Takluknya Persia adalah sebuah perjalanan panjang keteguhan iman. Tidak akan berhasil kecuali pemimpin dan orang yang dipimpinnya memiliki visi yang panjang melampaui kemampuan mereka sendiri. Pasca kesedihan umat Islam lepas meninggalnya Baginda Rasul, tampuk kepempinan yang dilanjutkan oleh Abu Bakar, harus direpotkan sekelompok kaum murtad. Pada titik ini, tampaklah kemunafikan yang selama ini masih teredam oleh kharisma Rasulullah. Mereka membuat konspirasi kotor, yang tentu saja tidak dibiarkan begitu saja oleh Abu Bakar. Pasukan pun dibentuk, dimana terpilihlah Khalid bin Walid sebagai pemimpinnya. Target penciudakan adalah kaum murtadin, Khuwailid al Asdi, dari Bani Asad di Buzakhah dan Malik bin Nuwaira di Butah. Pasukan kedua, dipimpin Ikrimah bin Abu Jahal yang menargetkan si murtad Musailamah Al Kadzab.
Setelah penaklukan ini, Abu Bakar memerintahkan Khalid untuk bergerak kea rah Persia, yang kala itu berkuasa dinasti Sassanid. Tahun 663 M, Khalid bersama pasukannya berangkat menuju Irak. Pertempuran digelar, pihak kaum muslimin memperoleh kemenangan. Tidak tinggal diam, pukulan balasan digelar dengan gabungan tiga kekuatan besar yaitu tantara Romawi, Persia dan Arab Kristen di Firaz. Alhamdulillah, kekuatan Khalid tidak tertandingi. Guna merangkak Romawi, wilayah Ctesiphon berhasil takluk pula.
Berita duka menyelimuti kaum muslimin. Abu Bakar terlalu cepat dalam kepemimpinannya dan wafat pada 634 M. Kedudukan kepemimpinan setelahnya digantikan sahabatnya, Umar Bin Khattab. Sempat terjadi peperangan yang mengalami jatuh bangun dari kedua belah pihak dalam beberapa kurun waktu. Sampai terjadilah suatu peristiwa penentu yang menjadi kejatuhan Persia. Yasdagird III dengan ambisinya merebut kembali daerah-daerah yang sudah ditaklukkan umat Islam. Pasukan Heraklius yang menjadi sekutu Yasdagrid dibuat kocar kacir oleh strategi pertahanan Khalifah Umar. Perang Yarmuk pecah, dengan mengakomodasi kekuatan 6000 pasukan kaum muslim. Kekalahan di pihak kaum kafir pada perang tersebut tidak disia-siakan untuk terus membakar api jihad hingga merangsek menakluk Persia. Saad bin Abu Waqqash membersamai 10.000 mujahidin, dengan menempuh negosiasi damai terlebih dulu sebagai wujud dakwah. Jumlah pasukan Persia sendiri sangat fantastis, yakni 60.000. Artinya, enam kali lipat pasukan muslim. Proses dakwah kepada Islam ini memakan waktu tiga bulan. Tak lain, mengajak daerah yang akan ditaklukkan tersebut untuk menerima Islam secara damai.
Kejadian unik itu terjadi. Peremehan terhadap duta atau delegasi perang artinya pelecehan terhadap negara. Suatu kali delegasi kaum muslimin, yaitu Ashim bin Amir menghadap Yasdagrid III guna menyampaikan misi dakwahnya. Tanpa diduga, pemimpin kafir itu mengolok-olok sang negosiator dengan menyiramkan tanah ke atas kepalanya. Jawab retoris negosiator itu mencengangkan, "Awal yang baik ! Musuh telah menyerahkan wilayah teritorialnya secara sukarela kepada kita (pengibaratan tanah yang diserahkan ke kepalanya)".
Ketika situasi di Syria sudah berada di bawah kendali kaum Muslimin dan pasukan Romawi telah dikalahkan di medang perang Yarmuk oleh Khalid bin Walid, khalifah Umar memerintahkan agar segala negosiasi dengan Persia segera dihentikan. Ini sebagai sinyal terbuka kepada Persia, agar mereka bersiap-siap untuk perang. Peperangan berlangsung selama empat hari. Pada hari keempat, kaum muslimin berhasil mengalahkan pasukan Persia. Beberapa kali ada upaya untuk merebut kembali, namun kandas dalam kegagalan. Seluruh kawasan Irak pun dikuasi oleh Islam. Seiring waktu, masyarakat mulai mengenal keindahan hidup di bawah naungan Islam. Secara sukarela mereka pun berbondong-bondong memeluk agama langit ini. []
YOU ARE READING
Cuap-cuap Islami
CasualeNamanya juga cuap-cuap. Kadang curhat, kadang menggurui (diri sendiri). Sebagian isinya khazanah. Soalnya ada perkataan: "Sampaikanlah walau satu ayat" .