Lima

6.5K 448 62
                                    

Gue kapan taken ~ Lala menunggu jodoh

Jam menunjukkan pukul 05.30. Dan Devan sudah bangun dan itu termasuk keajaiban dunia.

Semalam orang tuanya pulang dan itu membuat Devan tidak bisa tidur. Devan memang menginginkan kedua orang tuanya dirumah, tetapi setiap mereka dirumah selalu saja bertengkar. Dan itu yang membuat Devan muak dengan hidupnya. Sangat muak.

Untung saja masih ada ketiga sahabatnya. Ya walaupun mereka itu kadang membuat Devan naik pitam tetapi mereka selalu ada buat Devan. Itulah arti sahabat selalu ada disisi kita saat kita senang maupun duka.

Devan melihat jam di kamarnya. Sekarang jam 06.23 ia segera turun untuk sarapan bersama keluarganya. Ini termasuk hal langka di hidup Devan.

Devan melihat meja di meja makan sudah ada mama dan papa nya. Tetapi mereka sibuk dengan ponsel masing masing.

Ck mending gak usah pulang sekalian aja kalok kayak gini batin Devan.

"Pagi" Devan menarik kursi kebelakang

"Pagi" jawab Tomi- Papa Devan

"Pagi sayang" Sinta melihat anaknya sebentar lalu kembali pada layar ponselnya.

Kasian bener gue. Bonyok aja lebih milih hp daripada gue. Batin Devan

Devan mengambil roti tawar dan selai coklat. Ia mulai mengoleskannya pada roti tawar, sesekali Devan melirik orang tuanya.

Mulai geram Devan akhirnya angkat bicara.

"Meja makan itu buat makan bareng keluarga, bukan buat ngurus pekerjaan"

Devan mengambil tasnya lalu berdiri.

" Devan berangkat. Assalamualaikum" Devan segera berlalu dari hadapan orangtuanya. Meninggalkan orangtuanya yang merasa bersalah.

•••••

"Dah sana pergi" usir Darin saat sudah turun dari mobil Rio

" Ye dasar adik laknat. Belajar sono yang bener jangan pacaran muluk" Rio mulai menjalankan mobilnya.

Setelah tidak melihat mobil Rio lagi Darin berjalan dengan santai menuju kelasnya.

"Selamat pagi cecan"

Dan kalian pasti tau suara siapa itu. Yap Devan

Darin berhenti berjalan dan melihat penampilan Devan dari atas sampai bawah. Satu kata untuk penampilan Devan. Berantakan.

"Lo itu mau sekolah apa jadi preman pasar" kata Darin

"Ya sekolah lah cecan" Devan membetulkan jambulnya yang sedikit turun

"Pakaian lo itu kayak preman mau malak tau gak" Darin

"Gue emang mau malak. Malak cinta lo maksudnya" Devan menggoda Darin

"Gak lucu tau gak" Darin melanjutkan langkahnya

" Gak lucu tapi pipinya merah gitu" Devan mecubit pipi Darin. Lalu setelah itu ia berlari. Karena ia yakin sebentar lagi Darin akan berteriak.

"DEVAN SIALAN" Darin memegang pipi yang dicubit Devan. Lalu berlari mengejarnya.

Hal itu membuat cewek cewek yang melihatnya baper dan sedikit terbakar.

DEVARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang