Bahaya kayaknya lebih dari belasan nih 😢😢😢, maaf kan daku yang tiba tiba berubah fikiran...
******
Ruangan itu di dominasi warna putih terang, warna yang mampu menyakiti mata jika melihatnya, berbagai miniatur pahlawan super atau action figure berjejer diatas meja kecil, lebih dominan berbentuk tentara, rambo, capten amerika dan yang lainnya menunjukan jika si pemilik kamar penyuka film action.
Jendela kamar di biarkan terbuka hingga beberapa kali gorden kamar melambai oleh angin malam yang sedikit kencang. Bingkai foto tersusun rapi di dinding. Foto seorang anak berkulit sedikit coklat dengan senyum yang menawan, dengan sebuah lensung pipi melengkapi wajah rupawannya, wajah polos dengan binar indah.
Seorang wanita berbaring miring sambil menyingkirkan rambut yang menutupi kening bocah berusia 6 tahun yang tertidur dengan lelapnya. Binar lelah dan sendu terpatri dari tatapan sayunya, ada sedikit butiran bening siap tumpah dari sudut matanya.
"Dirga...kalo udah besar, jangan jadi kayak ayah ya, kamu harus sayang sama istri kamu..."ucap wanita itu sambil mencium cium kening sang bocah yang tertidur lelap di sampingnya
Wanita itu tak pernah meminta, dan tak pernah mengira jika pernikahannya dengan seorang pria berprofesi sebagai salah satu abdi negara berjenis tentara akan membawanya pada penderitaan yang tak ada habisnya. Mirip dengan salah satu drama dari negeri gingseng dimana seorang tentara menjalin hubungan dengan salah satu tenaga medis. Seperti itulah awal pertemuannya dengan sang suami di wilayah gempa.
Ya...dia adalah seorang dokter dan suaminya adalah seorang tentara yang harus siap di lempar kemanapun. Awalnya ia mengira mereka adalah pasangan paling ideal, sempurna dan nyaris membuat iri semua orang. Fisik yang ok dan latar pekerjaan yang pas. Sempurna
Tapi itu dulu...dulu sebelum ia tau sifat asli dari sang suami. Kini ia menyesal, seandainya saja ia tak terbujuk mimpi mimpi layaknya drama negeri gingseng yang manis itu. Tidak mungkin ia berada di kamar ini dengan sebelah mata yang sedikit lebam, wajah cantiknya tak seperti dulu lagi, wajah cantiknya kini sering ternoda dengan warna biru, atau goresan hingga ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai dokter untuk menutupi prilaku suaminya yang suka memukul itu. Hanya karena ia tak secantik dulu lagi.
Ia menghela napas sesaat, lalu menatap dinding yang menggantung sebuah huruf huruf membentuk sebuah nama DIRGANTARA RIZASKI, ya pemiliknya adalah putra semata wayangnya hasil pernikahannya dengan tentara itu bernama REIHAN PRABOWO. Seorang militeran yang terkenal dengan kemamampu survive di berbagai tempat. Awalnya ia sangat bangga tapi...begitu pria itu pulang dari aksi survivenya maka ia harus siap mengumpankan dirinya menjadi sansak kebosan suaminya.
Wanita itu menghentikan edaran pandangannya begitu ia dengar suara sebuah mobil jip masuk kepekarangan rumahnya. Pasti pria itu telah pulang dari tugasnya. Dengan perlahan ia menurunkan kakinya menyentuh lantai dan secara perlahan berjalan menuju pintu, dan meninggalkan kamar putranya.
Suara berisik dan pukulan dari luar kamar mampu mengusik tidur tenang si bocah, dengan wajah dingin dan tatapan kosong ia bangun dari ranjang nyamannya dan berjalan menuju keluar pintu kamarnya. Ia tidak keluar dari pintu, hanya sedikit memberi celah agar ia bisa mengintip apa yang terjadi di luar kamarnya. Lalu ia mengambil posisi duduk di belakang pintu sambil sebelah tangannya memegang sebuah mainan pisau dan sebelahnya lagi action figure.
Bocah itu menatap lurus sambil sesekali tangannya menghentak hentakan pisau mainan itu di atas leher boneka. Bukan pemandangan baru lagi bagi bocah itu melihat pertengkaran orang tuanya di depan mata dengan tambahan cedera fisik, entah menampar, menendang, atau pun mencambuk sang ibu yang di lakukan oleh pria yang di panggilnya ayah. Namun ia bisa apa ia hanyalah bocah berusia 6 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Obsession "Obsession Seris #1"(di Hapus Sebagian Untuk Revisi Ulang)
Gizem / Gerilimketika tolak ukur cantik adalah, lingkar perut, lengan dan paha yang kecil, rambut halus seperti sutra, mata berbinar seperti bintang, alis seperti semut hitam berbaris, hidung mancung, tinggi layak genter, kulit putih seperti terigu, halus seperti...