12.

136 7 0
                                    

Dilla sibuk menoleh kesana-kemari mencari sosok Kevin di antara kerumunan orang-orang yang ada gedung kampus Kevin. Bibirnya tersenyum begitu berhasil menemukan Kevin. Senyumnya berubah kecut.

Niki berdiri disebelah Kevin, kelihatan sibuk dengan kamera di tangannya. Tiba-tiba dia menoleh ke Kevin dan tersenyum. Kevin melirik kamera dan balas tersenyum kearahnya. Dilla melenggos.

"Dilla!"           

Senyum Kevin semakin lebar begitu di lihatnya sosok Dilla berdiri gak jauh dari tempatnya. Dia mengangkat tangannya tinggi.

"Gue ke Dilla bentar ya." Belum juga Niki menjawab, Kevin sudah berjalan meninggalkannya kearah Dilla.

Dilla menatap Niki yang sudah tersenyum kecil kearahnya tapi Dilla dengan cepat melenggos. Dia baru menyungingkan senyum kearah Kevin begitu cowok itu sudah berdiri didepannya.    

"Sori, gue telat..."

"Gapapa."

Dilla menyodorkan bucket bunga yang ada di tangannya dan langsung memeluk Kevin.

"Selamat wisuda pacar." Kevin membalas pelukan Dilla. Dia kembali memakai toga yang daritadi di tenteng di tangannya.

"Selfie dulu."

Dilla mengangguk setuju. Di keluarkannya hp dari dalam tas nya.

"Satu... Dua..." Hitungan ketiga Kevin menoleh dengan sengaja, mencium pipi Dilla singkat. Dilla tertawa seraya menatap Kevin lekat.

"Besok jadi kan?" Kevin meraih sebelah tangan Dilla. Dilla mengernyit bingung.

"Besok? Emang besok kita mau ngapain?"

Kevin berhenti seraya menatap Dilla serius. "Katanya mau foto bareng di studio pake toga?"

Dilla tersenyum lebar dan langsung mengangguk mengerti. Sebulan lalu sewaktu Dilla lebih dulu wisuda, dia memohon ke Kevin untuk menggabulkan satu keinginannya itu. Raut wajahnya langsung berubah semangat.

"Besok ya? Jemput gue..." Dilla menarik tangannya dan langsung menghambur kearah mama Kevin.

"Hallo tante..."

Niki terlihat tidak nyaman di tempatnya. Di liriknya Kevin yang sudah berdiri disebelahnya, meliriknya sekilas seraya menyungingkan senyum tipis. Niki mengangguk kecil.

Dilla masih terus menatap Niki yang sudah tersenyum kearahnya. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya di raihnya sebelah tangan Dilla dan di genggamnya kuat.

"Gue serius kali ini. Gue bener-bener minta maaf buat semuanya. Gue gak minta lo buat maafin gue sekarang kok. Gue gak bakal lagi ganggu-ganggu hubungan lo sama Kevin. Tapi gapapa kan kalo gue tetep punya perasaan buat Kevin?"

"Gak boleh." Dilla menatap Niki lekat.

"Cinta itu egois Nik. Dan gue gak mau ada orang lain, siapapun itu, apalagi elo, punya perasaan ke Kevin. Gue gak minta lo buat jauhin Kevin karna gue tau kalian berdua gak bakal bisa di pisahin. Tapi please... Berhenti punya perasaan lebih kedia kalo emang lo  pengen ngelihat dia seneng. Gue serius."

Niki mengangkat wajahnya yang daritadi masih menunduk. Dia tersenyum kecil seraya mengangguk. "Mungkin ini balesan buat gue karna udah pernah ngerebut Andre dari elo dulu."

***

Dilla menoleh dan menggeser badannya, menggubah posisi berdirinya menjadi disebelah Niki begitu di lihatnya Kevin berjalan kearah mereka. Dilla melirik Niki yang sudah tersenyum lebar kearah Kevin.

"Ayo balik. Udah di tunggu nyokap di mobil." Niki mengangguk sementara Dilla masih terus melirik tajam kearah Niki. Dilla mengerjap begitu merasakan tangannya di gandeng Kevin.

 "Ayo." Ajaknya sambil menarik Dilla darisana. Mereka berdua sudah berjalan meninggalkan Niki di belakang. Dilla tersenyum tipis kearah tangannya dan tangan Kevin. Dia mendongak, menatap Kevin disebelahnya hangat.

 "Vin..."

 "Hm?"

 Dilla merapatkan tubuhnya ke Kevin dan memeluk lengannya kuat.

"Kenapa?" Kevin kelihatan bingung di tempatnya. Dilla menggeleng cepat. "Gue seneng lo tadi gandeng tangan gue. Jangan di lepas ya..."

Kevin mendengus geli ditempatnya seraya memperkuat pegangan tangannya.

-END-

Arah Kisah Kita {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang