LDR 14

575 39 6
                                    

Sekitar seminggu lebih Lisa sudah berada di Tangerang. Waktu seminggu telah digunakannya untuk belajar besosialisasi dengan lingkungan sekitar dan juga mendaftar di sekolah barunya.

Seperti kebanyakan sekolah pada umumnya, SMA GARUDA juga mengadakan MOS untuk murid didik barunya. Di hari terakhir MOS, semua murid baru mulai mendapatkan seragamnya, sebagai bukti resmi bahwa mereka diterima menjadi bagian keluarga besar SMA GARUDA.

Sore sepulang sekolah, Lisa tengah mencoba seragam barunya ketika suara dering ponselnya mengganggu kegiatannya didepan cermin.

"Ish siapa sih yang nelpon. Ga tau gua lagi nyobain seragam baru apa." dengan perasaan kesal Lisa mengangkat telepon dari Rendy.

"Hallo. Lis vc yok." Baru saja ponsel Lisa menempel pada telinga, terdengar suara Rendy yang mengajaknya untuk video call.

"Oke. Gua idupin laptop dulu. Matiin aja nanti lu langsung vc gua." Lisa mulai sibuk dengan laptopnya.

"Ga mau dimatiin".

"Matiin aja ga lama nanti langsung lu vc aja."

"Gak mau. Nanti kalau dimatiin dulu suka lu tinggal laptopnya. Gua nunggu lagi."

Terlihat panggilan video dari Rendy di layar laptop Lisa. Dengan ponsel masih tertempel di telinga kirinya, segera Lisa mengangkat panggilan itu.

"Cie seragam baru. Cie yang udah jadi anak SMA." Baru saja panggilan video itu terhubung, Rendy langsung menggoda Lisa yang masih mengenakan seragam SMA barunya.

"Iya dong. Eh lu udah dapet seragam belom?" Lisa bertanya, dengan pandangan yang terfokus kepada Rendy.

"Udah. Mau liat? Gua ambilin dulu bentar."

"Eh ini telponnya matiin aja ya."

Setelah mendapat persetujuan Rendy untuk mematikan sambungan telponnya, tak lama Rendy menghilang dari pandangan Lisa dan kembali lagi dengan seplastik seragam sekolah dari SMA KARYA BAKTI.

"Udah lu cobain seragamnya?"

"Udah. Eh gimana perasaan lu setelah seminggu ada disitu. Eh seminggu kan ada disitu?"

"Iya seminggu. Em gimana ya masih belajar buat adaptasi lingkungan. Gua juga kalau disini sering sendiri Bi. Mama gua kerja berangkat pagi pulang sore. Bapak gua juga walaupun kerja kena sift gitu tapi kan Bapak gua pendiem. Jadi ya sepi aja gitu lah rasanya ga kaya di Jogja. Ade gua. Uh ga usah ditanya. Dia kalau udah didepan tv diem. Gua juga lebih suka dikamar, jadi komunikasi sama dunia luar itu jarang gitu." Lisa menjelaskan kehidupan barunya di Tangerang.

"Loh emang disitu ga ada yang seumuran gitu?"

"Ibu muda semua yang ada disini. Anak yang paling gede aja gua, lainnya masih balita. Maklumlah perumahan baru.  Dibawah gua ada sih anak kelas 9 gitu. Tapi gua belom terlalu akrab." Lisa menjelaskan sambil melakukan hal lain. Seperti ingin menghindari kontak mata diantara keduanya.

"Kalau lagi ngomong itu, liat mata orang yang diajak bicara. Kebiasaan ga pernah mau liat mata gua. Liat sini Bi." Rendy menggerakkan tangannya di depan layar agar fokus Lisa beralih kepadanya.

"Hah apaan. Eh iya ini juga kan liat ke layar." Senormal mungkin Lisa berusaha menutupi rasa canggungnya ketika tengah video call dengn Rendy.

"Halah dari tadi aja gua perhatiin mata lu kemana kemana. Sok sibuk ngerjain ini lah itu lah. Kebiasaan ga bisa diem kalau lagi video call."

"Gimana sama elu. Jauh dari orang tua rasanya gimana kalau menurut lu?" Lisa mulai membahas kehidupan Rendy yang kini tak lagi berasama orangtuanya.

"Ya sama kaya lu. Masih adabtasi sama lingkungan baru. Eh tau ga."

"Ga taulah. Kan lu belum ngasi tau." Belum selesai Rendy berbicara Lisa memotong ucapan Rendy.

"Gua dapet kartu ATM, sama kunci mobil dari om gua."

"Halah kaya gitu doang."

"Gua dapet mobil Bi bukan cuma kuncinya." Rendy berkata dengan nada malas kepada Lisa.

Lisa yang mendengar penjelasan Rendy sempat diam beberapa saat. "Lu serius dikasih mobil dari om lu? Gilak. Manteb Ren, boleh lah halan-halan bareng."

"Telmi dasar. Cewe siapa kalik." Rendy berkata pelan tapi masih terdengar jelas oleh Lisa.

"Cewe lu bego." Lisa menjawab dengan nada marah.

"Dih ko denger. Perasaan gua ngomongnya pelan."

Video call sore itu berakhir hingga kuota Rendy habis. Dan Lisa yang memutuskan untuk mengakhiri komunikasi dengan alasan ingin mandi sore dan menjemput Mamanya.

Garing ga ceritanya😪 authornya shick again gaes. Doain cepet sembuh ya. Minggu depan udah UTS soalnya. Yang lagi UTS semangat ya 😊😊😊happy reading gaes. Don't be silent riders. Tinggalkan bintang sama komennya. Thanks

LDR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang