Alohaa! Udah lama ya:v ada yang rindu cerita Amora dkk? Sekarang update lagi *yeay*
Maaf teteh hiatus, soalnya banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Karena teteh juga punya tanggung jawab di dunia nyata yang menunggu;*
Selamat membaca, jangan lupa vote dulu ya:*
---
GOSIP tentang ketua osis menyebar begitu saja, sampai Bu Dian turun tangan memanggil Amora dan Kenan yang mendalangi semua ini. Tidak, hanya Kenan saja. Pria idiot dan absrud itu benar-benar membuat Amora kesal setengah mati, gara-gara ulah sintingnya itu Amora harus kembali mendekam di ruang BK.
Setelah pertemuannya dengan Juna di atas gedung sekolah, Amora hendak kembali ke dalam kelas yang kebetulan bel masuk berbunyi. Namun di tengah jalan ia di hadang Bu Dian, di sampinya terlihat Kenan yang mencuri-curi pandangan ke arahnya. Detik itu Amora yakin, jika sesuatu sedang tidak beres.
"Sebenarnya ulah apa lagi yang kalian buat kali ini? Kalian bergosip seperti itu, kalian tahu. Kalian bukan hanya memalukan nama osis, tapi juga memalukan nama sekolah," Bu Dian menjelaskan dengan wajah kesal.
Wajah itu memang sudah tidak asing di lihat anak XI IPA7. Tapi sensasinya berbeda, karena ini menyangkut Amora dan Kenan saja yang menjadi terdakwa.
"Saya gak tahu apa-apa Bu," Amora berkata jujur.
"Maafkan saya Bu." Kenan menunduk, menyesal.
Amora mendelik ke arah Kenan, memberikan tatapan seakan membunuh cowok di sampingnya.
Kenan yang melihat itu meringis, mampus! Sebentar lagi tubuh gue jadi korban... Kenan membatin,
"Jelaskan, sebebarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian biasa sebarin kabar tanpa bukti itu?" tanya Bu Dian lagi.
Bukan berarti Bu Dian tidak membela anak didiknya. Justru karena ulah mereka, pemilik yayasan langsung turun tangan untuk mencaritahu kebenaran tentang putranya yang kini sudah menyebar hingga ke luar sekolah.
"Apa gosip yang kalian sebar itu benar? Kalo bohong Ibu gak segan kebiri mulut kamu Kenan." Ancam Bu Dian.
Kenan langsung mendongkak "Saya gak bohong Bu, serius! Itu bener, orang kita yang nolongin dia." seru Kenan, takut mendengar ancaman Bu Dian.
"Coba ceritakan yang jelas, semuanya." perintah Bu Dian.
Kenan menelan ludahnya gugup, ia melirik ke arah Amora yang masih melotot ke arah Kenan. Amora masih marah, kesal juga keki karena ulah Kenan yang harus menyeret namanya kembali.
Kenan membuang napasnya, tanpa ada yang di tutupi Kenan menceritakan semuanya. Menceritakan di mana mereka melihat Adam di keroyok, Amora yang menolong, bau alkohol hingga membawa ketua osis itu ke rumah sakit.
Bu Dian terdiam sebentar, masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Kenan. Bagaimana bisa ketua osis yang terlihat ramah, pintar dan disiplin seperti Adam melakukan hal seperti itu. Tapi Bu Dian tidak sepenuhnya menyimpulkan seperti itu, bagaimanapun juga Kenan menceritakan semuanya terlihat apa adanya tanpa sedikitpun ada kebohongan di sana.
"Lain kali, apapun yang kalian lihat jangan menyebarkan gosip itu di sekolah. Bukan hanya sekolah yang rugi, tapi kalian juga. Kalian tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa? Kalo kalian kena imbas kemarahan pemilik yayasan karena putranya di jelek-jelekan gimana?" tanya Bu Dian, marah.
Bu Dian tahu permusuhan di antara mereka, antara Osis dan kelas XI IPA7 yang terkenal di sebut kelas pembuangan, perusuh, bodoh oleh murid lain. Tapi bagi Bu Dian, mereka tetaplah anak didiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)
Teen FictionProject #Remaja | "Gue gak terima penolakan! Mulai sekarang lo jadi pacar gue." Ini bukan kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca, di mana sang pangeran akan menjemput sang putri, untuk memberikan sebelah sepatunya yang tertinggal di pesta dans...