Sembilan
Ada yang tak biasa yang alkan tunjukkan saat pergi kesekolah pagi ini. Dia terus menggenggam erat tangan chelle seakan ingin menunjukkan kesemua orang jika chelle adalah miliknya. Chelle hanya menurut karena alkan memaksanya dan jika chelle menolak alkan sudah siap dengan tatapan mautnya yang paling chelle takutkan.
Tapi kini sebuah tatapan lain menghujati chelle. Tatapan itu jauh lebih mematikan dibandingkan tatapan milik alkan. Adeva kini sudah menghadang chelle dan alkan tepat didepannya.
"Whats you doing?" Tatapan itu jelas menatap tangan mereka yang sedang bertaut.
"Minggir." Ujar alkan.
"Alkan! What the hell is going on?"
Tasya menarik lengan alkan untuk memisahkan tangannya pada chelle.
"Stop!!!" alkan melotot tajam.
Adeva tersentak saat alkan membentaknya seperti itu. Baru kali ini dia dibentak oleh seorang laki laki bahkan didepan umum. Amarahnya semakin memuncak. Tatapannya beralih pada chelle yang saat ini tepat disamping alkan.
Plak!!!!!Sebuah tamparan keras melayang kemuka chelle.
"Adeva!!!!"
"Ini semua pasti gara gara lo!!!! Pergi dasar pelacur!!!"
chelle tak terima atas penghinaan itu. Ia membalas semua perlakuan Tasya terhadapnya.
Plak!!!!! Satu tamparan keras mendarat kemuka adeva. Tamparan yang jauh lebih menyakitkan dari tamparannya tadi.
Sebuah darah segar mengalir dari ujung bibir adeva. Tak terima juga adeva menjambak rambut chelle tapi adeva tak mau kalah. Akhirnya perkelahian tak bisa dihindari.
Sebuah peluitt panjang membahana. Seorang guru akhirnya datang melerai perkelahian mereka.
# # #
"Awww." chelle menyentuh pipinya sendiri karena kesakitan. Terpaksa alkan membawanya pulang kerumah karena alkan tak mau mengambil resiko jika mereka bertemu lagi disekolah dan perkelahian tak bisa dihindari lagi.
alkan tak bisa membayangkan jika ada dua orang wanita yang sama sama keras kepala dan terlibat perkelahian. Mungkin benar benar akan ada kematian diakhir cerita.
Heh. alkan bergidik ngeri."Lo kenapa merinding?" Tanya chelle.
"Nggak papa." Jawab alkan.
Tiba tiba muka Alkan memucat. Tubuhnya agak sedikit gemetar ketika mengompres wajah chelle.
"alkan. Lo nggak papa kan?"
Alkan mengangguk. "Iya."
"Lo sakit?"
"Enggak."
"Tapi nggak biasanya lo kayak gini?" chelle meletakkan tangannya kedahi alkan. Tapi tidak panas. Suhu tubuh Raka normal. Tapi kenapa wajah Raka berubah seperti ini? Seperti raut ketakutan.
"chelle." Panggil alkan.
"Hmmm."
"Gue nggak tahu dia udah sembuh apa belum? Tapi gue mohon mulai sekarang lo jangan jauh jauh dari gue."
"Maksud lo apa?"
"adeva." Jawabnya.
"adeva kenapa?"
"Dia itu berbahaya. Gue takut lo diapa apain sama dia."
"Hahahaha." chelle tertawa. "Lo jangan khawatir. Gue jauh lebih berbahayanya dari pada dia. Dan kalau lo nyuruh gue ati ati lo salah. Justru adeva yang suruh ati ati sama gue. Apa lo nggak liat kalau gue itu juara karate bertahan." Ujarnya menyombongkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT DISTANCE RELATIONSHIP
RomanceChelle, gadis remaja 17 tahun. Mempunyai hobi berkelahi dengan gaya hidup yang awut awutan hingga membuat mamanya khawatir akan masa depan putrinya dan selalu mencarikan Chelle seorang jodoh. Hidup Chelle berubah 360 derajat ketika ia bertemu Alkan...