Empat

24 7 1
                                    


"Alkan!!!!"

Kejutan apa lagi ini? Kenapa laki laki ini berada dalam rumahnya? Dan... O Ow. Muka Chelle memucat ketika laki laki yang sok kecakepan itu berada diruang tamu bersama papanya.

Mungkinkah? Chelle menelan ludahnya.

Tidak mungkin! Teriaknya dalam hati.

"Lo ngapain disini?" Tanya Chelle ketus.

"Chel. Dia yang akan menemanimu selama mama dan papa tidak ada." Jawab papanya.

Alkan nampak tersenyum dan sekarang berdiri berhadapan dengan Chelle. Alkan sangat terlihat santai dan lebih rileks berbeda dengan reaksi Chelle yang ia tunjukkan.

"Enggak." Chelle menggeleng dan menggeret lengan mamanya untuk menjauh dari kehadiran Alkan.

"Mama apa apaan sih?" Tanya Chelle setengah berbisik ketika Chelle sudah berhasil membawa mamanya pergi kedapur untuk berbicara empat mata.

"Dia yang akan menemanimu sayang."

"Tapi kenapa harus dia?"

"Keluarganya sedang dalam masa sulit dan dia butuh tempat tinggal. Lagipula dulu waktu kita belum mempunyai apa apa keluarga Alkan yang membantu papamu hingga bisa sesukses ini."

"Tapi..."

"Cukup Chel. Mama tidak mau dengar alasan lagi."

"Tapi dia itu laki laki ma. Mana mungkin mama meninggalkan Chel hidup serumah dengan anak laki laki." Protesnya.

Dahi mamanya mengerut. "Sepertinya mama tidak mempermasalahkan itu." Mama mengangkat bahunya.

"Mengingat perlakuanmu pada semua anak laki laki membuat mama sedikit tenang. Lagipula mama sudah ragu kamu suka laki laki. Tapi sepertinya mama sudah mulai pasrah." Jawab mamanya yang mulai meragukan ke originilan anaknya itu.

"Apa?" Butuh waktu yang lama Chel terbengong untuk mencerna kata kata mamanya barusan.

# # #

Tangan Chel masih bersedekap sambil menatap laki laki yang ada dihadapannya dengan kesal. Bagaimana tidak? Laki laki yang amat ia tidak sukai bisa bersantai ria sambil menonton televisi didalam rumahnya. Bahkan kakinya tidak sungkan ditaruh diatas meja dan mencecap kopi panasnya sambil berdehem menikmatinya.
"Heemmmmm!" Chelle menggumam dengan keras. Suaranya sengaja ia perkeras agar terdengar oleh Alkan.

Tapi sayang, Alkan tak menggubrisnya sama sekali.

Lama kelamaan emosi Chelle kian meningkat. Dia sang tuan rumah disepelekan seperti ini. Mentang mentang orang tuanya sudah pergi Chelle tak akan pernah membiarkan seorang tamu seenaknya seperti ini.

"Alkan!!!" Teriaknya keras keras sambil berkacak pinggang.

Alkan hanya menoleh sebentar. Melihat muka Chelle yang sudah merah padam selama tiga detik kemudian melanjutkan menonoton acara televisi dan tak memperdulikannya.

Amarah Chelle kian meluap. Asap dikepalanya sudah mengepul bersiap menyembulkan api kemarahannya. Secepat kilat Chelle berlari menuju televisi dan Klik. Ia mematikannya.

Brak!!!

Alkan melemparkan gelasnya diatas meja dengan paksa. Chelle terperangah kaget. Apa yang salah dengan dirinya? Kenapa Alkan secepat itu emosi?

Mata mereka saling menatap. Alis dimata Alkan sudah melengkung. Matanya memelototi Chelle yang kini berdiri kaku disana.

Astaga? Kenapa dia? Kenapa malah dia yang marah? Batin Chelle.

SHORT DISTANCE RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang