Oneshoot - You

2.3K 250 10
                                    

Ruangan itu dipenuhi oleh 8 laki-laki tampan yang sedang sibuk mempersiapkan diri masing-masing untuk panggung pertama mereka setelah sekian lama hiatus. Tapi yang termuda, Oh Sehun, duduk diam di sudut ruangan ditemani seorang gadis yang ikut terdiam di hadapannya. Serius mengamati Sehun yang sibuk mengatur napasnya. Apa yang dia lakukan sebenarnya?
“Aku gugup.” Ujar Sehun pelan, tapi Seulgi dengan senyum bulan sabitnya memegang tangan Sehun lembut.
“Gwaenchana, semuanya akan baik-baik saja kan? Kau sudah bekerja keras.” Sahut Seulgi menenangkan. Seulgi dan Wendy Red Velvet menjadi MC special untuk episode Mcountdown kali ini. Di sela-sela syuting, Seulgi menyempatkan diri menemui Sehun yang sedang bersiap dengan member EXO lainnya.
Entahlah apa yang membuat Sehun menjadi segugup ini. Album EXO –seperti biasa mendapatkan sambutan luar biasa dari fans maupun non fans. Tapi hal itu justru membuatnya merasa sedikit terbebani. Ada banyak hal yang ia khawatirkan. Semenjak memutuskan untuk menjadi seorang idol, Sehun harus tahan banting dengan kritikan tajam yang ditujukan kepadanya, termasuk tentang skillnya sebagai seorang penyanyi.
Sehun memaksakan diri untuk tersenyum, agar Seulgi tidak terlalu khawatir. Kemudian mengangguk dan balas menggenggam tangan Seulgi erat. Gadis itu kembali tersenyum, senyum yang selalu membuat hati Sehun menghangat.
“Apa recording Red Velvet sudah selesai?” tanya Sehun mengalihkan pembicaraan.
Seulgi menggeleng, artinya belum. “Sebentar lagi mungkin, Irene Eonnie belum memanggilku. Kau sudah lebih baik? Jangan terlalu khawatir!”
Pria itu kembali terdiam, menyembunyikan sendunya.
***
EXO dan Red Velvet kembali mempromosikan lagu baru mereka di acara music yang sama. Karena waktu promosi yang bersamaan, membuat Seulgi bisa dengan leluasa bertemu dengan kekasihnya, Sehun.
“Oppadeul, kenapa kalian berdiri di luar?” tanya Seulgi heran melihat member EXO kecuali Sehun berdiri di depan ruang tunggu mereka dengan gelisah.
“Hmm…Sehunnie…” Chen nampak ragu-ragu mengatakan sesuatu pada Seulgi, ia kemudian menatap Kai yang berdiri tidak jauh dari Seulgi.
Pria berkulit tan itu mengerti dan berbisik pada Seulgi, “Dia berdiam diri di ruang tunggu, kami tak ingin menggangunya tapi juga khawatir padanya. Bisa kau saja yang masuk?”
***
Benar. Hanya Sehun seorang diri di dalam ruangan. Tidak ada siapa pun. Wajahnya tak ada ekspresi, sementara satu tangannya sibuk mengotak-atik ponsel. Sesekali menghela napas.
Perlahan, Seulgi menutup pintu ruangan itu tanpa menimbulkan suara gaduh lalu duduk tepat di hadapan Sehun. Pria itu seperti tak menyadari keberadaannya karena ia terus menunduk fokus pada ponselnya.
Seulgi menutup layar ponsel Sehun dengan tangannya jahil. Barulah Sehun sadar ada orang lain di ruangan ini. Ia menatap Seulgi, datar.
“Ada apa dengan pria tampanku ini, eo?” tanya Seulgi, senyumnya begitu cerah hingga sejenak membuat Sehun tidak menyadari ponselnya kini telah beralih dalam tahanan Seulgi. Seulgi melirik sekilas apa yang menjadi fokus Sehun di ponselnya, kemudian ia tersenyum dan mulai mengerti apa yang sebenarnya dikhawatirkan oleh Sehun.
“Jangan pikirkan ini jika membuatmu tidak nyaman!” gadis itu dengan berani menyentuh wajah Sehun dengan tangannya yang bebas.
Sedikit sentuhan saja, berhasil mengikis kekhawatiran Sehun. Pria itu menggenggam tangan Seulgi yang masih asyik membelai pipinya. “Aku…benar-benar merasa buruk.”
Seulgi menggeleng, “Tidak ada yang benar-benar buruk, kau hanya terlalu khawatir.”
Dengan helaan napas berat, Sehun menyandarkan kepalanya lunglai di bahu Seulgi.
“Kau tau….saat pertama kali aku berdiri di atas panggung, ada hal yang paling aku takutkan.” Sehun memberi jeda sejenak untuk memantapkan diri bercerita tentang kekhawatirannya selama ini pada Seulgi, “Aku takut tentang pandangan orang padaku, aku berpikir bagaimana orang akan menilaiku.”
“Aku…”
“Sst!” Seulgi menghentikan ucapan Sehun dengan menangkup wajah pria itu dengan kedua tangannya, menatap Sehun dalam. “Kita sama saja, sama-sama memiliki kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu tapi sampai kapan semua itu akan mempengaruhimu? Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna.”
“Lalu bagaimana denganmu?”
Seulgi mengerenyit tak paham, sementara Sehun menggenggam kedua tangan Seulgi dengan tangan besarnya. “Bagaimana denganmu? Kau cantik, kau memiliki bakat menari yang bagus, kau juga penyanyi yang baik, kau bahkan bisa melukis dengan baik, kau…bagaimana bisa kau sesempurna itu, Seul?” tatapan Sehun begitu dalam penuh kekaguman, dia sudah jatuh terlalu jauh pada pesona seorang Kang Seulgi.
“Aniya, ada yang kurang.” Gadis itu menggeleng lucu, menolak pujian Sehun.
“Apa yang kurang?”
Menangkap gurat penasaran di wajah tampan Sehun membuat Seulgi semakin mempermainkannya, “Senyummu.”
“Lihat ini!” Seulgi memperlihatkan wajah Sehun yang masih muram di cermin. “Kekasihku bahkan tidak tersenyum saat aku bersamanya, bagaimana hariku bisa jadi sempurna?”
Melihat tingkah Seulgi juga kerja kerasnya menghibur Sehun, mau tak mau membuat pria itu terkekeh. Senyum pertama yang ia tampilkan sepanjang hari ini. Dan Seulgi diam-diam bernapas lega karena senyum itu kini muncul kembali. Sedikit tarikan di bibir Sehun bisa membuat hatinya merekah. Seulgi tak ingin Sehun-nya terus larut dalam kekhawatirannya selama ini.
“Tapi tetap saja aku iri padamu, Seul.” Ujar Sehun merajuk, wajahnya menjadi polos seperti anak kecil yang sedang marah. Dia bahkan memainkan jemari tangan Seulgi dengan tangan-tangan besarnya.
“Waeyo? Kau tidak suka mendapatkan kekasih sesempurna diriku?” Seulgi menaik turunkan alisnya, satu tangannya menopang dagu, menggoda pria berambut oranye itu.
Sehun tergelak melihat tingkah Seulgi yang tidak biasa ini, gadis bermata sipit yang kalem ini sangat tidak terduga. Dengan gemas, Sehun mencubit pipi tembam Seulgi yang sepertinya mulai tirus, “Astaga, aku benar-benar iri padamu.”
“Bagaimana kalau aku membagi sedikit bakatku padamu?” tanya Seulgi, menggambarkan kata ‘sedikit' dengan gesture jempol dan telunjuknya yang berjarak sempit.
“Sedikit?” Sehun tak mengerti dengan ‘penawaran' Seulgi, tapi akhirnya dia mengangguk setuju dan menunggu apa yang akan dilakukan gadisnya ini.
Gadis beruang itu tersenyum jahil, lalu dengan cepat mengecup kilas bibir Sehun, “Sediki untuk bakat menariku.”
Sehun mengangkat sebelah alisnya, senyumnya mengembang tanpa sadar. Inilah Seulgi dengan sifat tak terduganya. Terkadang dia menjadi Seulgi yang dewasa, terkadang dia menjadi Seulgi yang manja, lalu menjadi Seulgi yang pandai menggoda. Sehun akan benar-benar gila jika terus seperti ini.
“Hanya bakat menari saja?” tanya Sehun menggoda, mulai mengikuti permainan Seulgi.
Lalu gadis itu kembali mengecup kilat bibir Sehun untuk yang kedua kalinya, “Sedikit untuk bakat menyanyiku.”
“Hanya itu saja?”
“Mwo?” Seulgi nampak kesal karena Sehun terus menggodanya, “Apa kau juga ingin cantik sepertiku?”
Keduanya terkekeh. Kali ini tawa bahagia. Tertawa bersama orang yang paling dicintai adalah hal yang paling membahagiakan di dunia ini. Begitu pun dengan Sehun, tak peduli seberat apa pun masalahnya, sebesar apa pun kekhawatirannya akan sesuatu, ada bersama Seulgi adalah obat paling mujarab bagi kesakitannya.
“Sehun-ah, saranghae.” Ujar Seulgi lembut, kedua matanya berbinar memancarkan cinta yang hanya dipersembahkan untuk pria bernama Oh Sehun. Detik berikutnya, gadis itu dengan lancang melayangkan ciuman bertubi-tubi pada kekasihnya.
“Astaga, Seul! Kau nakal sekali!” Sehun mencubit gemas hidung Seulgi karena gadis itu telah dengan berani membuat wajahnya memerah. Meski bukan ciuman pertama tapi saat seperti ini selalu berhasil membuat debaran jantung Sehun menyalahi aturan.
“Ahh…aku harus bagaimana? Aku tidak bisa mengendalikan diriku karena melihat wajah cemberutmu sepanjang hari.”  Keluh Seulgi.
“Ya ampun, kenapa kau manis sekali eo? Saranghae, Kang Seulgi.”
Sehun memeluk erat gadisnya sebagai permintaan maafnya karena telah membuat Seulgi khawatir. Dalam keadaan apa pun, membuat Seulgi khawatir adalah sesuatu yang dilarang dalam kamus kehidupan Sehun.
“Astaga, aku tidak melihatnya!”
“Ahh…waktunya tidak tepat.”
“Hyung, kepalaku!”
“Ahh…pinggangku!”
Suara gaduh menginterupsi suasana romantis kedua sejoli itu, membuat keduanya dengan canggung melepaskan pelukan erat mereka lalu mengalihkan pandangan pada segerombol pria yang tumpang tindih di dekat pintu setelah sebelumnya terdengar suara seperti ‘benda jatuh' yang keras sekali. Tebak apa yang mereka lakukan?
“Ya ampun, dindingnya kotor sekali.” Suho secara random segera bangkit lalu mengusap-usap dinding dengan telapak tangannya, meniupnya sesekali.
“Hyung, lantainya juga kotor.” Seru Chanyeol yang setengah terbaring di lantai, melakukan hal yang sama seperti Suho hanya saja dengan menggunakan objek yang berbeda.
Seulgi berusaha keras menahan tawanya karena melihat tingkah konyol member EXO yang tertangkap basah sedang ‘mengintip' aktivitas maknae mereka dengan kekasihnya. Sementara Sehun yang sudah paham betul dengan kelakukan para member hanya memasang ekspresi siap tempur. Dia kesal sekali karena acara romantisnya dengan Seulgi jadi terganggu gara-gara tingkah konyol para hyungnya.
“Aku pergi dulu ya! Fighting!” ucap Seulgi setengah berbisik pada Sehun, lalu membungkuk hormat pada member EXO lainnya yang sudah berjajar rapi di dekat pintu, seolah siap menerima hukuman. Ketujuh pria itu dengan kompak membungkuk sopan pada Seulgi sampai gadis itu hilang di balik pintu.
“Hyung!” seru Sehun, kedua tangannya terlipat di dada. Matanya memerah, seolah ada api yang menyala disana. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
***
There's nobody perfect. Itu sebabnya menjadi yang sempurna itu sulit. Sekecil apa pun, setiap orang pasti punya kelemahan, baik yang terlihat orang lain atau pun tidak. Usaha dan kerja keras untuk menjadi lebih baik akan terlihat jauh lebih hebat daripada berjuang untuk kesempurnaan yang tidak akan pernah didapat.
.
.
.
.

Please vote (bagi yang ngerasa males comment)! Nyenggol bintang dikit kayaknya nggak sebegitu susahnya kok....😁😁😁
Mungkin ada yg mau rekomendasi seulhun story lainnya, silakan.

Perfection (SEULHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang