Konflik

187 5 8
                                    

Keadaan ini semakin buruk. Pendapat mereka tak dapat kau bantah dengan mudah. Meski perasaan dan hidup ke depan adalah sebuah pilihan, takkan ada yang memberimu kuasa untuk memilihnya.

Ku berjuang tanpa lelah meyakini ibu bapak, akulah putra sulung yang tercipta dari cinta insan yang suci dan indah. Memang aku tidak sehebat pria pilihan ibumu, tidak setangguh lelaki yang diseleksi bapakmu. Tapi aku adalah pria yang mengerti caranya lengkapi cerita yang luapkan kebahagiaanmu.

Aku yang memiliki kamu dengan segala kelemahan dan kesederhanaanmu. Menggambar kejadian romantis saat kita bertemu di sepucuk mawar tahun lalu. Saat tatapan ini jatuh mengenai putik yang bersembunyi, hati pun bangkit dari kerapuhannya selama ini.

Restu itu penting, namun larangan menjadi penghalangnya.

                                           
Aku tahu, kita berdualah yang memiliki cinta. Tapi kamu harus mengerti, kita tak lagi dapat bersama. Sekarang dan selamanya. Bukan inginku mengakhiri perjalanan ini. Lebih baik selamanya pergi dan tidak bertemu lagi. Biarlah kita menjadi kenangan. Siapa tahu, ini adalah ujian terbaik yang mengembalikan kebersamaan kita.

Jika waktu mempertemukan aku dengan kamu, tiada lagi kata kita dan bersama. Tidak ada kata cinta yang harus diungkapkan. Cukuplah kebahagiaanmu menjadi cinta baruku. Berjanjilah untuk menjaga senyumanmu sampai hari kematianku.

Puisi SpesialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang