BAB 5

2.1K 39 0
                                    

》》Setelah hari itu, hari dimana nasya dilarang kakak nya untuk melanjutkan permainan tersebut.

Maka dari itu nasya memutuskan untuk mengakhiri permainannya.

Banyak yang menyayangkan nasya mengakhiri permainannya, wathcer begitu semangat melihat tantangan yang dilakukan nasya.

Tapi apa boleh buat, nasya sangat menghargai, menyayangi, menghormati kakaknya.

Kakak yang selalu ada buatnya, yang selalu membantunya dikala susahnya, kakak yang selalu bisa buat dia happy.

Pokoknya kalau kakaknya ngatain A untuk kebaikan nasya, maka nasya pasti akan nurut.

Setelah hari itu pun, kakak nasya akhirnya memutuskan untuk datang ke cambridge, sekalian mengikuti beberapa acara yang diadakan oleh rekan kerja nya.

"besok aku ada undangan ke acara syukuran rumah baru rekan kerja ku, sekaligus investor besar di perusahaan kita. Besok aku menggandeng kamu, jadi pergilah sekarang kalau mau cari dress atau gaun yang bagus dan indah untuk acara besok malam" terang kakaknya ke nasya sambil ngasih salah satu kartu kebanggaannya untuk dipake nasya belanja

Nasya emang hemat, tapi kalau dikasih yang gratisan atau yang jelasnya bukan pake uangnya sendiri nasya pasti bersemangat untuk menghabiskannya.

Dan yang selalu jadi korban kekalapan nasya adalah kartu atm kakaknya.

Mendengar perintah kakaknya, nasya langsung menelfon sahabatnya untuk menemani dia mencari gaun yang cocok untuknya.
.
.
.
.
.
.
.

The Grand Duck King - Cambridge

"kenapa sih nggak ketemu di appartement kamu aja sih nas? Akukan pengen ketemu kakak kamu" seru fisha yang kesal karna nasya maksanya langsung ketemu di mall, nggak perlu kerumahnya.

"aku udah tau, kalau kita ketemu di appartementku, yang ada nggak pergi pergi kita cari gaun ku sha" ledek nasya sambil tertawa bersama audrey.

"eh iya btw dengar dengar dari fisha, kamu dapat nomernya cowo yang kemarin aku cium itu ya drey?" tanya nasya, yang sedari kemarin penasaran.

Audrey bisa dapat nomer cowo itu darimana.

Karna setelah kejadian nasya mencium cowo tersebut, ketiga gadis itu langsung meluncur pergi keluar.

Menghilang untuk menghindari cowo tersebut dan paparazi.

"kenapa? Kamu mau juga nomernya?" tanya audrey galak, karna dia takut nasya bakal ngedekatin cowo kesukaannya.

"yaampun drey, aku cuma nanya doang. Nggak ada maksud mau minta. Aku cuma bingung gimana caranya coba? Sedangkan kita aja langsung pergi waktu itu" jelas nasya

"nas, apa sih yang nggak bisa di lakuin audrey. Apa lagi kalau yang berkaitan dengan yang diinginkannya. Prinsipnya kan, kalau dia udah suka yang itu, dia harus dapatin" tambah fisha.

"iya juga ya. Lupa aku karakter sahabat aku yang satu ini" sambut nasya sambil ketawa.

"nah tu kalian tau" jawab si gadis berambut merah tersebut.

Setelah mereka menghabiskan waktu bersama di mall, dan sudah menemukan gaun yang cocok akhirnya mereka balik.

Audrey memutuskan untuk pulang kerumah. Sedangkan fisha memutuskan nginap di appartement nasya sekalian bantu nasya besok dandan.

Ya, walaupun begitu, nasya tau, bahwa itu adalah akal akalan fisha agar bisa ketemu dengan kakaknya nasya.

Setiba mobil yang dikendarai nasya sudah berada di lobi appartement, fisha langsung melesat ke dalam menuju appartement nasya duluan.

Go or StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang