Bagian 11

502 38 1
                                    

Hwa Yeong kembali kerumahnya dengan kaki yang terpincang – pincang, kakinya semakin membengkak, ketika ia melewati ruang tengah ia melihat ayah dan kakak perempuannya nampak duduk berhadapan, tidak ada kata diantara keduanya hanya terlihat wajah tegang mereka

Hwa Yeong hendak melangkah masuk namun sapaan sang ibu menghentikannya

"Agassi... kau sudah pulang?" Tanya sang ibu

"ibu.. apa yang sedang ayah dan kakak bicarakan?" Tanya Hwa yeong

"omoo... ada apa dengan kakimu? Kenapa begitu bengkak dan memerah, bibi Han... cepat ambilkan kotak obat!!!!"

"ahh.. ibu.. aku tidak."

"apa kau bisa berjalan? Sini biar ibu bantu berjalan, aiigooo bagaimana ini bisa terjadi?" sang ibu membantu Hwa yeong yang berjalan dengan terpincang menjauh dari ruang kerja sang ayah

Hwa yeong masih begitu penasaran, matanya masih menatap ruang kerja sang ayah yang penuh dengan hawa-hawa ketegangan, tapi sang ibu seperti menjauhkannya dari sana dan membuatnya tak mengetahui permasalahan tersebut

****

Sementara itu dirumahnya Hwan nampak terdiam dikamarnya, ia melihat foto – foto Hwa Yeong diinternet, gadis itu terlihat sangat cantik dan senyum yang lebar disetiap kegiatannya, gadis itu terlihat anggun dan elegan disetiap penampilannya didepan umum

"anyeong... hwa yeong-ah­, aku bahkan belum sempat menyapamu, haaah... bagus sekali.. kau menepati janjimu untuk menjadi gadis istimewa agar bisa bersanding denganku.. haruskah.. haruskan aku juga menepati janjiku?"

Hwan lalu meletakkan ponselnya dan membuka laci mejanya, ia mengambil sebuah kotak kayu dari sana, dibukanya kotak itu dengan sebuah kunci kecil model kuno, didalamnya ada banyak tumpukan surat, diambilnya surat yang paling atas, kartu pos itu beralamatkan seoul, korea selatan

"mungkin dulu seharusnya aku mengirimkanya, atau... tidak?" gumamnya

Lalu tiba – tiba ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk terpampang dilayar telponnya, ia membuka pesan itu

"bersiaplah"

Senyum sinisnya mengembang " haah... mereka memulainya dengan cepat."

Hwan lalu mengalihkan pandangnnya kearahnya bingkai foto yang didalamnya tergambar seorang gadis kecil dengan yukata dan membawa permen apel serta dirinya saat kecil yang memegang kembang api

"setelah ini.. aku.. mungkin tidak akan bisa kembali lagi, jadi... bersiaplah.. Hwang Hwa yeong."

Apa yang sebenarnya harus disiapkan? Apakah sesuatu yang buruk? Apa hubungannya dengan hwa yeong? Apakah sesuatu yang akan membuat gadis itu menangis? Mungkinkah hwan akan tega melukai hatinya? Entahlah... hwan kembali dengan membawa begitu banyak luka didalam tubuhnya...

****

Ratu terlihat duduk santai diruangannya sambil menikmati teh bunga yang terhidang di mejanya

"mama.... Penasehat choi ada disini."

Wanita tua itu nampak memalingkan wajahnya, kemudian meletakkan cangkir tehnya

"suruh dia masuk, aku sudah menunggunya."

"yee.. mama."

Tak berapa lama seorang lelaki paruh baya masuk menghadap Ratu, lelaki itu memberi salam dengan hormat kemudian duduk didepan Ratu

"apa kau sudah menyiapkan semuanya?" Tanya Ratu

"yee mama... hamba sudah menyiapkan seperti yang yang mulia minta, anda hanya tinggal memeriksanya saja."

Sunset at The Palace (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang