Sepulang sekolah Chelle langsung pulang kerumah. Setengah berlari ia masuk kedalam kamar dan tak lupa mencopot sepatu dan kaos kakinya sembarangan. Meletakkan tas gendongnya berserakan dilantai dan melepas dasi seragamnya diatas kulkas sambil meneguk air putih langsung dari botol sambil berjalan kearah ruang televisi.
"Astaga Chelle!!!!" Teriak mamanya dari arah ruang makan memprotes kelakuan anaknya yang tidak berubah.
"Hmmm." Chel menyahut panggilan itu cuek sambil mengorek orek telinganya menggunakan jari kelingkingnya. Ia sudah biasa diteriaki seperti ini. Dan Chel sudah kebal jika mamanya sudah mulai berceloteh memarahinya.
Mamanya hanya menggelengkan kepalanya melihat anak putrinya yang hidup serabutan seperti ini. "Kalau kamu anak laki laki mama bisa maklum tapi kamu perempuan Chelle." Kepala mamanya pening saat melihat seragam, tas, sepatu, kaos kaki, bahkan dasi yang anaknya kenakan sudah berhamburan diseisi rumah.
"Iya maaf. Nanti Chelle beresin." Jawabnya sambil menyalakan televisi dan memindahkan chanel dengan kartun yang ia sukai.
Kesabaran mamanya sudah hampir habis. Mamanya langsung berjalan kearah televisi dan mematikannya.
"Mama!" Protes Chelle.
"Sekarang bereskan semua barang barang kamu atau kamu mama hukum!"
"Akkhhhhhh." Tangannya menggaruk garuk kepalanya frustasi.
Bau tak sedap langsung mengepul kesegala penjuru ruangan.
"Astaga Chelle! Kapan terakhir kali kamu keramas?"
Chel menatap mamanya sebentar. "Emmmmm." Kemudian mencium tangannya sendiri yang barusan untuk menggaruk kepalanya.
"Seminggu yang lalu." Chelle tersenyum cengengesan memperlihatkan gigi-giginya yang putih.
"Astaga!" Mamanya kaget setengah mati. Anak perempuan satu satunya ini memang sangat sulit sekali diurus.
"Iya maaf. Ngapain juga keramas. Lagipula sudah dua hari Chel nggak mandi!" Tegasnya cuek sambil meminum air mineral yang baru saja ia bawa.
Jantung mamanya serasa mau copot. Paru-paru mamanya serasa sesak. Astaga anakku... Desisnya. "Jadi tadi pagi waktu sekolah?"
"Aku buru buru. Jadi nggak sempet mandi." Jawabnya sekenanya.
Mata mamanya melotot. Mulutnya sudah tak bisa berkata kata lagi. Ternyata anaknya sangat luar biasa. Kepalanya sudah sangat pening tak berani bertanya lebih banyak lagi. Takut akan kenyataan yang ia hadapi. Bagaimana nasib putrinya jika ia terus-terusan seperti ini? Dan bagaimana kalau tak ada satu orang laki lakipun yang mau mendekati putrinya?
Chel kemudian bangkit dan berusaha untuk sekali saja menuruti permintaan mamanya agar mamanya tidak mengoceh seperti tadi. Ia memunguti seragamnya satu persatu. Mengambil tasnya dan sepatu yang baru saja ia buang sembarangan."Cukup Chelle."
Dahi Chel mengerut. Tapi bukankah barusan mama menyuruhnya membersihkan semua ini?
Mamanya melemparkan handuk pada Chelle. "Sekarang kamu mandi, jangan lupa keramas dan kamu ganti pakaian kamu! Lebih baik mama fokus mencarikan kamu jodoh. Mama ingin memperkenalkan kamu dengan anak rekan mama yang tadi pagi sempat tertunda."
"Astaga! Jodoh lagi? Apa mama nggak bosan?" Chelle melemparkan seluruh barang barangnya yang tadi ada digenggamannya.
"Bagaimana mama bisa tenang kalau hidupmu acak acakan seperti ini? Tidak ada laki laki yang mau sama kamu."
"Iya mama. Tapi nggak sekarang." Mulut Chelle manyun memonyongkan seluruh mulutnya.
"Kali ini mama yakin lelaki pilihan mama yang terbaik." Senyum mamanya mengembang menenangkan anaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/124491631-288-k941369.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT DISTANCE RELATIONSHIP
Roman d'amourChelle, gadis remaja 17 tahun. Mempunyai hobi berkelahi dengan gaya hidup yang awut awutan hingga membuat mamanya khawatir akan masa depan putrinya dan selalu mencarikan Chelle seorang jodoh. Hidup Chelle berubah 360 derajat ketika ia bertemu Alkan...