Bagian 11

333K 21.2K 623
                                    

Not edit. Typo?? Tolong komen hehe 🙏 happy Reading and give Your supports 💏

......

Raymond mengusap dahi Monik dengan usapan selembut kapas. Ia baru saja membersihkan diri dan menyuruh para pelayannya dirumah untuk memasak sesuatu. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Raymond khawatir Monik belum makan tadi dan langsung tidur begitu saja.

"Angel, bangun.." Raymond duduk di pinggir ranjang.

Ia menepuk-nepuk pelan pipi Monik. Tapi yang di dapat oleh Raymond hanyalah suara napas teratur yang dikeluarkan oleh teman tidurnya itu.

"Ck ck ck." Raymond berdecak tak suka. Spontan saja dia punya ide cemerlang yang sepertinya bisa membangunkan putri tidurnya yang cantik.

Dengan gerakan perlahan, Raymond mendekati wajah Monik dan menggigit kecil pipi gadis itu sedikit kuat sehingga membuat Monik mengaduh kesakitan. Dia pun melototkan matanya spontan sambil mengusap pipinya berkali-kali.

"Aduh," ringisnya. Namun Monik tidak tahu jika kesakitan di pipinya itu berasal dari ulah Raymond. Dia kira itu gigitan nyamuk.

"Raymond?" panggil Monik lemah dengan mata sedikit terbuka. "Kalo ada nyamuk, tolong usir dong. Sakit nih pipi aku," ujarnya bersuara pelan.

"Makanya jangan tidur terus. Ayo bangun, kita makan malam dulu." Raymond menarik kedua tangan Monik dengan lembut.

Monik menggeleng manja, "Ehmm tidak mau. Aku ngantuk." Dan setelah itu dia kembali berbaring meskipun tangannya masih bertautan dengan tangan Raymond. Tanpa menunggu lama, matanya sudah tertutup rapat dan masuk kembali ke dunia mimpi.

Raymond mengeratkan kedua genggaman tangannya di sela-sela jemari Monik yang lebih kurus darinya. Tanpa terlepas, tangannya bergerak untuk diposisikan ke atas kepala Monik, membuat Raymond seperti sedang menindih tubuh gadis itu.

"Sayang.. Sayang." Raymond berbisik tepat di depan bibir Monik sehingga nafas segarnya sehabis mandi langsung tercium di hidung Monik.

Sepertinya Raymond sudah tahu bagaimana cara ampuh membangunkan gadis cantik itu lain kali. Monik memang sulit bangun jika dibangunkan oleh suara ataupun gerakan, namun dia akan cepat tersadar karena indera penciumannya sangat peka.

Buktinya sekarang mata Monik sudah terbuka, walaupun masih terlihat sayu.

"Kenapa sih ganggu aku terus?" tanyanya bersuara pelan.

"Makan ya. Nanti kamu lapar," ujar Raymond, tangannya masih menahan tangan Monik di atas kepala gadis itu.

Monik mengerjapkan matanya, "aku sudah makan tadi, Ray. Mau tidur.. Ngantuk."

"Tapi bibir kamu pucat. Nanti kamu tidurnya tidak nyenyak sayang."

Monik menggeram kesal, "Iyalah pucat gak pake lipstik! Udah ah jangan ganggu terus. Aku ngantuk Raymond."

Raymond mendekatkan wajahnya sehingga jarak antar wajah mereka semakin menipis. Ia mencium kedua mata Monik dengan lembut. Anehnya, rasa kantuk Monik perlahan menghilang dan digantikan dengan rasa marah.

"Jangan cium-cium!" Monik membulatkan matanya, lalu melepaskan tautan tangan mereka dengan paksa.

"Makanya kamu harus jadi penurut. Kalau menolak terus, akan aku cium. Ahh, sepertinya itu hukuman yang sepadan." Raymond menegakkan tubuhnya sambil mengusap dagu, menatap Monik dengan seringaian mesumnya.

Monik bangun dari posisinya dan memukul ranjang sembarangan, "Awas ya cium aku lagi!! Pokoknya ini yang terakhir."

Gadis itu mengusap matanya kasar, seperti masih merasakan ada bekas basah akibat ciuman Raymond tadi.

Lovesomnia [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang