6.

77 3 0
                                    

Dilla melirik teman-temannya yang daritadi sibuk cekikikan sendiri. Mereka bahkan dengan sengaja duduk lebih jauh dari Dilla. Cuma Farid yang masih dengan setia duduk disebelah Dilla, sibuk dengan rokoknya.

"Ngelihat apaan sih? Kepo dong."

Begitu Dilla bergerak mendekati mereka, mereka langsung bubar dengan cepat. Yeta bahkan buru-buru menyimpan hp yang daritadi dia pegang kedalam tas yang ada di pangkuannya.

Dilla memajukan bibirnya. "Gue gak boleh lihat nih? Yaudah." Dia kembali ke tempatnya, cemberut. Tapi teman-temannya itu seperti tidak perduli. Mereka malah sudah kembali mengeluarkan hp dari dalam tas Yeta dan melanjutkan apa yang mereka daritadi lakukan itu.

"Oh ya, Kevin mana? Kok tumben gak lo ajak?" Anak-anak langsung berhenti cekikikan. Dilla menoleh bingung.

"Kenapa berhenti ketawanya hah?" Mereka semua langsung melenggos dan kembali menyungingkan senyum geli ke satu sama lain. Dilla medengus pelan seraya menggeleng tidak mengerti dengan tingkah aneh teman-temannya itu.

"Dia kan emang sebenernya bukan tipe anak yang suka nongkrong. Cuma waktu itu kebetulan aja lagi bareng sama gue trus gue ajak kesini. Waktu itu malah sebenernya dia nolak, tapi gue nya aja yang maksa."

"Dasar tukang paksa." Nada suara Dilla terdengar penuh penekanan membuat Farid menggulum senyumnya. Dilla mengernyit bingung. "Kenapa ketawa?"

"Lo kecarian Kevin ya? Mau gue telfon anaknya? Gue suruh kesini ya." Dilla mengibaskan tangannya seraya menggeleng. "Gak usah. Ngapain. Gue kan cuma nanya."

"Dill, menurut lo Kevin gimana anaknya?" Tiba-tiba Wisnu nyelutuk dari tempatnya.

"Hm? Gimana apanya?"

"Ya semua-semuanya."

"Ganteng gak?" Kali ini Yeta yang bertanya. Dilla melenggos. "Kenapa? Lo suka sama dia?" Dilla malah ganti bertanya ke Yeta membuat Yeta dan anak-anak lainnya berdecak tidak sabar.

"Udah jawab aja. Ganteng gak?" Kali ini Jeri yang bicara. Nada suaranya terdengar memaksa, membuat Dilla bingung. Ini teman-temannya lagi pada kenapa sih hari ini?

"Iya ganteng. Kenapa sih?" Mereka kembali cengegesan.

"Baik gak?"

"Baik."

"Bikin nyaman gak?"

"Nyaman."

"Suka gak?"

"Siapa?"

"Ya elo lah! Masa gue?!!" Jeri berteriak di tempatnya membuat yang lain langsung terbahak. Termasuk Farid.

Dilla mendengus pelan seraya memukul punggung Farid kuat. Yang di pukul langsung berhenti tertawa, berganti meringgis kesakitan. Di tatapnya teman-temannya itu tidak mengerti.

"Kalian kenapa sih? Salah minum obat ya?"

Yeta tiba-tiba menyodorkan hp yang daritadi ada di tangannya ke Dilla. Dilla menerimanya masih dengan kening berkerut dan raut wajah juteknya, saking keselnya melihat tingkah aneh teman-temannya itu.

"Tekan play." Perintah Yeta. Farid disebelah Dilla diam-diam berpindah tempat begitu Dilla mulai menekan tombol play. Dan begitu video terputar, Dilla langsung mengangga di tempat. Diliriknya teman-temannya itu tajam.

Arah Kisah Kita {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang