Chapter 2

7.9K 816 160
                                    

Written by: Nota Morrey

.
.
.
.
.
.

"K-Kapten,barusan aku baru dari kamar Shikamaru. Tadi pelatih Itachi memintaku untuk menyerahkan hasil laporan pertandingan kita tadi siang kepada si rusa itu. Sayangnya saat aku tiba di depan kamarnya pintunya malah terkunci, sepertinya dia sudah tidur"

"Tsk,si rusa itu memang cepat sekali kalau menyangkut tidur" ujar Naruto menghela nafas.

"Kau benar,kapten" Natsuki mengangguk membenarkan perkataan Naruto.

"Heuh,ya sudah. Kali ini kau kumaafkan,cepatlah mandi dan langsung tidur. Besok kita harus bangun pagi-pagi untuk latihan" ujar Naruto.

"Aww.. kau perhatian sekali, kapten" goda Natsuki sebelum akhirnya dia masuk ke kamar mandi.

Perempatan tiba-tiba muncul di dahi Naruto, bocah ini benar-benar harus diberi pelajaran . 'Mungkin melipat gandakan porsi latihannya tidak terlalu buruk. Baiklah,mari kita lakukan itu besok' -Naruto menyeringai, ini benar-benar menarik.

Seringai yang dilakukan Naruto membuat Sasuke geleng-geleng kepala. Sepertinya dia tahu apa yang barusaja dipikirkan Naruto, lihatlah senyum yang aneh dan mencurigakan itu. Orang bodoh itu pasti sedang menyusun strategi untuk menyiksa Natsuki. Ya sudahlah,Sasuke lebih memilih untuk tidak ikut campur.

Baiklah,mari kita tinggalkan Naruto dengan pemikiran jahatnya. Sekarang,kita beralih pada si mungil Kuroko yang barusan sempat menghilang. Apa ada yang tahu dimana dia sekarang? jawabannya adalah atap, kuroko saat ini tengah berada di atap hotel tempatnya menginap bersama team nya.

Apa yang sedang dia lakukan disana?
sebenarnya ini adalah salah satu kebiasaan yang sering kuroko lakukan, di malam hari seperti ini kuroko sering diam-diam menyelinap keluar untuk sekedar menelepon kakaknya. Kakak yang amat ia sayangi.

Tut..Tut..

('Halo,ini dari kediaman keluarga Kuroko. Ada yang bisa saya bantu?')

"Halo Tamaki-san, ini aku Tetsuya. Apa kau bisa memberikan telepon ini pada kakakku?"

('Baik tuan muda, kebetulan kakak anda sedang ada disini. Akan kuserahkan telepon ini padanya')

"Baiklah"

('Yo,Tetsuya.. ')

"Nii-san?"

('Ya,ini aku.')

"Apa kau baik-baik saja?"

('Ahahaha.. tentu saja adikku, apa kau tidak bosan menanyaiku itu setiap hari?')

"Maafkan aku"

('Hei-hei, aku hanya bercanda. Jangan sedih begitu..')

"Aku tidak sedih Nii-san"

('Ya-ya aku tahu.. kau memang selalu seperti itu')

Kuroko tersenyum, sudah hampir sebulan dirinya tidak bertemu sang kakak dan jujur saja ia sangat merindukan kakaknya tersebut.

Jika bukan karena kakaknya kuroko mungkin tidak akan pernah bisa sampai ke tahap ini, ia selalu bersyukur karena telah diberikan seorang kakak yang baik dan penyayang seperti beliau. Dan juga beliau merupakan satu-satunya keluarga kuroko yang masih hidup.

"Nii-san,kau sedang apa?"

('Menonton tv')

"Jangan menipuku,kau tidak bisa nonton TV nii-san" -kekeh kuroko.

Moonlight [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang