Bertemu masa lalu

6.1K 228 0
                                    

Assalamu'alaikum readers maaf ya udah nunggu lama *plakk pd amat kaya ada yg nunggu aja hehe.
Dari minggu kemaren Author sibuk ;( lg uts juga afwan ya ukhti/akhi yang baca 😂 yuk langsung ajaa..

Arnaina Pov
Terlalu tabu untuk aku terima takdir bahwa seseorang yang dijodohkan denganku adalah adik dari mantan kekasihku.Ada secercah luka yang mas Raffie tinggalkan untukku.Terlalu sakit untuk diingat, namun saat bertemu kembali dengannya seolah hatiku berteriak ingin menangisi segala kebodohanku di masa lalu dengannya.

"Jadi bagaimana sayang nak Aidan ingin menta'aruf mu," ujar ayah yang melihat langsung di manik mataku.

"Uhm.. Ayah sepertinya Ina memerlukan istikharah," ujar ku seraya menundukkan wajahku.

"Ayah rasa kamu tak perlu istikharah sayang sebab ini hanya ta'aruf untuk saling mengenal saja diantara kalian,"
Ujar ayah kembali meyakinkan ku.

"Ehem,maaf om ganggu apa Raffie bisa bicara berdua dengan Aina di belakang?" ujar mas Raffie tiba-tiba.

"Oh tentu silahkan biar kami menunggu disini," ujar ayah

Oh tidak ayah jangan seperti ini.Mas Raffie pun mengajakku ke belakang rumah untuk berbincang.
Rasa-rasa nya aku seperti balok es yang siap mencair jika berhadapan dengannya.Terpaksa aku pun mengikuti nya.

"Uhm Aina,"

"Jangan pernah panggil nama itu lagi!" refleks aku langsung membentaknya.

"Maa..ff mas aku tidak bermaksud,"

"Aku paham tak apa na,"

"Apa yang akan kita bicarakan mas?"

"Tolong kali ini kamu terima lamaran adikku Ina,jangan hanya karena aku kamu menolaknya aku sangat menyayangi adikku, aku tak ingin perasaan nya terluka,"

"Lalu kamu tak memikirkan bagaimana perasaan ku? Kau memang egois mas!"

"Sudahlah Aina itu sudah hampir 6 bulan apa kau tak bisa memaafkan ku?"

"Aku memang sudah memaafkan mu mas tapi hati seorang wanita ibarat gelas kaca yang sudah pecah tidak akan kembali utuh."

"Kenapa kau mempersulit semuanya Arnaina!"

"Dan kenapa kau tak pernah sedikit pun memikirkan perasaan seseorang?!"

"Aku mohon Arnaina untuk kali ini saja,"

"Aku gak bisa mas,"

"Kamu egois!"

"Aku? Egois? KAMU PIKIR SELAMA INI SIAPA MAS YANG EGOIS? AKU? BAHKAN SAAT DULU KITA BERSAMA PUN AKU YANG SELALU MENGALAH!"
Tangisku tak dapat ku bendung lagi mas Raffie sungguh keterlaluan aku pun segera meninggalkan nya dengan bulir-bulir air mata yang mengalir di pipiku.

***

Raffie Pov
Selalu seperti ini jika aku berbincang dengannya.Walau tak ku pungkiri rasa itu masih ada untuknya.Saat kami menyelesaikan perbincangan kami, aku pun segera kembali ke ruang tamu.

"Mas kenapa lama sekali berbincang nya? Dan mana Arnaina?" Serentetan pertanyaan dilontarkan adikku.

"Mas ada urusan dengan dia A,Mas gak tau Aina kemana yang jelas kita pulang sekarang bisa?" ajakku padanya.

"Tapi a'a belom selesai ini mas,"

"Ayo Aidan mas bilang pulang!"

"Yasudah mas meskipun a'a gak tau maksud mas nyuruh aku pulang apa,"

"Eh kalian mau kemana buru-buru sekali? Maaf ya nak Arnaina langsung pergi gitu aja nanti hubungi tante ya kalau mau kesini lagi,"

"Iya tante ntar saya hubungi, Aidan permisi,"

"Raffie juga permisi ya tante assalamu'alaikum,"
Kami pun segera meninggalkan rumah Arnaina, dan sekarang aku dan Aidan sedang ada di dalam mobil.

"Mas kenapa sih aku disuruh pulang?"

"Ck, mas kan udah bilang mas buru-buru ada urusan kantor,"

"Mas gak asik ah!"

"Jangan ngambek bro haha kamu bukan cewek yak A yang ngambekan,"

"Eh iya A,Mas mau tanya boleh?"

"Iya tanya aja sih gratis ini,"

"Kamu kenal Arnaina?"

"Kenal waktu itu ga sengaja ketemu di masjid terus aku denger dia ngaji bagus banget, lalu aku deketin ke arah suara eh gataunya bidadari lagi ngaji mas hehe,"

"Huh bisa aja kamu,eh tapi emang Arnaina bisa ngaji?mas kok ga percaya ya,"

"Lho emang sebelumnya mas kenal dia?"

"Errrg.engggak sih,"

Maafin mas A, mas bohong batinku seolah berbicara

"Oh gitu, tapi pilihan Umi oke juga ya? Udah sholehah,cantik uh rasanya mau aku nikahin besok.Seandainya umi sama abi masih hidup mas pasti mereka yang nemenin aku,"

"Hush hati-hati zina fikiran A! Sudahlah A kedua orang tua kita sudah tenang disana maka dari itu jika kamu sayang orangtua kita harus dijaga benar-benar itu amanah nya,"

"Astagfirullahalazim iya a'a lupa mas hehe,"
Maafin mas A secara gak langsung mas udah nusuk kamu. Mas sayang sekali sama kamu demi kebahagiaan kamu mas rela menukar apapun itu sebab hanya kamu saat ini yang mas miliki didunia. Dan mas In Syaa Allah akan menepati janji mas pada umi dan Abi akan selalu akur dan bersama kamu A hingga kita mendapatkan jodoh masing-masing.

***
Perih yang ku rasakan mungkin tak sebanding denganmu.

Aku tau disetiap  kebahagiaan yang kau ungkapkan denganku adalah kepalsuan semata.

Jika kau bertanya siapa yang paling sakit, tentu sudah terjawab aku lah yang paling sakit.

Bisakah kita bertukar posisi barang sebentar agar kau merasakan apa yang aku rasakan.

Apakah kau akan sanggup bila sedang mencintai seseorang ditingkat  yang terdalam dengan mudahnya kau ditinggalkan oleh orang yang kau cintai?

Aku memang bukan wanita suci sekelas Khadijah, Maryam, Asiyah, dan Fatimah. Namun,aku tak setegar mereka.

Kebodohanku di masa lalu sudah cukup menjelaskan bagaimana kedepannya aku bertindak.

Terlalu sakit jika aku ungkapkan. Apakah kau bisa tegar jika kau mencintai seseorang yang telah membohongi mu dengan kalimat manisnya mas Raffie?

Jika bertanya cinta tentu aku masih mencintaimu, maaf kan aku ya Allah telah lancang mencintai makhluk mu lebih dari cintaku padamu.

Meski rasa itu semakin lama semakin memudar, tetap saja luka yang kau torehkan takkan mampu membuat hati ku kembali seperti semula.

23-agustus 2016

Arnaina W.B

"Sekarang bunda paham kenapa kamu tak ingin dipinang Aidan,"

Next?

Jodoh Lauhul MahfuzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang