Bagian 21

515 35 0
                                    

Hwan menyerahkan dokumen terakhir untuk menjerat mertuanya tersebut, dokumen itu adalah dokumen yang mungkin akan bisa langsung membuat para saksi menjadi tersangka

Hwan keluar dari kejaksaan tanpa memberikan komentar apapun kepada wartawan

Setelah ini selesai, hwan berencana akan menjelaskan semua kesalah pahaman yang selama ini terjadi kepada hwa yeong, dan ia berharap... mereka berdua bisa terbuka dan memulai semuanya dari awal kembali

*******

Hwa yeong mondar-mandir di kamarnya, ia sangat cemas melihat perkembangan sang ayah, kasus itu sungguh berat itu adalah pembunuhan yang sudah direncanakan dan mungkin akan menjerat sang ayah pada hukuman seumur hidup ataupun hukuman mati nantinya

"mama..." sekertaris kang menegurnya

Hwa yeong berbalik dan menatap wanita tersebut

"bagaimana? Apa yang dikatakan pangeran uijeong?"

Sekertaris kang terlihat muram, haah... hwa yeong tahu bahwa ini mungkin akan sia-sia apalagi setelah pangeran mahkota menyerahkan dokumen terakhir yang mungkin akan semakin memberatkan sang ayah

"apa kita tidak bisa meminta penangguhan penahan atas ayahku?"

"mama...hal itu hanya akan membuat anda terlibat dalam kasus ini.. anda mungkin juga akan diselidiki nantinya, ini tidak akan baik."

"haah.."hwa yeong duduk diatas kasur "lalu... apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tahu ayahku pantas untuk mendapat hukuman... tapi setidaknya.. ayahku tidak harus menderita didalam penjara."

"mama.."

*******

Pagi harinya sebuah berita dikoran tentang skandal Pangeran mahkota muncul, hubungan Pangeran mahkota dan kim soo young dimasalalu terangkat, tentang pertunangan dan hubungan asmara keduanya, bahkan foto saat Hwan dan Soo young masuk kedalam gedung apartemen berdua

"haah.. benar-benar.. "hwa yeong terlihat kesal dan meletakkan Koran paginya dengan kasar

Hwan memasuki ruang makan dan duduk menghadap sarapannya

"apa kegiatanmu hari ini?" Tanya hwan

"apalagi... tentu saja membaca diperpustakaan, nenek melarangku untuk keluar sampai kasus ini selesai." Jawaban ketus itu membuat Hwan binggung

"aa.. tenang saja... kasus ini akan cepat selesai dan kau bisa keluar nantinya."

"ooo..itupula yang saya harapkan..keluar dari istana ini."

Hwan berhenti makan dan menatap hwa yeong, ucapannya itu membuat berpikiran negative

"apa kau.. betapa ingin pergi dari istana ini?"

"tentu saja." Wajah datar hwa yeong terlihat dingin "setidaknya kau tidak harus bertemu dengannya secara diam-diam.. perhatikan langkahmu karena banyak orang yang mengawasi bukan, bukankah kau yang selalu memperingatkanku tentang langkahku.."

Sekertaris kang menyerahkan Koran pagi yang tertera skandal sang pangeran mahkota

"haah.. kau tidak terkejut dengan berita ini? Kenapa? Apa kau sudah mengetahuinya?"

Hwa yeong meletakkan sendok supnya dan menatap suaminya tersebut

"heh.. apa yang tidak saya tahu... istana begitu kecil akan sangat mudah mengetahui semuanya,"

"apa kau tidak penasaran dengan berita seperti ini... apa kau tidak penasaran apakah berita ini benar.. apa kau..."

Hwa yeong langsung berdiri dengan kesal "sekertaris kang... bawakan semua buku pelajaranku ke pavilliun... aku harus belajar,"

"baik.. yang mulia."

Hwa yeong berlalu begitu saja dari ruang makan meninggalkan hwan yang masih kesal disana, hwa yeong tak ingin mendengarkan apapun dari mulut hwan baginya semuanya sudah jelas dan tidak harus dijelaskan lagi,

Keberadaannya diistana hanya sebagai alat untuk menuju tujuannya, alat... sebagai alat yang harus dilakukannya hanya diam.. dan bergerak sampai saatnya tiba nanti

Sementara hwan.. hwan sangat benci dengan sikap hwa yeong yang dingin padanya, hwan benci.. dengan pandangan tajam hwa yeong saat melihatnya, hwan benci.. dengan ucapan datar hwa yeong saat bicara padanya, hwan... benci hwa yeong yang seperti itu

*******

Hwan berdiri didepan pavilliun hwa yeong, gadis itu nampak duduk disana sambil membaca buku tebal dihadapannya

Huuh.. ditariknya nafas panjang sebelum akhirnya ia memulai ucapannya

"Ya.. hwang hwa yeong... aku ingin bicara padamu,"

Hwa yeong tak mengubri sapaan pangeran mahkota tersebut

"Yaaa!!! Hwang hwa yeong kau tuli?!"

Hwa yeong dengan kesal kali ini menoleh

"apa maumu."

"mari kita berdamai.." hwan menjulurkan sebutir jeruk

Sekertaris kang yang melihat hal itu tersenyum, mereka berdua kini seperti anak kecil yang saling bermusuhan dan kembali berdamai

"haah.. aku bukan anak kecil, jeruk tidak akan cukup."

Hwan tak hilang akan ia mengeluarkan sebutir lagi

"2.. bagaimana?"

Heeh.. hwa yeong tersenyum, hwan berhasil membuatnya tersenyum kini

Mereka kemudian makan jeruk bersama dipavilliun

"jadi.. bukankah ulang tahunmu 10 hari lagi?" Tanya hwan

"emm.. aku akan berusia 19 tahu 10 hari lagi.. emm.. akan sangat menyenangkan jika salju turun dihari itu."

"jika salju turun mungkin kita tidak akan melihat kunang-kunang nanti."

"emm.. tapi aku lebih memilih salju..."

"benarkah? Yaa.. hwang hwa yeong... saat kau terlahir kembali.. apa yang kau inginkan?"

"saat terlahir kembali? Emm.. "hwa yeong menatap sang suami "aku tidak ingin mengenalmu, aku tidak ingin melihat istana dan aku berharap aku bisa lahir dalam keluarga miskin disebuah desa terpencil."

Hwan meletakkan jeruknya "apa kau menyesal mengenalku?"

Hwa yeong menggeleng "aku hanya menyesal bertemu denganmu dalam keadaan seperti ini, saat lahir kembali lagi mari kita bertemu sebagai rakyat biasa tanpa status dan kedudukan."

Hwan terdiam, tapi kemudian mengangguk " emm... itu ide yang bagus."

"dan juga... tentang keluargamu.."hwa yeong tertunduk malu "aku mewakili ayahku untuk meminta maaf, aku tidak berharap kau akan mengeluarkan ayahku karena ayahku memang bersalah, setidaknya... aku ingin membuat kakakku tenang, hidupku tenang dan aku bisa menjalani hidup tanpa rasa bersalah padamu."

"hwa yeong-ah.. kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu?"

Hwa yeong menggeleng "aku hanya ingin minta maaf saja."

Hwan langsung memeluknya, "mari kita.. memulai semuanya dari awal lagi... berdua.. hanya kita berdua tanpa memandang kearah masalalu yang akan menyakiti kita nanti."

Hwa yeong diam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan yang mungkin hanya bisa ditelannya tersebut

Hwa Yeong terisak, ia teringat surat yang ditinggalkan sang kakak padanya, sang kakak memesan agar semua dikembalikan pada tempatnya termasuk sang ayah yang bersalah harus dihukum agar hidup mereka tenang dan mereka bisa memulai hidup mereka dari awal dengan damai


Sunset at The Palace (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang