Aku duduk di kursi belakang honda sambil berdoa. Berharap sesampai di rumah aku masih dalam keadaan baik. Bagaimana tidak! Senior gila itu membawa honda nya dengan sangat kencang!
"Woi! Arma! Pelan Pelan!" Teriakku dari belakang. Jujur saja, aku sangat gamang di belakang sini karena aku tak memegang apa pun untuk membuatku lebih tenang.
"Panggil gua pake embel embel 'kak' baru mau gua pelan pelan" Samar tapi dapat ku dengar.
Aku memutarkan mataku malas "Oke oke. Kak arma" dalam sekejap honda yang dibawa oleh arma mulai memelan.
"Tunggu! Kamu tau dari mana rumah aku?" Aku baru nyadar, dari tadi aku tidak menunjukkan arah padanya tapi dia terus melajukan hondanya.
"Emang siapa yang mau ngantar lo pulang?" Aku membulatkan mata ku. Yang benar saja! Setelah melihat sekeliling jalan ini, aku belum pernah lewat sini!. Pikiran ku melayang ke mana mana. Aku teringat akan film yang aku tonton kemarin film itu menceritakan tentang seorang anak yg di bawa oleh teman dekatnya ke suatu tempat dan anak tersebut di temukan termutilasi.
"We... Mau bawa kemana?" Aku memukul punggung arma kuat.
"Bawa aku pulang! Sekarang!" Aku semakin kuat memukul punggung arma.
"Lo bisa diam gak sih!?" Arma membelokkan motor nya dan mengerem motor nya mendadak.
"Kamu mau bawa aku kemana?" Aku turun dari motor nya arma dan langsung berlari kecil ke depan arma.
"Menurut lo?" Arma memberikan tatapan dingin nya padaku.
"Udah lah, aku mau pulang. Bye!" Aku membalikkan badan dan berjalan lurus ke depan di samping jalan.
Aku dengar Arma kembali menjalankan motor nya, tapi suara motor nya semakin menghilang.
Apakah dia akan kembali?
"Apa yang kamu harapkan ney" aku memukul kepala ku pelan.
Duar!
"Eh, copot copot!" Aku menutup kedua telingaku mendengar petir yang tiba tiba datang tanpa permisi.
"Yah... Jangan bilang hujan" aku menatap ke langit dan sebutir air jatuh dari atas dan mendarat di keningku.
"Ternyata beneran hujan" aku berlari sekuat tenaga sambil menacari tempat untuk berteduh. Semakin lama hujan yang turun dari langit semakin lebat yang membuat baju ku basah kuyup, dan aku masih belum menemukan tempat berteduh. Aku berhenti di taman bermain anak anak dan duduk di bawah pohon yang rindang.
Sampai jam berapa hujan nya ya?
Aku bermonolog sendiri di hati ku. Aku menggosok gosok kan kedua telapak tangan ku berharap akan ada kehangatan yang keluar. Aku terus melakukan itu dan sesekali menghembuskan nafas kasar. Lima belas menit aku duduk disini, tapi hujan tidak mereda malah sebaliknya, hujan nya semakin lebat.
Karena hujan dan angin sepoi sepoi menghampiriku, suasana ini membuat mata ku menjadi berat dan aku sudah tidak tahan. Tanpa ku sadari akhirnya aku tertidur di bawah pohon ini.
_____
Hangat...
Kata kata itu terlontar dari hati dan otak neysha.
Hangat? Bagaimana?
Neysha membuka matanya perlahan lahan. "Apa!? Kenapa aku bisa ada disini?" Neysha melihat sekeliling.
"Mobil siapa ini?" Neysha mencoba membuka pintu mobil akan tetapi mobil tersebut terkunci.
"Apa jangan jangan aku diculik?!" Neysha melihat ke arah kursi depan dan mendapati seseorang sedang tertidur di balik ke meja tipis yang di letakkan di depan wajah nya. Neysha menarik kemeja itu secara kasar sehingga wajah di balik kemeja itu pun tercakar.
"Aw!" Teriak orang tersebut
"Lah? Kamu?" Neysha mengerut kan kening nya. "Ngapain kamu disini? Dan kenapa aku ada di mobil kamu? Bukannya kamu udah pulang?"
"Siapa bilang? Siniin lagi kemeja sama jaket gue" orang tersebut meminta kembali kemeja dan jaket nya dengan wajah yang datar dan dingin. Neysha yang tadi hanya fokus melihat wajah sosok itu, sekarang menurunkan sedikit pandangannya.
"Aaaa! Nih kemeja nya! Dan ini jaket kamu!" Neysha menutup kedua matanya karena melihat sosok di hadapan nya ternyata sedang bertelanjang dada. Untung saja Neysha hanya melihat pundak sosok itu, jika dia lebih menurunkan pandangannya mungkin dada sosok tersebut sudah dilihat nya.
"Buka aja mata lo"
"Arma! Kamu ngapain sih gak pake baju?!" Aku masih menutup ke dua mataku.
"Sekarang sudah. Buka mata lo" jawabnya.
"Nggak!" Tiba tiba tangan neysha ditarik paksa dari matanya sehingga mata Neysha kebuka.
"Udah kan?" Arma melepas tangan nya dari tangan neysha. Dan memegang stir mobil. Arma menghidupkan mobil nya dan langsung menjalankannya. Di perjalanan hening. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara hingga akhirnya pertanyaan yang selalu memutar di otak Neysha keluar.
"Bagaimana kamu tahu kalau aku ada di situ? Dan kenapa kamu bisa membawa mobil mu? Padahal kamu tadi sudah pergi dengan motor kesayangan mu itu"
"Hanya kebetulan" Arma menjawab dengan nada yang dingin dan tanpa ada ekspresi dari wajahnya.
"Huft!" Neysha menggembungkan kedua pipinya dan mengalihkan pandangan nya ke luar sana.
Dasar! - neysha
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Teen FictionFall in love? Hanya tiga kata itu yang tidak dipercayai oleh arma. Dia yakin kalau dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada siapa pun. Tapi ternyata? Keyakinannya hilang saat merasakan ada yang aneh pada dirinya saat mengenal mahasiswi baru dikampus...