Bab 17. Musuh II

140K 15.3K 747
                                    

Yeaay spesial update! Itung-utung ngebayar updatean yang tertinggal kemarin ya:)

Selamat membaca, jangan lupa kasih vote dan komentar kalo mau di update lagi:)

***

AMORA menggeram dalam hati. Sial, ia tidak bisa menjaga ucapannya. Amor teranjur kesal karena cowok-cowok itu meremehkannya. Memang kenapa jika ia hanya seorang cewek, aneh? Mereka sudah meremahkan harga dirinya. Tapi Amora diam ketika mengingat janjinya kepada Bunda yang tidak akan berkelahi lagi.

Cowok yang baru saja mendapatkan cibiran Amora menggeram, rahangnya mengeras menandakan jika ia sudah marah. Tidak sedikit dari mereka memandang Amora dengan ekpresi tidak percaya.

"Lo bener-bener cari masalah yah, cewek jadi-jadian." Bagas tersenyum miring.

Dahi Amora mengkerut "Cari masalah, siapa? Bukannya lo nyari masalah datang ke sekolahan gue. Pake bawa rombongan segala, gak punya harga diri banget. Lo mau keroyok gue sampe bawa temen-temen lo? Modal tempe, kalo berani lawan gue sendiri. Lo cowok jadi-jadian, ya?"

Telak, Amora membalikkan kembali kata-kata Bagas. Semua teman Bagas sendiri diam mendengar ucapan Amora, yang memang benar. Diantara mereka ada yang meringis, yang benar saja mereka mengeroyok cewek. Kenan sendiri sudah tegang di tempatnya.

"Ada apaan nih?"

Eka datang di ikuti Caca, Dinda, Diki dan Budi. Mereka baru saja menyelesaikan tugas piketnya. Ketika dalam perjalanan pulang mereka tidak sengaja melihat Amora dan Kenan yang di hadang beberapa murid yang mereka tahu bukan dari sekolah mereka, terlihat dari atribut yang mereka gunakan.

Mereka menatap Amora dan Kenan bergantian, lalu mengahilahkan pandangannya ke arah rombongan cowok.

"Udahlah Gas, mending kita balik aja." ujar salah satu teman Bagas, tersenyum malu ke arah Eka. Eka sendiri mengkerutkan dahinya bingung.

"Iya Gas, dia cewek." lanjut yang lain, tersenyum ke arah teman Amora.

"Jangan bikin malu derajat cowok lo."

Teman Amora saling tukar pandangan bingung, sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini. Amora sedikit lega melihat bagas di sudutkan seperti itu. Tentu saja, bukankah dengan ini Amora tidak akan berkelahi. Janjinya kepada Bunda akhirnya bisa ia tepati.

"Lo! Lihat nanti," kesal Bagas, menyerah.

"Ada apaan sih Ken?" bisik Eka.

"Mereka, orang yang tempo hari Amora hajar buat nolongin Adam." balas Kenan.

Kembali, mereka mengkerutkan dahi bingung. Memandang rombongan cowok itu.

"Terus?"

"Mereka ke sini mau balas dendam, cowok rambut cepak itu gak terima di hajar sama Amora. Jadi dia bawa temen-temamennya buat ngeroyok Amora."

"What!" teriak Caca, tidak percaya.

Semua mendadak diam, jiwa berontak Eka tiba-tiba saja menguar. Sudah lama ya, cewek bongsor itu tidak berkelahi. Bukan tidak mau, hanya saja Eka sudah bosan ikut tauran menolong sekolahan lain. Tapi kali ini, yang berurusan adalah Amora. Temannya, Eka tidak akan pernah membiarkan Amora berperang sendiri. Eka tidak tahu, jika hati Amora lega karena perkelahian ini tidak terjadi. Sayang, cewek bule itu merusaknya.

"Oh! Kalian datang ke sini mau ngeroyok?" tanya Eka sarkastik.

Semua murid lain yang berniat pergi dari sana menghentikan langkah kakinya. Mereka membalikan tubuh, memandang Eka dengan kerutan di dahi.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang