Ch 10 (end) -Runtuh

3.3K 356 119
                                        

Jungkook menatap jimin yang begitu lucu dengan perutnya yang buncit. Ya, jimin masih begitu lucu dan imut walaupun sudah hampir delapan tahun berlalu sejak malam dimana dia 'mempermainkan' jimin habis-habisan.

Jungkook ingat sekali bagaimana seorang mantan 'selir' sekaligus mantan 'putri' itu bertanya padanya..

"Kau mau aku yang membuka pakaianku ini dengan tanganku sendiri atau kau yang akan melakukannya."

"Santai saja, putri jimin."

Kata jungkook dengan nada yang begitu dingin.

"Ah maafkan hamba, pangeran jeon yang agung. Jadi pangeran jeon ini ingin melakukannya seperti apa?"

Jungkook tertawa mendengarnya.

"Anak kecil tidak pantas menawar-nawarkan tubuhnya seperti ini."

Kata jungkook.

"Kau-"

"Hyung. Panggil aku hyung. Kau lebih muda dariku, jimin."

Jimin hanya bisa terdiam mendengarnya.

"Aku kemari tidak untuk melakukannya. Kedatanganku kesini adalah untuk memintamu belajar mengenai tanggung jawabmu sebagai seorang ratu."

Jimin membulatkan matanya.

"R-r-ratu ap-"

"Ayahku dan ibuku telah kembali bersama. Mereka memutuskan untuk meninggalkan kerajaan dan hidup jauh dari keramaian. Mereka ingin memiliki kehidupan yang sederhana seperti bagaimana ayah dan ibuku bertemu di masa lalu. Itulah kenapa kau harus belajar dengan keras untuk dapat mengemban tugasmu yang baru."

Jimin diam saja, sampai kemudian jungkook berkata...

"Cepatlah tumbuh, jimin. Rawatlah tubuhmu dengan baik. Kalau perlu, berlulurlah setiap kali kau mandi. Jangan mengecewakanku yang akan datang padamu ketika kau genap berusia tujuh belas tahun, jeon jimin."

Ingatan jungkook berhenti, ketika jimin menyadari keberadaannya diambang pintu kamar mereka.

"Kenapa tidak meminta izin untuk masuk?"

"Haruskah? Pintu ini bahkan sudah dibuka begitu lebar, untuk apa aku meminta izin?"

Kata jungkook sambil memasuki kamarnya dan jimin. Lalu para dayang mulai meninggalkan ruangan itu.

"Mau apa, hyung?"

Tanya jimin ketika jungkook duduk dihadapannya.

"Boleh aku meminta-"

Belum sempat jungkook menyelesaikan kata-katanya, jimin sudah menyela ucapannya lebih dulu.

"Tidak, hyung. Tabib bilang ini sudah dekat. Aku takut terjadi sesuatu pada anak kembar kita."

Kata jimin lirih. Sepertinya dia tahu apa yang akan dilakukan jungkook, jika kini kedua tangan besar itu perlahan-lahan bergerak untuk melepaskan tali pengikat bagian depan baju jimin.

"Tidak akan terjadi apa-apa kalau kau tidak gugup, jimin."

Ujar jungkook seraya mengangkat dagu istrinya.

"Kumohon, hyung. Tunggulah sampai mereka lahir. Aku janji, aku tidak akan menolak walaupun hyung memintanya setiap hari."

Rayu jimin seraya menurunkan tangan jungkook dari dagunya. Tapi jungkook malah membawa tangan mungil jimin ke selangkangannya.

"Aku tidak bisa menahannya, jimin."

Lalu jimin yang baik hati akan menyingkirkan semua keresahan dan ketakutannya sendiri demi memberikan kepuasaan pada suaminya.

[End] Orang KasimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang