Satu

54 6 1
                                    

Langkah Chelle terhenti didepan kelas saat matanya terganggu akan pandangan yang tak biasa dari cewek-cewek yang ada dikelasnya. Mata Chelle dan Varenlie bertatapan. Ada apa dengan mereka?

Mereka nampak merias diri dengan bedak dan lipstik diruangan kelas. Merapikan rambutnya dan memoles wajahnya dengan centilnya.

"Aisshh." Chelle menaikkan sebagian bibirnya mencibir kelakuan mereka. Apa-apaan mereka? Sejak kapan ruangan kelas berubah menjadi tempat salon seperti ini?

"Gimana penampilan gue udah cantik belum?" Salah seorang temannya dengan antusias berlari kearah meja Chelle dan menanyakan bagaimana pendapatnya tentang penampilannya.

Chelle menatap gadis itu dengan tatapan menyedihkan. "Cantik? Hahaha. Lo mimpi?" Jawab Chelle sekenanya tepat didepan muka gadis itu. Varenlie yang ada disebelahnya pun ikut tercengang akan pernyataan Chelle, Varenlie takut kalau kata kata Chelle barusan memancing dirinya untuk menimbulkan keributan lagi dan perkelahian tak bisa dihindari.

Gadis itu langsung mencibir. Dahinya mengerut memprotes perkataan dari Chelle.

Varenlie langsung menangkap pundak gadis itu dan membalik tubuh gadis itu agar mengalihkan padanganannya dari Varenlie dan menyengirkan seluruh giginya. "Hahaha. Maafin sobat gue.

Dia kalau bercanda emang sering keterlaluan. Tapi lo cantik kok. Lebih cantik dari pemain sinetron yang ada di Tv Tv." Hiburnya.

"Lo serius?" Rona wajah gadis itu langsung berubah menjadi berseri seri. "Thanks Var." Jawabnya sambil mengedipkan salah satu matanya kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Astaga Chel. Bisa nggak sih lo jaga sikap lo sama temen-temen kita yang lain. Kadang bicara lo kelewat batas dan sering menimbulkan kekacauan."

"Tapi gue harus gimana? Apa gue harus bohong ngatain dia cantik?" Chelle mencibir. Matanya kemudian menatap gadis itu. Gadis gemuk kelebihan bobot dengan rambut yang dikepang dua dengan polesan wajah terlalu tebal yang membuatnya lebih terlihat seperti badut dan lipstik merah merona yang lebih terlihat seperti penyanyi dangdut.

Chelle menelan ludahnya. "Dan lo bilang dia mirip artis sinetron?"

"Hehehe." Var ikut terkekeh melihat arah pandangan Chelle. "Maksud gue dia lebih cantik dari Omas." Mata Var dan Chel saling bertatapan. "Paling tidak ada satu artis sinetron yang lebih cantik dari dia."

Hahahaha. Chelle tak bisa menahan tawanya. "Tumben lo pinter."

"Tapi walaupun gitu. Lo harus menjaga perasaan mereka. Lain kali kalau lo mau ngomong dipikir dulu biar nggak nyakitin mereka."

Chelle mendesah. Lagi lagi ia mendengar wejangan dari sahabatnya itu. "Iya Var. Maafin gue ya." Jawabnya meminta maaf. "Tapi." Chel masih melihat kelakuan teman temannya yang ada di kelasnya.
Mereka masih berdandan dan masih asik dengan bedak, lipstik dan kaca yang mereka bawa. Spontan Chelle langsung berdiri berteriak.

"SEJAK KAPAN RUANGAN KELAS JADI TEMPAT SALON? KENAPA KALIAN TIBA TIBA BERDANDAN SEPERTI INI?"

Oh My Ghost! Var menjitak kepalanya sendiri. Baru saja ia memperingatkan sahabatnya untuk sedikit menjaga kelakuannya. Tapi kenapa sekarang ia malah berdiri didepan kelas dan berteriak pada anak seluruh kelas? Apa dia mau mati????

"Astaga Chel! Lo nggak tahu?" Seseorang nyeletuk dari arah belakang kelas. "Ada anak baru pindahan dari London. Dan katanya dia jauh lebih ganteng dari artis artis korea yang pernah kita liat. Dan yang lebih penting dia anak orang konglomerat." Gadis itu cekikikan diikuti dengan gadis gadis yang lain dan mulai fokus pada kaca dan bedak mereka lagi.

Astaga! Chelle menggertakkan giginya. Hanya ada murid pindahan dan mereka bertindak seperti ini? Chelle menggeleng gelengkan kepalanya.

"Var. Lo liat kan kelakuan teman teman kita. Jadi gue nggak perlu menjaga sikap ..." Chel mencari Var yang sedang diajaknya mengobrol dan tiba tiba menghilang dari tempat duduknya.

SHORT DISTANCE RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang