah penduduk.

Seorang wanita cantik dengan postur tubuh bak model berlari cepat menyusuri lorong gelap dengan langkah yang sedikit tertatih, peluh mengucur deras dari kening, leher dan tubuhnya membuat pakaian putih dan pas badan yang ia kenakan semakin pas di tubuhnya. Beberapa tetes darah mulai jatuh dilantai.

Sesekali ia menolehkan pandangan kebelakang tubuhnya, memperhatikan dan memastikan tidak ada yang mengikuti dari belakang. Ia terus menyusuri dan berlari mencari pintu dan jalan keluar di lorong itu yang ia rasa sangat panjang.

Langkahnya sesekali tersandung jatuh disebabkan sepatu tinggi yang ia gunakan. Bahkan ia tak memperdulikan darah dan nyeri di tubuhnya mengantam dirinya, ketika nyawanya nyaris melayang di tempat ini.

Napasnya mulai tak beraturan, cahaya dari luar gedung tak banyak membantu menjadi penerang di lorong gelap, pengap, dan bau yang bercampur membuat perutnya bergolak meminta sesuatu untuk di keluarkan.

Ini salahnya, seharusnya setelah pulang tadi ia segera pulang kerumah dan tak perlu mengikuti ajakan pria asing itu, namun... sudahlah yang harus di fikirkan sekarang adalah ia harus keluar dari tempat mengerikan ini.

Apa orang itu menculiknya dan meminta tebusan? Atau ia akan di perkosa dan dibunuh? Tidak. Dia harus keluar.

Wanita itu kembali mengedarkan padangannya kebelakang berharap ia sudah cukup jauh menghindari orang gila tersebut.

Namun dari tempatnya berdiri dia masih bisa mendengar suara besi yang di seret di lantai, menambah mencekap suasana malam itu. Di tambah tempat itu cukup jauh dari keramaian menambah keyakinan jika ia akan sulit keluar dengan selamat dari tempat tersebut.

Saat ia memalingkan wajahnya kedepan ia terlonjak terkejut ketika melihat seorang pria dengan jaket hitam dan sebuah kerudung jaket yang menutup kepalanya sempurnya, pria itu hanya mengoyang perlahan kepalanya ke kiri dan kekanan dengan senyum mematikan, sambil menghentakan besi panjang yang ia bawa. Wanita itu langsung jatuh berlutut di lantai sambil mengeratkan kedua tangannya memohon.

"Tuan... tolong bebaskan aku..." mohon wanita itu sambil menangis.

Pria itu hanya diam mengamati sesaat. Kemudian secara perlahan tangannya terulur membelai lembut wajah wanita tersebut, teramat lembut hingga mampu membuat sekujur tubuh wanitanya makin meremang merinding. Jantungnya nyaris meledak hanya karena belaian lembut dari pria asing didepannya.

"Kumohon tuan... bebaskan aku..." Mohon wanita itu sekali lagi tidak putus asa.

Perlahan pria itu menarik tangannya menjauh, berjalan melewati punggung wanita yang masih berlutut memohon ampunan seolah membebaskan dan tidak perduli.

Ada rasa lega, yang tidak mampu dia ucapkan saat pria itu melewatinya, seperti beban berat yang tiba tiba terangkat. Namun semua itu harus ia tepis jauh saat ia merasakan sebelah kakinya di seret paksa, dan...

Beauty Obsession "Obsession Seris #1"(di Hapus Sebagian Untuk Revisi Ulang) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang