13; why?

2.2K 706 153
                                    

"serius gua panitia?"

haechan mengangguk membenarkan ucapan mark. "kata kak jaehyun rumah lo deket dari sekolah jadi kalo ada perlu gampang."

"lah anying alasan macem apa itu."

"gatau juga gua," balas haechan singkat.

kedua pemuda ini sedang berada di kantin dengan dua gelas es teh. mereka baru saja selesai bermain futsal untuk mengisi waktu istirahat mereka.

"padahal gua kan bukan osis, chan," komentar mark. sebenarnya, mark tidak terlalu keberatan pasal dia dipilih menjadi panitia pensi sekolahnya, masalahnya, lelaki ini benar-benar malas mengurus acara seperti itu.

"ini gabungan juga osis sama anak non osis," jawab haechan selaku anggota osis.

"bilangin kak jaehyun ya, gue gamau dapet bagian susah. mendingan gua yang ngisi acara aja nanti."

"makin bagus kalo lo ngisi acaranya!" haechan dengan semangat membalas ucapan mark. "ntar gua bilangin kak jaehyun."

mark hanya bergumam dan menyeruput es tehnya.

"sekolah kita kerja sama sama sekolah herin, jadi pasti dia ikut."

herin.

mark sepertinya tidak ingin mendengar nama itu untuk beberapa saat ini.

herinnya sudah bukan untuknya lagi.

"berarti nanti herin dateng sama guanlin?"


•••


"herin, makan yuk."

"bentar," herin sibuk membereskan mejanya ketika guanlin datang mengajaknya untuk makan siang.

"rin, kayanya aku nanti ga bisa nganter kamu pulang," ucap guanlin ketika ia dan herin berjalan menuju kantin.

"eh? padahal aku mau minta temenin ke toko buku," jawab herin pelan.

"ah maaf ya? aku ada rapat osis. gapapa sendiri?"

herin hanya tersenyum lalu menjawab, "gapapa."


•••

bukan namanya haechan kalau tidak pelit. untuk mengantar mark pulang sebentar saja ia tidak mau. katanya hemat bensin.

dan berakhirlah mark berjalan pulang sendiri. tidak ada haechan, tidak ada herin.

ini sudah seminggu lebih setelah postingan instagram herin. menyatakan bahwa herin menerima guanlin.

sudah seminggu, dan mark masih belum siap bertemu herin.

belum siap bertemu sumber kebahagiaannya.

oops, sekarang herin juga menjadi sumber kebahagiaan guanlin.

"kak mark!"

mampus, suara herin. batin mark. ia sangat yakin bahwa yang memanggilnya adalah herin.

kesalahannya juga, kenapa mark pulang lewat depan sekolah herin.

dengan gugup mark berbalik menatap herin.

damn, that smile.

mark sungguh tidak tahan dengan lesung pipit herin. saat ini herin tengah menatap mark dengan senyuman yang sangat manis.

pacar orang emang lebih menggugah selera. pikir mark.

"herin, lama ga ketemu," sapa mark menutupi kegugupannya.

"kak mark sih udah ga pernah nemenin aku pulang," jawab herin dengan nada sedih.

mark tertawa sedikit sarkas. "kan sekarang kamu udah ditemenin guanlin."

herin tertohok.

herin benar-benar yakin bahwa ia masih menyukai mark.

selagi mereka mengobrol, mereka berjalan pulang, like they used to be. itu terjadi tanpa sadar.

sore itu, mark telah memilih.

"rin, seandainya dia nyakitin kamu, bilang ke kakak ya."

"kenapa emang, kak mark?"

herin menatap bingung mark, sedetik kemudian tatapan itu berubah menjadi sendu kala mark menjawab,

"karena dia nggak boleh bikin sumber kebahagiaan kakak sedih."


•••

MARKRIN TIDAK AKAN KARAM YOROBUN

walk you home ; mark herin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang