ISTANA

1.7K 105 9
                                    

Korea selatan memang bukan lagi berbentuk kerajaan seperti dulu, Negara itu sudah berubah menjadi Negara republik, namun istana dan pemerintah tetap berjalan beriringan dalam menyusun Negara dan mengembangkan Negara, Ratu korea yang selama ini memimpin mempunyai peranan penting juga dalam parlemen Negara

Bahkan semua keluarga kerajaan masih sangat dihormati oleh rakyat dan dielu – elukan, para pangeran dan putri pun tak kalah kepopuleran mereka dari para idol yang sekarang digilai didunia, mereka juga bak selebriti yang keluar masuk tipi untuk sekedar wawancara, menjadi tajuk utama dan model sampul majalahpun tak luput menjadi hal yang biasa bagi keluarga kerajaan

Sore itu angin bertiup sepoi, korea yang hampir memasuki musim panas tersebut nampak masih begitu dingin

Sebuah taksi berhenti didepan gerbang istana baru, istana lama sudah diserahkan oleh pihak kerajaan agar menjadi cagar budaya nasional, oleh sebab itu pada tahun 1960 pihak kerajaan membangun kembali sebuah istana untuk tempat tinggal dan pusat pemerintahan kerajaan yang baru

Yi hwan nampak turun dari sebuah taksi, ditutupnya pintu taksi perlahan, matanya mulai terlihat sendu begitu melihat bangunan istana yang terlihat megah didepannya, ingatan – ingatan masa kecilnya yang menyenangkan mulai sedikit demi sedikit bermuncullan

" ibu... ayah... aku kembali " gumamnya, matanya mulai berkaca – kaca

Ditundukkanya sejenak kepalanya, digigitnya bibir bawahnya untuk menghentikan tangis yang mungkin akan meledak namun tidak, ditegakkan kepalanya dan ditatapnya dengan penuh keyakinan istana didepannya, dilangkahkan kakinya masuk kedalamnya

****

Suara derap langkah kaki memburu terdengar begitu tergesa

" mama... ini hamba, jo sanggung [ kepala dayang ] " seorang wanita berwajah keriput nampak begitu terenggah

" masuklah " terdengar suara dari dalam ruangan

Pintu geser tersebut dibuka, seorang wanita paruh baya dengan dangui sutra nampak melepas kacamata bacanya

" ada apa ? kenapa kau terlihat begitu tergesa " ucapnya dengan bahasa formal yang halus

" mama... mama... " dayang jo nampak berkaca – kaca dan tak bisa berkata

" ada apa jo sanggung ?" ratu menjadi penasaran

" halma – mama " tiba – tiba hwan muncul dari arah belakang dayang jo

" ogg.... Yeong – i – ah ... omoo.... Cucu nenek... " sang nenek tak kuasa membendung airmatanya belum sempat sang nenek berdiri, hwan sudah menghambur kearah neneknya dan memeluknya

" aku merindukanmu nek... sangat " kata hwan

" anak nakal... kau kembali " sang nenek menepuk – nepuk bahu hwan

" yee... yang mulia " kata hwan dengan nada menggoda

" iya... seperti ini baru benar..." sang nenek menepuk lembut bahu sang cucu yang sangat dirindukannya tersebut

Hwan melepas pelukan sang nenek dan memandangnya lembut,

Hwan tak membuang waktu, ia mengunjungi altar kedua orang tuanya, dirapatkannya kedua tangannya dan bersujud menghormat kepada kedua mendiang orang tuanya yang meninggal 10 tahun lalu

" ayah.... Ibu.... Aku kembali, seperti yang kalian katakan padaku... bahwa keluarga adalah rumahmu dan kini aku kembali... pada rumahku" batinnya, matanya berkaca – kaca ketika melihat lukisan kedua orang tuanya, tak terasa airmatanya menetes membasahi pipinya, suasana haru begitu mencekiknya ia tak tahan berlama – lama didepan mendiang orang tuanya karena ingatan masalalunya akan bermunculan dan itu membuat kepalanya terasa berdenyut

Sunset at The Palace (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang