Draft 6: Headline News

217 41 69
                                    

- Januari 2017 Minggu ke-1 –

Ya, ini memang salahnya: karena ia tak pernah kembali, karena ia tak berinisiatif untuk bertanya, karena ia tak menghubungi kekasihnya sesuai janji itu, dan karena ia egois. Hyunsik kemudian hendak beranjak pergi ketika ia bertatap pandang dengan seseorang yang lain.

***

Seo Eunkwang menandaskan seteguk kopi terakhirnya usai mendapati punggung Minhyuk menghilang di ujung lorong panjang. Ia bangkit dan membuang cup plastik itu lalu beranjak hendak kembali ke kamarnya: barangkali Yun Jun sudah menunggu di sana sambil membuat keributan dengan selimut yang tercecer, juga bantal yang terlempar kesana kemari.

Langkah kaki Eunkwang sudah berada di dekat kamar tempatnya menginap ketika didengarnya beberapa suster berkasak-kusuk menyebut nama Lee Minhyuk, juga Song Hye Rin, kekasih hatinya yang...

"Omo, Dr. Im datang. Lihatlah dia. Ia seperti laki-laki yang tidak tahu malu. Lihat juga ekspresi Dr. Lee." Seorang suster bergumam di belakang meja panjang setinggi dada.

"Ini sudah hampir lima tahun, bukan? Apakah ia datang setelah mendengar kabar mengerikan yang menimpa Dr. Song? Oh, malang sekali. "

"Aku sungguh tak ingin bertemu dengan laki-laki seperti itu!"

"Apa maksudnya ia mendekati Yun Jun~i? Apakah ia akan mengaku tiba-tiba? Mengambil hak asuh anak? Ya Tuhan, aku prihatin dengan keadaan Tuan Seo Eunkwang..."

"Yun Jun~i harus pandai memilih ayah yang tepat untuknya, bukan begitu?"

Seo Eunkwang terpaku di tempatnya. Ia tak dapat melangkah ke mana pun. Kakinya tak mau bergerak dan telinganya terus mendengar hal-hal. Laki-laki itu bisa melihat betapa hangat tatapan Minhyuk pada putranya, namun aura dingin menguar dari sana seolah menolak keberadaan seseorang dengan sengaja.

"Jadi... itu dia(?)" gumam Seo Eunkwang.

Mata itu terus mengekori tindakan Lee Minhyuk, juga 'ia', bahkan ketika keduanya berjalan bersama melewati lorong rumah sakit menuju pintu keluar dan mengobrol panjang lebar: obrolan penuh nostalgia, emosi, juga sakit dan sesak. Seo Eunkwang hanya menghembuskan napas panjang acapkali nama orang-orang yang disayanginya tersebut dalam perbincangan dua sisi yang mengabaikan keberadaannya secara tak sengaja, kemudian dilihatnya Minhyuk melenggang pergi dengan mata memerah, juga wajah kesal.

Diamatinya laki-laki yang membeku di bawah kanopi langit, ia membisu tanpa ada niatan mencegah kepergian Minhyuk atau sekedar membela diri lagi. Terakhir, Seo Eunkwang melihatnya hendak beranjak pergi: buru-buru, ia mempercepat langkah, mendekat dan berdiri di belakang laki-laki itu. Mereka bertatap muka.

"Ah, permisi..." ujar Im Hyunsik spontan. Laki-laki di hadapannya hanya menatap nanar sambil menghalangi langkah dokter muda itu dengan tangan kanan yang direntangkan ke depan dadanya.

"Bisa.. kita bicara... sebentar?" tanya Seo Eunkwang.

"Nuguseyo? Apa ada sesuatu yang penting? Maaf, aku sedang buru-buru." Ia menolak halus, mata itu bahkan tidak memandang lawan bicaranya.

"Seo Yun Jun..." gumam Eunkwang singkat. Ia sukses menarik perhatian Im Hyunsik.

"Ye?"

"Kau tidak mungkin datang kemari tanpa tahu apa-apa... Dr. Im. Yun Jun~i... kau mau mengambilnya... dariku?" Tatapan nanar itu melemah. Atmosfer keduanya bertarung seolah tengah berebut, tarik menarik, saling menebak, juga menyerah.

"Kau..."

"Aku mendengar cerita itu... baru saja. Juga, kau pasti banyak tahu tentangku, karenanya kau cari Yun Jun di sini. Dr. Im...bawalah Yun Jun bersamamu." Seo Eunkwang menurunkan tangan yang menghalangi kepergian laki-laki itu. Sepasang matanya beradu dengan tatapan gelisah dan khawatir milik Im Hyunsik: antara terkejut, juga tak yakin.

[2017] FATHER, STAY HERE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang