7.

141 3 0
                                    

Yeta mengigiti kukunya sambil terus berjalan mondar-mandir didalam kamar. Farid kelihatan sibuk dengan hp nya sementara Wisnu dan Jere juga kelihatan asik menonton tivi.

"Woi!" Tiba-tiba Yeta berteriak, membuat mereka bertiga melejit kaget.

"Apa sih?" Omel Farid. Yeta duduk di sebelah Farid. Raut wajahnya kelihatan khawatir.

"Ini udah jam brapa? Kok si Kevin sama Dilla belum balik-balik juga... Lo pada gak khawatir apa?"

"Aduh, tenang aja... Dilla aman kalo sama Kevin mah. Kevin anaknya gak macem-macem kok." Kali ini Jere yang menjawab. Farid mengangguk setuju dan kembali sibuk dengan hp nya. Yeta menggeram gemas. Di ambilnya kasar hp Farid dan di lemparnya asal di atas sofa. Farid melotot galak dan langsung menggomel.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Omelan Farid dan Yeta yang saling bersautan itu berhenti. Yeta langsung menghela napas lega begitu di lihatnya Dilla muncul dan di belakangnya berdiri Kevin.

"Lo kemana aja sih woi?! Gue khawatir tau gak."

Dilla tidak menjawab. Bibirnya terus terkatup, seperti menahan senyum. Sementara Kevin di belakangnya dengan blak-blakan memperlihatkan raut wajah sumringahnya.

"Jadian ya kalian?" Tembak Farid dari tempatnya.

Wisnu dan Jere langsung berdiri. "Jadian?"

Dilla menggeser badannya sedikit seraya tertawa kecil. Mereka berempat langsung melonggo begitu tau daritadi dua orang itu berpegangan tangan. Jere menggambil bantal disebelahnya dan langsung melemparnya kearah Dilla cepat.

Dilla langsung menghindar, berlindung di belakang Kevin. Farid melenggos. Yeta juga.

"Awas ya lo! Gue disini khawatir setengah mati, lo malah seneng-seneng di luar sana!" Yeta sudah mau bergerak kearahnya tapi lengannya di tahan Farid dengan cepat. Yeta menatapnya galak.

"Jangan di ganggu. Mereka lagi seneng. Lo kalo iri, sama Jere aja noh. Dia kan nganggur." Jere langsung bergidik di tempatnya.

"Ogah."

"Gue juga ogah kali!"

Dilla menoleh, menatap Kevin yang sudah menatapnya. Dilla cengegesan sendiri di tempatnya. Tangannya masih terus menggandeng tangan Kevin. Wisnu yang daritadi memperhatikan menatap dua orang didepannya itu jengah.

"Itu tangan bisa kali di lepas. Gak bakal ilang kok orangnya." Ledeknya.

Dilla terduduk di tempat tidurnya. Di turun, berjalan mendengap-endap kearah meja ukuran sedang di sebelah sofa, menggambil air minum. Bibirnya menyungingkan senyum kecil begitu di lihatnya Kevin tidur dengan pulas di bawah sinar lampu kecil di pojok ruangan.

Dilla menoleh, mencari-cari tasnya. Di ambilnya jaket sweater nya dan di letakkannya menutupi setengah kaki Kevin yang di tekuk.

"Dor!" Kevin tiba-tiba membuka matanya, mengagetkan Dilla pelan. Meskipun pelan, tapi Dilla tetep aja kaget setengah mati. Dia bahkan melejit saking kagetnya dan berakhir mendaratkan pantatnya di lantai.

Kevin buru-buru turun dari sofa, membantu Dilla berdiri sambil mengatupka bibirnya rapat. Dilla mencubit lengan Kevin kuat. Tapi Kevin malah tertawa pelan, tidak bisa lagi di tahannya bibirnya itu.

"Kalo gue mati jantungan gimana?" Bisik Dilla.

"Sori sori. Abis gue gak bisa tidur." Kevin menggambil botol minum di atas meja dan menyodorkannya kearah Dilla. Dilla menerimanya dan langsung melenggos. Begitu selesai menegaknya setengah, di liriknya Kevin tajam.

Arah Kisah Kita {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang