8

29 12 0
                                    

Armaghan pov

Sebenarnya gua nggak kebetulan lewat di tempat Neysha. Gua sengaja kembali ke rumah buru buru karna gua mau ganti motor gua dengan mobil, gua lihat hari mulai mendung dan gua tau pasti Neysha belum sampai dirumah nya. Apalagi tadi gua bawa Neysha ke tempat yang nggak dia kenal. Sesampainya di rumah, gua langsung buka garasi dan tancap gas.

Air mulai menetes sedikit demi sedikit dan gua mulai khawatir sama Neysha sedari tadi gua belum menemukan keberadaan neysha. "Mudah mudahan Neysha nggak kenapa napa" ucap ku dalam hati. Hujan semakin lama semakin lebat, gua melambatkan mobil gua dan melihat ke kanan dan ke kiri berharap dapat menemukan sosok yang gua cari. Gua melihat ke arah kiri dan gua menangkap sesosok orang sedang duduk di bawah pohon. "Emang tuh anak nggak pandai amat cari tempat buat berteduh" Gua memberhentikan mobil ku di pinggir jalan dan langsung berlari keluar.

"Neysha!" Gua berlari sekuat tenaga. "Ney, lo nggak apa?" Gua berhenti di samping neysha, "Ney? Lah nih anak pake acara tidur segala" gua mengangkat neysha dan membawanya ke mobil. Gua meletakkan neysha di belakang dan gua langsung duduk di depan, gua menghidupkan AC mobil dan menolehkan kepala gua ke belakang, gua liat Neysha kedinginan jadi, gua ambil jaket gua trus gua letak di atas tubuh neysha.

Karna kemeja gua basah, gua ngebuka kemeja gua dan kemeja itu gua letak di atas wajah gua. Akhirnya, karna ngantuk yang melanda gua ikutan tidur.

"Aw!" Gua merasakan pedih yang sangat luar biasa di wajah gua seperti di cakar,. Saat gua ngebuka mata gua ternyata si pelaku adalah neysha.

"Lah? Kamu?" Neysha mengerut kan kening nya. "Ngapain kamu disini? Dan kenapa aku ada di mobil kamu? Bukannya kamu udah pulang?" Nih anak dah, banyak amat pertanyaannya.

"Siapa bilang? Siniin lagi kemeja sama jaket gue" gua meminta kembali kemeja dan jaket gua dengan wajah yang datar dan dingin. Gua ngeliat bola mata neysha lama kelamaan pandangan Neysha turun dan gua ngeliatin apa yang dia liatain.

"Aaaa! Nih kemeja nya! Dan ini jaket kamu!" Neysha menutup kedua matanya karena ngeliat gua gak pake baju, melihat neysha seperti itu gua rasanya pengen ketawa tapi gua nggak bisa.

"Buka aja mata lo" Suruh gua

"Arma! Kamu ngapain sih gak pake baju?!" Neysha masih menutup ke dua matanya.

"Sekarang sudah. Buka mata lo" Ucapku lagi

"Nggak!" Ide kecil muncul dari otak gua, gua menarik paksa tangan neysha dari wajahnya.

"Udah kan?" Gua melepas tangan gua dari tangan nya dan memegang stir mobil. Selama perjalanan hening, sebenarnya gua mau nanya satu hal sama Neysha tapi gua nggak tau mau mulai dari mana. Pas udah ketemu gimana caranya si Neysha malah bicara deluan.

"Bagaimana kamu tahu kalau aku ada di situ? Dan kenapa kamu bisa membawa mobil mu? Padahal kamu tadi sudah pergi dengan motor kesayangan mu itu"

"Hanya kebetulan" Jawaban itu langsung terlontar dari mulut gua.

"Masih takut sama petir?" Gua memberhentikan mobil gua di depan toko baju.

"Masalah?" Jawabnya ketus

"Nanya" enggak nyambung ya? Hahaha biar lah. "Turun" gua ngebuka pintu mobil gua dan berlari kecil ke pintu samping neysha.

"Mau ngapain?" Neysha membuka sendiri pintunya.

"Beli baju" gua membalikkan badan gua dan berjalan ke arah toko.

"Tunggu!" Neysha menyusulku dari belakang.

KRING!

Gua membuka pintu toko baju tersebut dan memilih baju untuk gua sendiri. Gua menolehkan kepala gua mencari keberadaan neysha, gua liat dia lagi milih milih baju.

"Ney! Sini lo!" Gua manggil dia untuk ngemilihin baju buat gua. Dia memutar matanya malas dan berjalan ke arah gua dengan malas.

"Pilihin baju buat gua"

"Itu aja" Neysha menunjuk ke arah baju yang terpasang pada sebuah patung.

"Mbak, tolong baju yang itu" gue memanggil mbak yang sedang berdiri dari tadi melihat kami.

" Eh, iya mas. Sekalian untuk pacar nya gak mas? Disini kami juga menyediakan untuk wanita nya tapi kami belum sempat untuk memajang nya" si mbak menjelaskan.

"Ya sudah sekalian" dapat gua liat dari ekor mata gua kalau neysha menatap gua aneh atau mungkin nggak percaya (?)

"Kamu yakin Arma? Harga nya mahal loh"

"Diam" gua berjalan mengikuti si mbak ke kasir.

"Totalnya Rp.930.000,00. Mas member disini?"

"Nggak" gua membayar baju nya dan langsung pergi keluar. Hujan masih terus turun dan orang orang berlari kesana kemari menghindari hujan.

"Arma main hujan yuk" tanpa gua sadari Neysha sudah berada di samping gua.

"Nggak"

"Jangan marah" Neysha mendorong gua sampai gua terkena hujan.

"Cih!"

"Gimana? Seru kan?" Neysha melangkahkan kaki nya perlahan lahan, mengadahkan kepala nya ke atas dan menutup matanya. Cantik. Hanya itu yang dapat gue lihat sekarang mengenai neysha.

"Udah puas?" Mungkin bisa dikatakan gua perusak suasana tapi, ini lah gua. Neysha membuka matanya dan tersenyum simpul.

"Udah, yuk pulang"

Gua melangkahkan kaki gua dan entah mengapa di setiap langkah gua kepala gua makin terasa sakit seakan akan ingin meledak. Gua memijit kepala gua pelan sambil terus berjalan ke arah mobil, sesuatu yang kental dan hangat tiba tiba keluar dari hidung gua. Gua memencet hidung gua dan betapa terkejutnya gua pas ngeliat darah di tangan gue, tanpa gua sadari semua nya menjadi gelap.

Tbc

Gaje ya? Maap

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang