Opini dan riset kekinian, kian menegasikan apa yang tertulis disini. Homoseksualitas, apakah gen atau di luar konteks genetis, masih menjadi perdebatan. Ikuti terus postingan di work "Cuap-cuap Islami". Untuk sementara, ini yang bisa saya intisarikan. Selamat membaca!
****
Pada 1993, Dean Hamer, seorang gay, yang meneliti 40 pasang kakak beradik homoseksual. Hamer mengklaim bahwa satu atau beberapa gen yang diturunkan oleh ibu dan terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh pada orang yang menunjukkan sifat homoseksual. Hasil riset ini meneguhkan pendapat kaum homoseksual bahwa homoseksual adalah fitrah / bawaan, bukan penyimpangan sehingga mustahil bisa diluruskan.
Hasil penelitian dari seorang gay inilah yang kemudian dipakai sebagai senjata kuat mereka untuk memperjuangkan hak-haknya.
Lantas apakah para peneliti lainnya percaya begitu saja?
Sampai 6 tahun kemudian, gen pembawa sifat homoseksual itu tidak juga diketemukan real-nya. Dean Hamer pun akhirnya mengakui bahwa risetnya tidak mendukung bahwa gen adalah faktor utama yang melahirkan homoseksualitas.
"Kami menerima bahwa lingkungan mempunyai peranan membentuk orientasi seksual ... Homoseksualitas secara murni bukan karena genetika. Faktor-faktor lingkungan berperan. Tidak ada satu gen yang berkuasa yang menyebabkan seseorang menjadi gay ... kita tidak akan dapat memprediksi siapa yang akan menjadi gay."
Hamer mengakui bahwa risetnya gagal memberi petunjuk bahwa homoseksual adalah bawaan.
"Silsilah keluarga gagal menghasilkan apa yang kami harap temukan yaitu sebuah hukum warisan Mendelian yang sederhana. Faktanya, kami tidak pernah menemukan dalam sebuah keluarga bahwa homoseksualitas didistribusikan dalam rumus yang jelas seperti observasi Mendel dalam tumbuhan kacangnya."
Jadi, dari sisi ilmu pengetahuan juga membantah keterlibatan gen-gay sebagai faktor yang mendasari seseorang menjadi gay atau tidak. Lagi-lagi, ini masalah pilihan hidup, bukan keturunan.
[Diolah dari web iwanyulianto.co]
YOU ARE READING
Cuap-cuap Islami
RandomNamanya juga cuap-cuap. Kadang curhat, kadang menggurui (diri sendiri). Sebagian isinya khazanah. Soalnya ada perkataan: "Sampaikanlah walau satu ayat" .