*)Berikut ini mungkin bukan tema kekinian, tapi penting untuk direnungkan. Setidaknya buat saya pribadi. Saya coba merangkai perenungan ini, ditinjau dari dalil-dalil yanga ada. Bismillah
***
"Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil dari bumi. Allah mengutus Jibril dan memberikan perintah kepadanya, 'Ambilah segenggam tanah dari bumi.'. Maka terciptalah anak cucu Adam sesuai dengan (bentuk dan jenis) tanahnya. (Sabda Nabi Muhammad Saw).
Tanyalah manusia itu asalnya dari mana. Tanah akan memberi persaksian pertamanya. Shalat akan membela orang yang menegakkannya. Yang mati akan kembali pada asal muasal raganya, debu yang menyatu dengan tanah yang rapuh dibentuk serupa tembikar. Manusia pertama itu bernama Adam, ia bermakna adim, yakni bagian permukaan dari bumi. Itulah identitas pertama dan semua kisah yang kita lalui.
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah (yang lunak)" (Shad: 71)
Kedudukan manusia yang istimewa telah tampak dari 'alat' yang digunakan saat ia diciptakan. Perhatikan ini ! Semua makhluk diciptakan tanpa sentuhan, sedang Dia cukup berkata 'jadilah, sehingga terciptalah ia!'. Nabi Saw bersabda : 'Ada tiga hal yang telah diciptakan Allah dengan kedua tangan-Nya, dan tidak ada yang lain : Adam, surga 'And, Luh-luh yang dibuat Allah untuk menulis kalam-Nya kepada Musa". Tidakkah kita tersanjung dengan kehebatan Allah Swt? Tidakkah Dia pun berkehendak untuk menciptakan makhluk lain? Namun Dia memberikan media khusus, yakni tanganNya sendiri untuk menciptakan hikmah dan kisah penghambaan luar biasa ini.
Salah satu hamba Allah Swt meneliti calon makhluk bernama manusia, dialah Iblis. Fase itu manusia belum utuh dan ruh belum ditiupkan. Iblis berkeliling, mengira-ngira apa hebatnya karya Allah Swt ini. Kenapakah ia begitu istimewa. Nabi bersabda : "Ketika Adam telah terbentuk di surge, Allah membiarkannya begitu saja sehingga Iblis dapat mengililinya (menelitinya). Ketika Iblis mengetahui bahwa Adam itu kering, maka dia tahu bahwa Adam makhluk yang tidak dapat mengontrol dirinya". Melalui hadist ini, Iblis mengetahui nafsu sebagai kelemahan manusia. Semua kelemahan itu diseimbangkan oleh Allah Swt sesuai firmanNya: "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (setan) terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang sesat" ( TQS. Al Hijr : 42). Yang diikuti peniupan ruh Rabbani, sebagai pengisi kehidupan dan ikatan kepada Allah Swt : "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan Aku telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud." (Al Hijr : 29).
Bersujud dalam hal ini bukanlah menyembah dalam konteks peribadahan. Bersujud untuk sebuah sikap mengakui eksistensi, dari seruan yang mencakup perintah Allah Swt sendiri. Sikap takabbur memasuki relung hati iblis, hal ini terbaca dari perkataannya dalam dialog bersama Allah Swt. Yakni : "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada makhluk yang telah Ku-ciptakan dengan tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi ? Iblis berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari bara api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah" (Shad : 75-76).
Sejak tempo dulu. Penyakit sombong ini sangat memelaratkan dan fatal. Kesombongan mengakibatkan iblis, sebagai salah satu penduduk surga, terusir dan diberi tangguh menuju kesesatan. Kira-kira sudah jenis kesombongan apa yang kita lakukan? Ataukah memang perasaan itu yang selama ini menghalangi kita dari hidayah Allah Swt. Apakah sombong yang kecil maupun besar berlindung di balik kata-kata, "Saya ingin menjadi orang sholeh, berhijab, menjauhi riba, namun hati belum merasa siap". Sedangkan diri kita tercipta sempurna, lengkap lahir dan potensi ruhiyah. Iblis menonjolkan kesombongannya, sesuatu yang menjadi hak Allah Swt sebagai penguasa langit dan bumi.
"Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya! Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina" (Al-A'raf: 12-13).
"Kesombongan itu adalah selendang-Ku dan keagungan itu adalah kain penutup tubuh-Ku. Siapa pun yang mencoba menyaingi-Ku dalam salah satu dari keduanya pasti Ku-lemparkan ke dalam neraka Jahannam". []
YOU ARE READING
Cuap-cuap Islami
RandomNamanya juga cuap-cuap. Kadang curhat, kadang menggurui (diri sendiri). Sebagian isinya khazanah. Soalnya ada perkataan: "Sampaikanlah walau satu ayat" .