"Mengharapmu aku dibelenggu dengan rindu yang amat menyakitkan ini. Hasrat ingin memiliki mu menjadi cambuk yang kuat untukku hingga membuat ku hancur seperti karang di lautan itu,"
-Jodoh Lauhul MahfudzkuAuthor Pov
Saat ini keluarga Almi berkunjung ke kediaman kecil keluarga Aidan. Mungkin keberuntungan sedang berpihak pada Aidan sebab kedua orangtua Arnaina sedang di Bandung mengurus saham disana. Suasana yang biasa nya ceria diantara Almi dan Aina kini terlihat memanas."Kalau Aku boleh tau ada apa ya Ummah dan Abuya ke rumah Aku?" Tanya Aina to the point
Sedangkan Aidan sudah bercucuran keringat dan gugup.
Tiba-tiba ummah berjalan kearah Aina dan berlutut
"Kedatangan kami kemari berniat meminta Aidan menikahi Almi anak kami Arnaina, maaf jika lancang tapi tolonglah Arnaina tolong," mohon seorang ibu yang sangat mencintai anaknya dengan air mata yang telah mengalir"Hm maaf Almi bisa kau jelaskan?" Ujar Arnaina
"Aku dan hiks dia," cerita Almi namun Almi tak seberani saat kemarin meminta Aidan pada ayahnya.
"Tenang Almi, bisakah cerita padaku sebagai perempuan aku pun bisa mengerti apa yang kau rasa dan tolong Ummah jangan seperti ini, " ujar Arnaina yang membantu Ummah Almi berdiri
"Aku telah mencintai Aidan jauh sebelum kau datang Aina, aku yang lebih dulu mencintainya dan aku yang sering menyebut namanya didepan Rabbku apakah ini adil Aina untukku? Tapi saat kau datang kau menghancurkan semuanya Aina saat kau dengan kehancuran mu di masjid kala itu , Aku benci padamu Aina karena Aidan selalu memperhatikan mu aku benci denganmu hikss tapi rasanya tak bisa Aina semua orang mencintaimu termasuk aku,aku pun tak tega sebenarnya mengatakan ini namun hatiku sangat hancur hiks...hikss...," jelas gadis itu
Arnaina pun segera mendekat kearah Almi dan langsung menubruk nya dengan pelukan. Mereka berdua pun larut dalam tangisan hingga membuat Aidan pusing.
"Janganlah lagi kau mengingatku kembali,Aku bukan jodohmu Almi," ujar Aidan
"Lalu bagaimana dengan ungkapan kala itu Aidan aku sangat yakin kau mencintaiku juga," ujar Almi tanpa memikirkan lagi perasaan Aina
Karena tidak tahan Aina pun bersuara
"Selesaikan apa yang perlu diselesaikan aku pamit menyusul bunda A,Assalamu'alaikum," Aina mengatakan itu dengan bulir-bulir air mata yang mengalir di pipinya.
"Sayang tunggu Aku," cegah Aidan seraya mengambil tangan Arnaina
"Ku mohon A aku butuh waktu,"
"Baiklah," Aidan merasa bersalah dengan Arnaina
"Baiklah kita selesaikan hari ini juga Ummah,Abuya,dan kau Almi,"
Mereka pun segera duduk kembali di ruang tamu meskipun fikiran Aidan hanya berpusat pada Arnaina
Aidan Pov
Bukan kah ini yang sedari dulu kuinginkan? Bukan kah dia yang ku cintai? Lantas mengapa hatiku begitu berat melepas Aina.
Aku mencintai Almi, maafkan aku Aina tetapi hati ku telah terpaut dengan Almi meskipun kau telah berperan di sudut ruang kecil hati ini."Jadi apakah kau mencintai anakku?"
"Iya saya mencintai Almi,saya pun pernah berniat ingin meminangnya namun takdir berkata lain. Percayalah Al,rasaku tidak berubah untukmu," ungkap ku dengan jujur
"Lalu apa yang akan kau lakukan A? Aku tak sanggup melihat Aina terluka dia sahabatku,"
"Bukankah ini yang kau inginkan nak? Menjadi madu Aina? Bahkan beberapa jam sebelumnya kau begitu kukuh ingin menjadi orang ketiga untuk rumah tangga sahabatmu,sekarang coba lah berfikir bagaimana perasaan Arnaina dia tak bersalah atas terpisahnya kalian,"
"Aku tak pernah menyalahkan Arnaina Abuya hanya saja semua ini menjadi rumit,lalu kau Al mengapa meminta ku untuk menikahimu padahal kau tau aku sudah beristeri,"
"Hatiku sakit A, aku menyesal telah membuatku menangis kala itu A dan membiarkan mu memilih yang lain.Dan aku hanya meminta menjadi madu Arnaina,"
"Tapi secara tidak langsung kau menyakiti nya Al,aku pun tak bisa menyangkal rasaku aku pun masih mencintaimu,"
"Yasudah jika sudah seperti ini perkaranya kalian harus dinikahkan dari pada kalian menyimpan yang tidak seharusnya disimpan. Masalah Orangtua Arnaina dan Arnaina Abuya akan berbicara baik-baik dengan mereka,"
Tanpa mereka sadari sebenarnya Arnaina belum pergi menyusul bunda nya melainkan ia mendengar perbincangan yang sangat menusuk hatinya.
Arnaina Pov
Aku tak kuasa mendengar kenyataan itu aku pun berlari sampai berada di pinggir sungai yang sangat tenang ini.
Allah
Aku tak pernah menyimpan rasa sedemikian kuat nya kecuali dengan kekasih halalku.
Aku mencintai nya saat akad itu terucap saat janji suci itu mengikatku.
Tapi Allah apakah ini bentuk kasih sayangmu padaku?
Mengapa terasa sangat pahit? Wanita mana yang rela berbagi suami dengan sahabatnya sendiri.
Hatiku sakit, namun aku memiliki Allah yang selalu ada untukku.
Kenapa kau sangat jahat Aidan? Kau memperlakukan aku seperti kakakmu memperlakukan ku atau karena kalian sedarah jadi kalian memiliki perangai yang sama?
Astagfirullah apa yang telah ku fikirkan
Sangat sakit melihat orang yang kau cintai dan melihat sahabat yang kau sayangi ternyata saling mencintai.
Apakah ini akhir dari rumah tanggaku?
Dulu, aku merasa A Aidan adalah surga yang ku nantikan surga yang dirindukan
Tapi, sekarang aku sudah tak menantikan dan merindukan surga itu lagi.
Ya Rabb mengapa sesakit ini? Tak pantaskah aku yang hina ini berbahagia?
Hiks.hiks.hiks."Terkadang dunia ini kejam Na, tapi tenang kita punya Allah yang jauh lebih baik,"
"Raffie?" Reflek aku menengok ke arahnya.
"Long time no see Aina," dia pun tersenyum dengan manisnya.
"Ngapain kamu kesini?"
"Hm aku hanya melihat seorang gadis frustasi di pinggir sungai yang seperti nya ingin terjun dari sini?"
"Tidak Fie,kau salah aku hanya sedang menenangkan diri,"
"Apa adikku menyakiti mu? Jika iya maka tunggu lah aku merusak wajahnya,"
"Tidak fie dia tidak menyakitiku aku bahagia dengannya namun aku hanya lelah dengan sandiwara dunia ini," ucapnya tanpa melihat ke arahnya
"Kau yakin bahagia dengan dia? Kau tak bisa membohongi ku Aina kau berkata bahagia namun air mata mu mengalir tanpa kau sadari itu yg dinamakan bahagia? Ceritalah aku kakak iparmu,"
"Tidak Fie ini masalah pribadi ku jadi ku mohon jangan memaksa, dan ah ya kemana saja kau?"
"Aku? Aku sedang fokus dengan kuliahku dan aku kost di dekat kampus kita, dan hey aku baru menyadari kau tidak lanjut kuliah kah?"
"Tidak fie aku hanya ingin belajar menjadi istri yang baik untuk Aidan,"
"Tetapi anakmu juga berhak lahir dari ummi yang cerdas bicaralah pada Aidan jika kau ingin kuliah lagi jika tidak diizinkan akan aku bantu,"
"Tidak Terimakasih,bisakah kau pergi? Aku takut fitnah,"
"Baiklah,"
Nexttt???
Author notes.
Guys belakangan ini aku gak pd untuk nerusin cerita ini karena dari kebanyakan kalian komen 'next' aja tanpa memberi saran atau kata2 yg membangun semangat aku untuk melanjutkan cerita ini tp aku apresiasi bgttt sama kalian yg udah komen dan voteee. Sejujurnya aku bingung cerita ini bakal seru atau gakk:( karena setiap dari kalian tidak memberikan penilaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Lauhul Mahfuzku
Spirituale"Jodoh itu unik,menarik,dan asik. Jodoh juga seperti alif lam mim maknanya hanya Allah yang tau. Aku tak pernah menyangka jika namamu dan namaku berdampingan di Lauhul Mahfudz," -Arnaina Widilonia Baskoro "Aku tak butuh seorang yang cantik parasnya...