Aku bangkit lewat uluran tangan selembut jarum pembunuh untuk meninggalkan duniamu. Sempat wajah ini tersenyum ketika penyesalanmu menarik ragaku tuk kembali padamu. Meski aku bodoh, tapi cintanya sudah tak ada lagi.
Aku bangkit lewat suara indah yang menyeruku untuk pergi. Mengusir para penjaga yang bergelantungan di langitmu. Aku dibawanya melangkah sejauh-jauhnya. Lalu mengucapkan selamat tinggal agar kita tak bisa bertemu.
Aku bangkit lewat hati yang merangkul gelisah sukma. Tak dibiarkan aku membenci cinta. Lebih baik dilupakan dari pada membuat seribu anggapan. Aku tidak berharap dia cinta, tapi aku berharap dia ada di sini untuk menghiasi duniaku, bukannya tertidur pulas dan tak bernapas di dalam bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Spesial
Poetry#373 (04 September 2017) Ini adalah puisi karangan saya sendiri, yang dikhususkan untuk temen-temen yang minta dibikinin puisi :'v Jujur, puisi saya nggak bagus seperti novel saya di Wattpad. Hal ini saya lakukan untuk menghargai perjuangan dia dan...