Duapuluh

4.9K 349 40
                                    

Tidak ada luka yang tidak bisa disembuhkan. Tuhan menciptakan sesuatu pasti berpasangan, begitu juga dengan luka pasti akan ada penyembuhan nya. Seperti luka dihati Devan yang sedang disembuhkan oleh Darin.

Devan sangat bersyukur bisa mengenal bahkan bisa berpacaran dengan Darin. Disetiap doanya Devan selalu meminta kepada Tuhan agar di panjang kan umurnya. Dia ingin selalu menjadi pelindung bagi Darin, tempat menumpahkan segala kekesalan Darin agara perempuan itu tidak merasa sedih lagi. Devan mau melakukan apasaja untuk pacarnya itu.

"Woy broh. Ngelamun aja" Raka menepuk keras bahu Devan. Membuat sang empunya hampir terjatuh.

"Kampret lo. Kalok gue jatuh gimana"

"Ampun bosqu. Lagian dari tadi bengong aja. Mikirin apaan sih" Raka duduk disebelah Devan.

"Mikir jorok ya lo" tuding Agam

"Dikit" jawabnya santai.

"Astagfirullah dev. Insaf lo tuh kita dah mau UN juga" ceramah Agam mode on.

"Berati habis UN boleh dong. Asyekk" ucap Bayu kegirangan.

"Ya tetep gak boleh lah bego" Agam memukul kepala Bayu.

"Dasar bandar bokep" ejek Raka. Sedangkan Devan hanya terkekeh melihat betapa bodohnya sahabat sahabatnya.

"Eh keluar yok" ajak Raka

"Ini kita dah diluar goblok" kata Bayu

"Maksudnya pergi kemana gitu"

"Ini yang goblok siapa" kata Devan

"Kemana?" tanya Bayu

"Masjid sebelah komplek gue ngadain pengajian. Kesana aja yok" tawar Agam

"Gak ah. Kemarin aja yang masjid di komplek lo sandal gue berubah. Dikira sandal gue power ranger" tolak Bayu.

"Lo ikhlas gak sih bay"

"Ikhlas sih tapi kayak sayang aja gitu" jawabnya kebingungan

"Kapan sih bay lo pinter" kata Devan miris melihat sahabatnya itu.

"Gak pernah" jawab Raka dan Agam kompak

"hina terus dedeq bang. Dedeq ikhlas"

"Jijik"

"Iyuh"

"Jijik iyuh" Raka mengulangi kata kata Devan dan Agam.

"Basket aja yok" ajak Devan

"Yaudah yok"

Mereka yang tadinya hanya duduk dipinggir lapangan pun menuju tengah lapangan basket dengan Bayu yang sudah membawa bola basket ditangannya.

"gue sama Agam. Lo berdua ok" Devan merangkul Agam

"Masa gue sana Bayu sih Dev" Raka tidak terima

"Gue juga bisa main basket kali rak. Kalok lo lupa gue juga ikut ekstra basket" Bayu lebih tidak terima.

"Ya tapi kalok gue satu tim sama lo tetep aja kalah"

"Lo ngeremehin gue"

"Bukan gitu. Gue kan tau nya lo atlet bola bekel"

"Wanjir lo. Itu kan cuma bercanda rak"

"Tapi buktinya lo jago banget main bekel sama adik lo"

"Ya itu gue cuma ngajarin aja"

"Woy. Bacot aja lo berdua jadi main kagak" kata Devan yang sudah lelah mendengar bacotan mereka.

"Iya jadi"

DEVARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang