Ketika hujan turun merintik, menyelimuti bumi dengan awan hitam. Ketika hatinya bersedih, berada di sekeliling manusia yang membenciku. Hujan tidak akan lari karena dibenci. Begitu pun rasa yang masih kugenggam erat untukmu.
Tak heran jika petir saling bergemuruh mengamuk di atas langit. Kadang hati mudah terpancing oleh perkataan busuk yang disimpan dalam buah delima. Seolah tidak ada apa-apa ketika melihatnya, tetapi ketika hati yang melihat ke dalam, ada pertikaian rumit saat langit sedang mendung.
Untuk awan yang meruntuhkan hujan, tunjukanlah padanya bahwa hari ini aku sedang bermuram durja. Menunggu reda sampai cerah, kunantikan pelangi indah yang selalu datang menghapus luap genangan tangisku.
Namun ke mana perginya dia? Apakah dia terbawa bersama air? Jika benar, maka jangan halangi aku untuk mengejarnya. Sepayah apa pun dia, selemah apa pun dia saat hujan turun, aku butuh kehangatan yang dia berikan.
Untuk dirimu, wanita yang sedang terhanyut dalam hujan. Jika ada yang menyatakan keburukanku, itu hanyalah hembusan badai di tengah kegelisahanmu. Yakinkan hatimu, ku kan selalu ada di sini bersamamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Spesial
Poetry#373 (04 September 2017) Ini adalah puisi karangan saya sendiri, yang dikhususkan untuk temen-temen yang minta dibikinin puisi :'v Jujur, puisi saya nggak bagus seperti novel saya di Wattpad. Hal ini saya lakukan untuk menghargai perjuangan dia dan...