Tujuhbelas

4.6K 334 12
                                    

Tidak seperti hari Minggu biasanya hari ini Darin sudah bangun dan sudah rapi untuk pergi dengan Devan. Padahal sekarang baru jam 9 pagi sedangkan mereka akan pergi jam 1 siang nanti.

"Kok masih lama ya. Apa gue yang kecepatan?" tanyanya sendiri.

"Coba telfon Devan aja" Darin mengambil ponselnya dan segera mencari kontak Devan lalu menelfon nya.

"Hall"

"Aduh rak lo gak sabaran banget dah. Iya nanti utang lo gue bayar tapi nanti ini gue baru bisa tidur geblek. Pagi pagi ganggu aja"

"Hallo Devan sayang"

"Kok suara lo beda rak"

"Ini gue pacar lo bego"

"Eh Darin. Lo yang nelfon gue?"

"Bukan bu Beti noh. Ya gue lah, makanya bangun ini tuh dah jam 9 masa masih tidur"

" kayak lo enggak aja"

"Enggaklah kapan gue kayak gitu"

"Sering. Tiap minggu malah"

"Dev"

"Hmm"

"Devan iishh"

"Apa beb"

"Jadi pergi enggak?"

"Jadilah. Ntar jam 1 gue jemput"

"Kelamaan. Sekarang aja yuk"

"Masih ngantuk rin. Udah dulu ya bye bye sayang"

Tutut..

"Sialan gue belom selesai ngomong juga udah ditutup aja" gerutu Darin

"Mau ngapain ya sekarang? Masa tidur nanti baju gue kusut. Oh nonton film" Darin segera mengambil laptopnya dan meletakkannya di atas tempat tidur.

•••••

Setelah meletakkan kembali ponselnya Devan kembali merebahkan badannya. Semalam dia tidak bisa tidur karena sakit itu datang hingga mengusik tidur Devan. Ia baru bisa tidur tadi setelah sholat subuh dan terus ditelfon oleh Raka lalu Darin.

"Apa batalin aja ya perginya? Tapi nanti tuh anak ngambek lagi" Devan memegang kepalanya yang masih terasa sakit, padahal ia sudah meminum obatnya.

"Tidur dulu aja lah"  Devan melanjutkan tidurnya dan berharap saat dia bangun nanti sakit itu sudah hilang. Karena Devan tidak mau membuat Darin curiga.

Selang beberapa menit kemudian pintu kamar Devan terbuka dan menampilkan seorang laki laki yang masih muda. Dia berjalan dengan pelan menuju ranjang Devan.

Ia mengamati cowok yang sedang tertidur di hadapannya ini. Lalu pandangannya tertuju pada sebuah bingkai foto yang melihat kan seorang gadis cantik yang sedang tersenyum kearah kamera.

Lelaki itu mengambilnya dan melihat terdapat tulisan dibelakang bingkai itu.

"Darina bocah" lirihnya saat membaca tulisan itu. Lalu kedua sisi bibirnya terangkat, ada perasaan bahagia di dirinya.

DEVARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang