5 hari sudah Hwa Yeong dibekap dikamarnya, sang ibu tidak memperbolehkan ia berjalan ataupun beraktivitas terlebih dahulu sebelum ia sembuh total
Dibolak – baliknya majalah asing yang ada ditangannya tersebut, wajahnya terlihat sangat bosan
TUK.... TUK...!!!! Suara kerikil menghantam kaca jendela kamar Hwa Yeong yang berada dilantai dua
Hwa Yeong yang mendengar hal itu nampak penasaran, ia menutup majalahnya dan turun dari tempat tidurnya, ia berjalan kearah jendela kamarnya dan menyingkap gorden penutupnya
" oogg... " dilihatnya Yi sun dibawah sana melambai padanya " apa yang oppa lakukan malam – malam begini?"
"Hwa Yeong – ah... oppa lapar, haruskah... kita makan mie?"
Hwa yeong menatap Yi sun dibawah sana, gadis itu tahu Yi sun akan datang menemuinya jika pemuda itu sedang suntuk dan banyak masalah
"kau membuatnya sendiri?" Tanya Yi sun begitu melihat sepanci mie tersaji didepannya
"tentu saja.. aku dan kakakku sering makan mie jika kami sedang ingin dan aku yang membuatnya, makanlah.."
Yi sun nampak diam, ia teringat kue coklat membara yang terasa pahit buatan Hwa yeong tempo hari
"yaaa!!! Mie ini bisa dimakan oppa tenang saja.. makanlah."
"huuh.. ini sangat enak." Yi sun meneguk air mineralnya, ia kemudian meletakkan sumpitnya dan menatap Hwa yeong
"hwa yeong-ah."
"emm..." hwa yeong masih asyik dengan mie-nya dan tak begitu memperhatikan Yi sun
"tidak bisakah kau bersamaku? Aku.. bukanlah Pangeran Mahkota tapi aku.. aku akan membuatmu bahagia."
Mendengar itu hwa yeong langsung berhenti makan dan kemudian menatap Yi sun yang duduk didepannya
"oppa aku akan bersamamu... aku akan tetap bersamamu walau apapun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu... aku sudah berjanji bukan."
Mendengar jawaban Hwa yeong pemuda itu hanya bisa menghela nafas pelan, bukan itu jawaban yang di inginkan Yi sun, bukan itu... tapi ia mengerti, gadis itu mungkin tak menaruh hatinya padanya selama ini, memang sulit jika harus memaksakan sebuah hati, dan ia coba untuk memahaminya, sedih dan sakit memang... namun inilah kehidupan
Min Yeong yang sejak tadi berada dibalik pintu nampak tersenyum, ia tahu bagaimana mereka berdua saling ketergantungan dan saling menguatkan satu sama lain, ia juga tahu bagaimana kesedihan Yi sun yang mungkin harus melepaskan Hwa Yeong kelak saat Hwa Yeong memasuki Istana
Min Yeong mengatur emosinya dengan hembusan nafas, ia kemudian masuk kedalam ruang makan
"yaaa.. yaa... aku mencium bau mie... kalian makan mie tanpaku?!"
"selamat malam... min Yeong noona " sapa Yi sun
"oo... apa kau kemari karena patah hati? kudengar ... Istana tetap memilih Hwan sebagai Pangeran mahkota," kata min Yeong blak – blakan seraya merampas sumpit Yi sun dan juga mangkuk mie Yi sun
"oo.. mereka mengambilnya tapi mereka tidak bisa mengambil mangkuk mie – ku." Yi sun merebut kembali mangkuk mienya
"aaahh.. kau pelit sekali...dasar pelit!!!" min Yeong dan Yi sun berdebat hanya karena semangkuk mie, melihat itu Hwa Yeong tersenyum, entah kenapa ia selalu bisa tersenyum jika bersama mereka berdua
Senyum yang mungkin sebentar lagi akan meredup, senyum yang mungkin sebentar lagi akan menghilang dari wajah cantiknya
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset at The Palace (TAMAT)
Fiksi Sejarahcerita ini berlatar pada korea di tahun modern, dimana kerjaan korea masih kokoh berdiri dengan seorang Ratu yang memimpinnya konflik mulai muncul ketika hadirnya 2 pangeran dan 2 gadis cantik yang akan saling bersaing demi sebuah gelar tertinggi c...