Sebenarnya bukan "lesbi" dalam artian 'body contact". Mungkin lebih tepatnya SSA (Same Sex Attraction) alias kecenderungan suka pada sesama jenis. Yup, sejak SMA, aku selalu punya teman dengan riwayat yang kecenderungannya SSA. Awalnya ya berteman biasa. Jalan bareng, ngerumpi bareng, pokoknya demen bareng kemana-mana. Mungkin karena anak cewek, ya wajar dong senengnya bareng-barang. Atau pegang tangan (maksudnya, gandengan pas jalan), ya menurut aku waktu itu wajar-wajar aja. Anak cewek kan beda sama anak cowok. Lebih sensitif gitu. Plus sentuhan itu bagian dari eksistensi kedekatan.
Kalau teman SMA, emang nggak bikin pengakuan. Cuma ngerasa aja, "ini orang gelagatnya makin aneh aja". Yang cukup shock itu pas jaman kuliahan. Ada teman, sebutlah namanya Nia. Kita nggak deket sih. Cuma dianya suka banget deket-deket aku. Bela-belain main ke rumah, walau rumahnya jauh dari rumahku. Sekali dua kali mampir sih, it's OK. Tapi kalau keseringan dan akhirnya malah "krik krik krik" alias obrolannya garing, aduh gimana ya. Mau ngusir gimana, kan nggak sopan.
Akhirnya aku ngasi "kode" kalau aku tuh dah bosen banget menjamu dia. Aku diem seribu bahasa. Ogah dalam memulai topik pembicaraan. Bicara pun sekena-kenanya (Aduh, kalo diingat, kok tega banget kayaknya ya. Hehe). Ehh, dianya tahan banting. Dia ngeliatin aku dengan tatap mata menusuk. Nggak bisa lepas matanya ngeliat aku. Malah lama lagi. Ada kali, dua puluh menitan diplototin gitu. (Baru sadar pas dia pulang, tatapannya itu ngeri alias tumpah penuh nafsu). Sebagai pecinta lawan jenis, diliatin sesama jenis nggak gimana-gimana sih. Cuma agak aneh aja, bertanya-tanya. 'Aku kenapa ya? Apa salah pake baju? Atau ada salah sikap".
Karena berteman sesama jenis itu bukan dosa, ya aku kembali seperti sedia kala, berteman dengan siapa aja. Belakangan aku digosipin ngasih harapan cinta sama Nia. What the....? Hello, aku masih doyan cowok. Kok udah ngomong soal harapan cinta nih. Teman ya teman, kok jadi demen sesama gini ya. Waduuuhhh... Hemm, jujur, aku nggak pengen nyakitin siapa-siapa. Nggak juga pengen ngeliat hal-hal yang di luar batasnya. Kalau butuh tangan, aku ulurin. Apalagi emang tugas teman untuk saling bantu. Yeahh,,, enak nggak enak dapat rumor kek gini. Malah aku kan orangnya takut pacaran, alias tipe orang Mencari Pasangan Halal. Jadi, ya nggak pacaran dong. Karena nggak pacaran, plus sering disambangin Nia, ya terjadilah gosip-gosip busuk di belakang.
Belum sempat nolongin Nia secara terapis. Tapi yang pasti aku ajakin dia ngaji dan baca surah Al-Kahfi Al-Waqiah tiap malam jumat. Siapa tahu ngefek alias jadi doa yang benar buat kami bersama. Nggak maulah terjerembab dalam fitnah. Kecenderungan suka sesama jenis ini ada latar belakangnya loh. Dari situ, aku ngeterapi Nia kecil-kecilan. Karena sebenarnya, Nia juga pengen melepas 'rasa ini'. Pengen jadi yang seharusnya, suka ke lawan jenis. Seperti yang agama dan norma gariskan. Sabar, ini ujian. Kalau diuji, pasti karena kita bisa melewatinya. Iyes!
***
Sedikit Tausiah
Pernah punya sobat sesama cewek tapi bawaannya paranoid alias dia enggan kita dekat dengan cewek lain, kita perlu ditanya modusnya itu apa. Beneran sayang banget sampe segitunya, atau dia punya kecenderungan lain?!
Satu sisi, kita memang diperintahkan untuk berkumpul dan berteman pada sesama jenis. Sebab Rasul SAW membatasi hubungan lawan jenis hanya dalam perkara pernikahan, jual beli, pendidikan atau kesehatana. Sehingga wajar kita punya sobat cewek, bukan cowok. Tapi jadi lain ceritanya kalau sobat cewek itu punya gejala-gejala liwath (suka sesama jenis). Hal itu bisa terlihat dari gaya berpakaian, atau bahkan dari pengakuannya langsung bahwa dia memang tertariknya pada sesama perempuan. Plis, ini perlu treatment khusus ya.
Teman yang punya kecenderungan liwath ini bukan untuk dibenci, dijauhi apalagi dicaci. Mau tidak mau, dia masih saudara kita juga. Dia pun masih manusia yang dihargai eksistensinya. Sehingga penanganan teman yang lesbi ini butuh terapi para ahli. Bisa dari ustadz, psikolog maupun tim rukyah yang terpercaya. Tak lupa, butuh support banget dari keluarga dan teman-temannya. Jangan biarkan dia berjuang sendiri, bisa-bisa dia akan mencari sesama lesbi sebagai wujud pelampiasan rasa ini.
Al-Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy -Rahimahullah- dalam Kitabnya "Al-Kabair" telah memasukkan homoseks sebagai dosa yang besar dan beliau berkata: "Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth dalam beberapa tempat dalam Al-Qur'an Al-Aziz, Allah telah membinasakan mereka akibat perbuatan keji mereka.
Dengan melihat akan besarnya dosa homoseks, sampai Allah -Ta'ala- menghukum kaum Luth yang melakukan liwath dengan hukuman yang sangat besar dan dahsyat, membalikan tanah tempat tinggal mereka, dan diakhiri hujanan batu yang membumihanguskan mereka, sehingga kota mereka menjadi kenangan bagi kita, Allah -Ta'ala- berkata dalam surat Al-Hijr ayat 74:
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيل.
"Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras".
Ayat ini cukuplah jadi renungan siapa saja, terutama yang udah ada gejala SSA supaya segera mencari terapi handal agar kita semua terhindar dari murka Allah Swt yang amat pedih. Wallahu'alam. [Alga Biru]
*)Tulisan belum sempat direvisi, maaf ya. Oya, abis ini aku mau lanjut nulis tentang GEN GAY. Hemm... ?
YOU ARE READING
Cuap-cuap Islami
RastgeleNamanya juga cuap-cuap. Kadang curhat, kadang menggurui (diri sendiri). Sebagian isinya khazanah. Soalnya ada perkataan: "Sampaikanlah walau satu ayat" .